Arya lodaya mengikuti pemuda tersebut, kemanapun kaki dia melangkah, tanpa tanya dan tanpa suara.Langkah mereka terhenti saat ada sebuah pohon yang sangat besar, dan menjulang tinggi.
" dimana gurumu? "
" tunggu sebentar "
Pemuda itu mempersiapkan sesuatu yang mirip sesaji, dan ada dupa yang dia bakar.
" hey tunggu, apa yang kau lakukan? "
" memanggil guruku "
" yang benar saja "
Dia tidak lagi memperdulikan perkataan Arya lodaya, mulutnya mulai komat kamit, dan kedua matanya terpejam.
Tak lama kemudian, Arya lodaya dibuat terkejut dengan hadirnya sosok manusia yang menyerupai kelelawar.
" ada apa Surya khara? "
" ada yang ingin menuntut ilmu guru"
Manusia kelelawar itu langsung tertawa saat mendengar ucapan Surya khara.
" beritahu syaratnya, jika dia ingin menuntut ilmu kepadaku "
" baik guru "
Arya lodaya agak keberatan dengan apa yang Surya khara, dia tidak langsung memutuskan, namun berfikir sejenak apa yang harus dia lakukan.
" baiklah, aku terima syarat itu "
Keinginan Arya lodaya untuk menambah keampuhan kerisnya, berubah arah, justru kini dia yang ingin menambah kesaktian ilmu kanuragannya.
Namun dia tetap ingin pada rencana semula, yaitu menambah keampuhan keris miliknya.
" guru.."
" ada apa Arya lodaya? "
" bisakah guru menambah kesaktian kerisku ini? "
Arya lodaya mengeluarkan kerisnya, dan langsung ditunjukkan pada manusia kelelawar.
" letakkan kerismu di tanah "
Entah darimana munculnya?, tiba tiba ada lima anak anak kecil yang sudah mengelilingi keris Arya lodaya.
" coba kalian masuk ke keris itu "
Satu persatu melompat menginjak keris tersebut, dan seketika itu pula tubuh mereka menghilang.
Namun tak lama kemudian, tiba tiba mereka kembali keluar seperti dilemparkan oleh keris itu.
" ampun tuan, kami tidak sanggup, hawa keris ini sangat panas "
Manusia kelelawar terdiam, namun sesaat kemudian kepalanya sudah manggut manggut, seperti menemukan sebuah ide.
" aku keluarkan tuah keris ini, dan akan aku masukkan ke tubuhmu "
" apa bisa? "
" tentu saja bisa "
" baiklah "
Dengan duduk posisi bersilah, Arya lodaya menanti apa yang akan manusia kelelawar lakukan terhadap dirinya.
Tak lama kemudian tubuh Arya lodaya terasa panas, dia berusaha mencoba untuk bisa menahannya.
Sementara, dengan sorot mata yang tajam, manusia kelelawar menatap keris yang berada di atas tanah tersebut.
Tiba tiba, sebuah bulatan berwarna agak kekuningan mirip api keluar dari keris tersebut, dan langsung masuk ke tubuh Arya lodaya.
Arya lodaya langsung berteriak keras, kala bulatan kuning mirip api tersebut masuk ke dalam tubuhnya.
Dia seperti tidak mampu menahan bulatan yang masuk kedalam tubuhnya itu.
Tubuhnya berguling guling ke tanah, dia terus seperti mengerang kesakitan dengan berteriak teriak.
Tak lama kemudian, tubuh Arya lodaya tidak bergerak, hembusan nafasnya terlihat begitu cepat.
Melihat hal ini, manusia kelelawar tersenyum puas, namun Arya lodaya belum juga terbangun.
" apa dia tidak apa apa guru? "
Tanya Surya khara sedikit khawatir, karena Arya lodaya terlihat belum ada tanda tanda untuk terbangun.
Namun rasa khawatir itu sirna, kala Arya lodaya telah membuka kedua matanya dan langsung kembali duduk bersilah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Api
Historical FictionBerlatar belakang pada masa akan terjadinya peperangan antara kerajaan Kediri dan kerajaan Jenggala. Masing masing kerajaan tersebut mencari dukungan kepada para akuwu dan Adipati di sekitaran wilayah mereka