Sweet Dream

58 6 0
                                    

Jajaran gedung tua disebuah tempat-entahlah apa nama tempatnya. Sepasang insan duduk disalah satu bangku. Dengan sang pria yang membawa kamera untuk merekam keadaan sekitar. Ah, tidak, bukan, merekam sang gadis lebih tepatnya.

"Soora, hadap sini"

Gadis bermarga Han itu menoleh ke arah kamera yang siap mengambil gambarnya. Dengan pose dua jari membentuk huruf V-pose andalannya. Serta gigi kecil yang tertata rapi membuat sang gadis terlihat semakin imut. Apalagi sebungkus permen kapas ditangan kirinya.

"Satu .. Dua .. Tiga" tepat hitungan ketiga suara 'klik' terdengar menandakan telah berhasil menangkap gambar objek didepannya. "Kau manis sekali, sayang"

Soora, hanya Soora yang menjadi objek favoritnya. Terlihat gadis itu menampakkan semburat merah dikedua pipinya. Ah, Jungkook jadi gemas.

"Warna pipimu, melebihi warna permen kapas ini," ucapnya sambil memakan permen kapas.

"Tidak apa-apa, yang penting Oppa suka,"

Laki-laki itu sedikit terheran, tumben sekali Soora tidak marah saat ia meledeknya. Biasanya saja, Jungkook akan mendapatkan cubitan-cubitan kecil.

"Oppa, ayo kita pergi ke jembatan itu" tunjuk Soora pada jembatan lengkung yang terlihat ramai. "Pasti berfoto disana hasilnya akan bagus".

Jungkook sempat melongok ke arah yang Soora tunjuk. Ya tanpa pikir panjang, pergelangan tangan kekasihnya ditarik menuju jembatan yang dimaksud.

Mungkin karena hari ini akhir pekan, jadi keadaan sekitar sedikit lebih ramai. Semua orang butuh melepaskan penat dari hari-hari mereka bekerja.

Baru saja keduanya akan menginjak jembatan itu, burung-burung merpati lebih dulu menyambut kedatangannya. Wah, benar-benar seperti dalam drama romantis. Kira-kira apa yang akan terjadi setelah ini? Jika didrama, sepasang kekasih akan saling memberikan rasa kasih sayang dengan berciuman tepat di tengah-tengah jembatan.

Rupanya, kisah itu memang berlaku untuk Jungkook dan Soora. Kini keduanya saling memandang, tersenyum guna menandakan perasaan yang benar-benar tulus. Hingga salah satu tangan Jungkook meraih pinggang sang gadis untuk lebih dekat dengannya. Tangan lainnya terulur untuk menyingkirkan anakan rambut yang menghalangi wajah ayu Soora. Menyatukan benda kenyal keduanya.

Entahlah, berapa lama keduanya saling memagut, hingga salah satu tangan Jungkook terasa pegal, lantas menyentuh pinggiran jembatan yang tanpa dia sengaja menyenggol kameranya yang dia taruh.

Sontak Jungkook terkejut. Sebenarnya tak masalah jika ia harus membeli kamera baru, tapi kenangan mereka di tempat ini berada di kamera itu. Laki-laki itu reflek meloncat ke arah sungai dibawahnya guna menangkap kamera miliknya. Hingga-

"Jungkook-ah..!! Bangun..!!" itu suara Jeon Sena—kakak Jungkook.

"Noona...!!!!"

Jungkook terbangun dengan wajah dan baju yang basah. Iya, kakaknya menyiramnya dengan segayung air. Jungkook benar-benar kesal, saat melihat sang kakak yang terlihat akan tertawa lepas.

"Noona bisa tidak membangunkan dengan cara yang sedikit halus? Lagipula ini hari libur, kenapa pagi sekali membangunkannya?" kesalnya pada sang kakak.

"Hari libur, pala kau. Ini hari Senin, memangnya kau tidak sekolah?"

Dengan rasa kejutnya, Jungkook melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Benar-benar gawat Jungkook ini.

"Dari tadi kubangunkan, kau tak mau bangun. Malah yang kulihat kau senyam-senyum,"

Tanpa mengindahkan ucapan sang kakak, Jungkook berlari menuju kamar mandi. Mungkin akan ada seseorang yang mandi dengan kecepatan mengalahkan kecepatan Valentino Rossi, sang legenda pembalap MotoGP.

Tapi, jika tidak begitu, akan dipastikan Jungkook terlambat ke sekolah. Maka, selepas lima menit membersihkan diri, turun menyambar kunci motor di meja yang terletak dekat pendingin makanan.

"Sayang, sarapan dulu,"

"Tidak usah, Ma. Jungkook sudah terlambat,"

"Sayang, ini masih pukul enam lewat sembilan menit,"

Mendengar ucapan ibunya barusan, Jungkook langsung melihat jam tangannya. Memang benar, masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Jungkook terdiam sejenak sebelum akhirnya menatap nyalang Sena yang asyik memakan sarapannya dengan sedikit kekehan disana.

Dia yakin, pasti kakaknya mengubah jam di kamar Jungkook sebelum membangunkannya. Hati-hati untuk Sena, balas dendam itu pasti lebih menyeramkan.

.

.

.

TBC

Maafin aku ya semisal ceritanya nggak menarik, kadang aku bingung mengekspresikan khayalan ku :)

Red JellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang