Ungkapan Hati Surya Khara.

85 8 0
                                    


Bagai biji tumbuhan, meskipun dikubur dalam tanah, dia akan terus tumbuh dan tumbuh.

Hal ini tidak berbeda jauh dengan apa yang Surya khara rasakan, dia berusaha keras untuk menutupi rasa cintanya kepada Ayu kinanti, bukannya hilang, malah kian hari kian bertambah dalam.

Rasa cintanya pada kinanti sudah begitu menggelora, dan mulai merasuki semua alam fikirannya.

Surya khara sudah tidak mampu lagi menahan rasa yang bergejolak didalam hatinya, dia bertekad untuk mengungkapkan rasa cintanya pada kinanti.

Kinanti terlihat begitu tenang, tangan masih memegang keris cakra sukma yang telah dia dapatkan di gunung Arokabaya.

Sementara tidak dengan Surya, jantungnya berdegup cepat dan tidak beraturan, ada rasa yang ingin dia ungkapkan pada kinanti saat ini.

" kinanti..."

" ya..., ada apa Surya? "

" aku ingin mengatakan sesuatu "

" katakan "

Surya khara terdiam, bibirnya terasa kaku, dan tenggorokannya seperti terasa tercekat, dia tergolong pemuda yang berani dalam menghadapi segala pertarungan, tapi untuk mengungkapkan rasa cinta, dia masih harus mengumpulkan seluruh keberaniannya.

" lho.....katanya mau mengatakan sesuatu, ayo katakan "

Surya khara tertunduk malu, dia benar benar tidak bisa berkata apa apa.

Kinanti menatap dalam dalam wajah sahabatnya itu, terlihat butiran butiran keringat di wajah Surya khara.

" apa kamu sakit? "

" oh....tidak, aku baik baik saja kinanti"

" hari ini hawanya dingin, kenapa kamu berkeringat? "

" aku gugup, ingin mengatakan sesuatu "

" ayo katakan "

Tiba tiba Surya khara mengubah posisi duduknya, dia berputar membelakangi kinanti.

Kinanti merasa heran dengan ulah sahabatnya ini, karena tidak seperti biasanya, Surya berbicara kepadanya dengan membelakangi.

" kamu tidak apa apa? "

" tidak kinanti, aku ingin mengatakan sesuatu "

" ya sudah, ayo katakan "

" aku...mencintai..kamu "

" tidak dengar, ulangi lebih jelas lagi "

" aku mencintai kamu "

" Surya khara, berbalik dan lihat aku "

Kinanti hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, matanya melotot dan bibirnya terbuka.

" haduh......"

Dia langsung bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan mondar mandir di depan Surya khara.

Kinanti merasa tidak punya jawaban tepat atas apa yang telah Surya khara ungkapkan.

" apakah aku tidak pantas untukmu kinanti? "

" bukan, bukan itu, sebesar apa cintamu kepadaku? "

" sebesar dan setinggi gunung Mahameru "

" Surya khara, kamu adalah pemuda yang pantas untuk dicintai "

" oleh kamu kinanti ? "

" bukan, oleh wanita lain "

" berarti kamu menolak cintaku Kinanti ? "

" tolong beri aku waktu untuk berfikir"

" apa sesulit itu menerima cintaku? "

" Surya khara.., tolong beri waktu aku untuk berfikir "

Bukan perkara mudah bagi kinanti untuk memberikan keputusan, dia juga sama sekali tidak pernah menyangka jika Surya khara akan mengatakan hal ini.

Menolak, jelas akan menyakiti perasaannya, menerima, itu juga jelas tidak mungkin, karena tanpa sepengetahuan Surya karya dirinya sudah punya kekasih.

Sudah begitu banyak pengorbanan yang Surya khara berikan kepadanya, dan selama ini cuma dia yang begitu dekat dengan dirinya.

" ini tidak mungkin, ini benar benar gila "

Kinanti benar benar dalam posisi yang serba salah, selama ini dia menilai Surya khara adalah teman terbaik, dan akan selamanya menjadi teman.

Namun tanpa dia sadari, memang tidak ada teman sejati antara laki laki dan perempuan, yang ada makin lama akan menjadi cinta.

" aku harus putuskan, apapun yang terjadi, aku harus siap menghadapi segala kemungkinan "

Pukulan Naga ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang