"Noona, kupinjam laptopmu,"
Jungkook baru saja membawa laptop dari kamar sang kakak. Mungkin karena dirinya mendapat tugas membuat makalah. Entahlah, tugas sekolah Jungkook, biar dia saja yang mengerjakan. Kita cukup mendoakan agar nilai Jungkook tidak buruk.
Bukannya ayah atau ibunya tidak ingin memberikan laptop untuk Jungkook, hanya saja bagi mereka pelajar SMA tidak terlalu sering menggunakan alat elektronik itu. Jadi, sementara Jungkook selalu bergantian dengan Sena sampai Jungkook masuk perguruan tinggi. Seperti saat ini.
Anggap saja Jungkook berbicara dengan parfum Sena yang mengudara di kamarnya, lantaran kamar kakaknya itu tak berpenghuni. Mungkin Sena sedang mencomot adonan kue yang sedang ibunya buat untuk camilan nanti malam. Atau mungkin baru saja berkeliaran mengelilingi seisi rumah dengan handuk yang tergantung dipundak.
Walaupun begitu, Sena melihat adiknya yang baru menutup pintu kamar sambil membawa laptop disalah satu tangannya. "Kalau bisa, jam sembilan sudah harus selesai. Ingin kupakai," katanya.
Jungkook mengangguk paham, namun tiba-tiba sebuah ide terlintas dikepalanya saat ia melihat Sena yang membawa botol shampo baru.
Baru saja Sena menutup pintu kamar mandi, Jungkook meletakkan kembali laptop yang dipegangnya. Mengendap-endap ke arah lemari baju sang kakak, mengambil seluruh pakaian dalam. Tentu Jungkook tidak risih menyentuh barang itu, dia sudah hidup delapan belas tahun bersama sang kakak. "Balas dendam dimulai, Noona" ucap Jungkook lirih sebelum akhirnya ia pergi bersama laptop dan pakaian dalam Sena.
Di kamarnya, Jungkook tak langsung mengerjakan tugas. Ia terbayang-bayang saat Soora makan bersamanya. Apalagi saat sebuah pertanyaan yang membuatnya tersenyum hingga saat ini.
"Oppa, kenapa waktu itu teman Oppa memanggil Soora dengan sebutan Red Jelly?"
Awalnya Jungkook itu ragu, siapa temannya yang tahu tentang Red Jelly kalau bukan Park Jimin? Iya, hanya Jimin satu-satunya yang waktu itu melihat nama kontak Soora diponselnya. Tapi tak apa, untung saja Soora sudah menjadi kekasihnya. Semisal belum, Jungkook kan jadi malu ingin menjelaskannya.
Namun, yang membuat perutnya terasa mendapat gelitikan kupu-kupu, saat Soora datang ke kelasnya, gadis itu membawa gummy bear dan memisahkan antara gummy bear merah dengan warna lain dihadapan Jungkook. Menurut Jungkook rasa antara warna merah dengan lainnya sama saja, tapi menurut Soora, rasanya berbeda. Apalagi saat Jungkook ditawari satu buah gummy bear dengan posisi satu gummy bear lain berada belah bibirnya. Jelas Jungkook akan memilih gummy bear yang berada dibelah bibir Soora. Tak apa kan merasakan gummy bear sekaligus merasakan bibir Soora?
"JUNGKOOK-AH...!!!"
Tiba-tiba teriakan Sena terdengar hingga kamar adiknya. Bukannya panik karena mengerjai sang kakak, Jungkook malah terkekeh kecil. Tangan kekarnya diletakkan diatas lutut dengan jari menekuk menyisakan tiga jari—ingin menghitung mundur. Maka, tepat saat sisa jari terakhir menekuk, pintu kamar Jungkook terbuka. Menampilkan gadis dengan lilitan handuk yang menutupi tubuhnya.
"Kau kemanakan pakaian dalamku?" tanya Sena dengan emosi yang membuncah.
Belum Jungkook jawab, kedua orang tua mereka sampai menghampiri adik-kakak ini yang tengah beradu mulut.
"Pakaian dalam apa? Kenapa Noona menuduhku?" alibi Jungkook.
"Karena kau yang tadi masuk kamarku,"
Sang adik malah menekuk alisnya, berakting layaknya seseorang yang dituduh tanpa bukti. Menggeleng guna menambah perlindungan untuk meyakinkan orang tuanya. "Ada bukti?"
Sesaat Sena terdiam, dia yakin jika ini ulah adiknya. Tapi, ia tak memiliki bukti apapun untuk menyalahkan Jungkook. Maka, kalimat Sena selanjutnya membuat Jungkook sedikit tercekat.
"Aku akan mengecek seisi kamarmu," tandasnya yang berlalu memasuki kamar sang adik.
Tak tanggung-tanggung Sena mengobrak-abrik kamar Jungkook. Selimut yang sudah tergeletak dilantai berserta bantalnya juga, pintu lemari baju yang sudah terbuka semua, tak menampilkan baju-baju berwarna cerah—baju Jungkook dominan warna hitam. Bahkan sampai koper pun dibuka oleh Sena. Dan memang ia tak menemukan pakaian dalamnya.
Sena sampai mengerang sendiri. Tidak mungkin ia tak memakai pakaian dalam. Ibunya yang melihat merasa kasihan pada putrinya. "Kook, kembalikan pakaian dalam kakakmu. Kasihan dia,"
Jungkook menghela nafasnya. Berlutut guna menarik koper kecil yang berada dibawah tempat tidur. "Lihatlah," jedanya menunjuk koper berwarna pink pastel. "Bukankah ini koper Noona yang hilang? Koper khusus untuk semua pakaian dalam Noona. Cek saja, bahkan gadis muda seperti Noona bisa lupa," pungkasnya.
Ketiga anggota keluarga lainnya tak tahu, bahwa dalam hati Jungkook, ia tertawa keras. Bukankah sudah dibilang, jika balas dendam itu akan lebih menyeramkan.
.
.
.
TBC
:)) 보라해 💜

KAMU SEDANG MEMBACA
Red Jelly
RomanceMenyukai adik kelas, mungkin itu terdengar klasik. Namun, alasan Jungkook menyukai Soora, karena gadis itu menyukai warna merah. Semua harus merah. Red Jelly itu panggilan Jungkook untuk Soora. Tau tidak kenapa Jungkook memanggilnya seperti itu ? ...