Kemanapun hembusan angin bergerak, disitulah langkah kaki Surya khara mengarah.Tidak ada tujuan pasti, yang ada dalam benaknya cuma membawa rasa sakit hati ini untuk pergi.
Tidak ada yang salah di padepokan resi Alokapala, cuma dia ingin meninggalkan dan membuang semua hal yang ada hubungannya dengan kinanti.
Resi Alokapala juga menyadari dengan apa yang muridnya tersebut rasakan, dan dia berharap bahwa suatu saat Surya khara akan kembali.
Bukannya dia tidak mencegahnya, namun Surya khara sudah membulatkan tekad untuk pergi.
" Surya..., ilmu kanuragan yang kau miliki belum mumpuni, jadi kenapa kau ingin pergi? "
Cegah resi Alokapala kala itu, saat Surya berpamitan untuk pergi.
" Aku rasa, yang resi guru ajarkan kepadaku sudah cukup "
Resi Alokapala tidak bisa lagi menahan keinginan Surya khara untuk pergi, dia cuma mencegah dan tidak memaksa.
Pada dasarnya kepergian Surya khara untuk menghapus bayang bayang kinanti, dia merasa jika di tempat tersebut, maka dia akan selalu berharap akan gadis itu.
Selama kakinya masih kuat melangkah, maka dia akan terus dan terus berjalan.
Kini bukan cinta yang bersemayam dalam hatinya, tapi kebencian yang terus dia tumbuhkan pada hatinya untuk melupakan kinanti.
" oh....sampai dimana aku ini? "
Surya khara terpaku sesaat, saat langkah kakinya berhenti pada suatu tempat yang teramat asing baginya.
Belum hilang rasa bingungnya akan tempat tersebut, muncul anak anak kecil dengan kepala gundul sambil tertawa berlarian mengitari dirinya.
" siapa kalian? "
Tidak ada jawaban dari anak anak kecil gundul tersebut, mereka terus tertawa sambil mengitari Surya khara
Merasa terganggu dan diremehkan, hatinya yang semula sudah sakit, langsung meledakkan amarahnya.
" hey...bangsat, kalian ini siapa? "
Namun bentakan Surya khara, tidak membuat mereka takut, mahkluk anak anak kecil itu tetap saja berlari lari mengitarinya.
" rupanya kalian ingin main main denganku, baiklah.."
Surya khara ingin segera mengusir makhluk makhluk itu, dengan sedikit gerakan gerakan kedua tangannya, maka keluarlah ajian pecut geni.
Ternyata cambuk kecil yang ada digenggaman Surya khara, mampu membuat mereka ketakutan, saat itu juga makhluk yang berupa anak anak kecil itu berlarian kesana kemari.
" dasar makhluk sialan.."
Tak lama berselang, muncul lagi hal aneh yang harus Surya khara hadapi.
Tiba tiba ditempat disekitar dirinya berubah menjadi gelap, padahal dia merasa hari masih siang.
" rupanya kalian benar benar ingin bermain main denganku "
Surya khara lalu menghempaskan cambuk apinya, tiba tiba sesuatu yang menutupi dirinya bergerak naik dan berdiri diatas pohon.
" mahkluk apa lagi ini? "
Mahkluk itu terlihat mengerikan, dia seperti manusia, tapi wujud aslinya menyerupai kelelawar.
Namun Surya khara benar benar dibuat terkejut oleh makhluk tersebut yang secara tiba tiba menyerang dirinya.
" oh....bangsat, dia tiba tiba menyerangku "
Surya khara terpaksa melompat kesana kemari untuk menghindari serangan manusia kelelawar tersebut.
" dia menyerangku sambil terbang, kau akan rasakan ajian pecut geniku ini "
Saat manusia kelelawar itu kembali menyerang, dengan cepat Surya khara langsung menghempaskan cambuk api tersebut.
Terjadi hal yang benar benar diluar dugaan Surya khara, cambukkan apinya seolah olah mampu ditahan oleh manusia kelelawar tersebut.
" oh...ini tidak mungkin "
Kini manusia kelelawar itu turun, dan saat kedua kakinya menginjakkan tanah, dia langsung menyerang Surya khara.
" aku harus mendahuluinya "
Surya khara langsung melepaskan cambukkan secara bertubi tubi, namun manusia kelelawar tersebut selalu bisa menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Api
Fiksi SejarahBerlatar belakang pada masa akan terjadinya peperangan antara kerajaan Kediri dan kerajaan Jenggala. Masing masing kerajaan tersebut mencari dukungan kepada para akuwu dan Adipati di sekitaran wilayah mereka