Sekali teriakan dari Ayu Kinanti, sudah cukup menggerakkan ratusan prajurit Medang untuk menyerang para prajurit Wura wuri.Hal yang sama juga dilakukan oleh Arya lodaya, dia langsung memerintahkan para prajuritnya untuk maju bertempur.
Perang terbuka langsung terjadi, saling menyabetkan pedang, dan saling menghujamkan tombak.
" kau yang pertama mati bayu aji "
Arya lodaya langsung melompat kearah bayu aji, dan jari jemarinya tergenggam erat, siap untuk melepaskan pukulan.
" dia bagianku bayu aji, minggirlah "
Teriak Ayu kinanti, sambil tangannya menarik tubuh bayu aji untuk menghindari pukulan Arya lodaya.
" oh...., kamu rupanya masih penasaran denganku wanita sundal "
" tutup mulut busukmu itu Arya lodaya "
" yang laki laki itu bagianku "
Muncul seorang pria dengan menggunakan cadar menutupi wajahnya, dengan jari telunjuknya mengarah pada bayu aji.
" sepertinya aku kenal dengan suara ini, tapi......, ah itu tidak mungkin "
Sangkal Ayu kinanti yang merasa kenal dengan suara orang yang bersama Arya lodaya tersebut.
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, dia langsung bergerak dengan cepat untuk menyerang bayu aji.
" oh....ini gila "
Saktian bayu aji tidak menyangka, jika lawannya tersebut memiliki kecepatan serangan yang tidak dia duga sebelumnya.
Dalam waktu yang relatif singkat, bayu aji sudah harus berkerja keras menangkis serangan serangan orang tersebut.
Saktian bayu aji benar benar dibuat tidak berdaya eh serangan yang cepat itu, dan pada akhirnya, beberapa tendangan dan pukulan sudah mendarat di tubuhnya.
" bayu aji, kau jangan menyusahkan aku "
" tidak kinanti, aku yakin masih mampu untuk menghadapinya "
" aku tidak ingin melihat kamu mati di depanku "
Ayu kinanti merasa sangat khawatir dengan keadaan bayu aji saat ini, karena terlihat jelas, jika dia menjadi bulan bulanan orang bercadar tersebut.
" tunggu apa lagi, ayo majulah wanita sundal "
Ayu kinanti tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, saat ini dia ingin menyelamatkan bayu aji, tapi di hadapan dirinya Arya lodaya.
" mana keris saktimu yang dulu "
" ini "
Arya lodaya melempar kerisnya di bawah kaki Ayu kinanti.
Ayu kinanti merasa sangat heran dengan hal ini, karena yang dia tahu, keris tersebut adalah senjata andalan Arya lodaya.
Belum terjawab rasa herannya akan keris tersebut, tiba tiba sebuah sambaran api keluar dari tangan Arya lodaya.
Dengan cepat Ayu kinanti menghindari dengan melompat ke belakang.
" oh...hampir saja "
Tidak ingin di didahului oleh Arya lodaya, kinanti langsung menyerang dengan jurus tapak seribu.
Tapi kinanti dibuat terperangah dengan apa yang terjadi, jurus tapak seribunya berhasil ditahan oleh Arya lodaya.
Tubuh kinanti terdorong beberapa langkah ke belakang, dan hampir saja dia terjatuh ke tanah.
" kau terkejut wanita sundal "
Secara perlahan, tangan kinanti meraih gagang keris yang terselip di punggungnya.
" saatnya kamu mati Arya lodaya "
" aku ingin tahu, seberapa ampuhnya kerismu itu "
Ayu kinanti mencium kerisnya, lalu dia menggerakkan tubuhnya dengan berputar putar.
" terima ini Arya lodaya "
Tubuh Ayu kinanti lalu melesat dengan cepat kearah Arya lodaya, tapi rasa percaya diri lawannya ini cukup tinggi.
Dengan tidak beranjak dari posisinya berdiri, Arya lodaya sudah siap menerima serangan kinanti.
Kedua telapak tangannya digerak gerakkan, dan keluarlah perisai api dari tangan Arya lodaya.
Tusukan keris kinanti tertahan di perisai api Arya lodaya, dia mencoba mendorongnya dengan sekuat tenaga yang dia miliki.
" mati kau..."
Tiba tiba sebuah sinar putih keluar dari ujung keris kinanti, dan melesat menembus perisai api Arya lodaya.
Tubuh Arya lodaya terhempas oleh hantaman sinar putih tersebut, dan jatuh tersungkur ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Api
Historical FictionBerlatar belakang pada masa akan terjadinya peperangan antara kerajaan Kediri dan kerajaan Jenggala. Masing masing kerajaan tersebut mencari dukungan kepada para akuwu dan Adipati di sekitaran wilayah mereka