Mall

65 6 0
                                    

"Bagaimana kau bisa memasukkan kado ini ke tasku?" tanya Jungkook.

Keduanya saat ini berada dalam mobil. Melakukan perjalanan menuju pusat perbelanjaan. Sebenarnya, Soora tak terlalu senang berjalan-jalan ke mall, katanya disana hanya melihat orang berjualan. Bahkan pusat bermain saja juga berisikan kebanyakan anak dibawah dua belas tahun. Namun, karena paksaan Jungkook dengan alasan ingin merayakan ulang tahunnya sekaligus resminya mereka menjadi pasangan kekasih, mau tak mau membuat Soora menuruti kemauan Jungkook.

"Dibuka resletingnya"

Sontak Jungkook terlonjak dengan kalimat Soora barusan, bersamaan dengan ia yang mendadak menginjak pedal rem pada saat lampu lalu lintas menampilkan warna merah. Untung saja belakang mobil Jungkook tidak ada kendaraan lain. Sumpah, Jungkook takut dan kaget.

Pun gadis itu tak berbeda dengannya, sama-sama terkejut. Bedanya Soora terkejut karena Jungkook yang mengerem mendadak.

Lantas pria itu menghadap Soora dengan mata yang membola serta bukaan mulut. Nafasnya tercekat. Bingung juga bagaimana merespon kalimat Soora. "Soora, kita ini baru saja jadian. Kenapa langsung buka resleting, sih?"

Aduh, Soora malah menepuk keningnya sendiri setelah penuturan Jungkook memasuki rungunya. Kadang Soora berpikir, bagaimana Jungkook bisa pintar di kelasnya dengan otak yang seperti ini? Bukan dengan menggoda gurunya, kan? Iya itu kalau gurunya perempuan, kalau laki-laki? Soora tidak ingin membayangkannya lebih jauh lagi. Malah nanti membuatnya bergidik ngeri.

"Makanya, jangan kebanyakan menonton acara yang menampilkan gadis-gadis mengobral dada dan paha," jedanya sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada. "Oppa jadi ketagihan, kan" imbuhnya.

'Kalau begitu, biarkan aku yang melihatmu mengobral keduanya'—batin Jungkook. Jelas dirinya hanya berani membatin, disamping Soora yang masih polos, Jungkook juga tidak ingin pulang dengan tubuh tak bernyawa. Pandangannya saja tak berani melihat Soora, hanya ingin berfokus saja pada jalanan saat ini.

Selepas lampu menunjukkan warna hijau, tanpa ragu Jungkook melajukan mobilnya menuju tujuannya. Mungkin karena saat ini hatinya jauh lebih mendominasi perasaan senang berjalan bersama Soora yang sekarang menyandang status sebagai kekasihnya, tangan gagah berurat itu memberanikan menyentuh salah satu tempurung tangan putih nan lembut itu. Tak lupa sebuah senyuman juga terpatri diwajahnya. Diusapnya tangan pualam itu penuh afeksi, seakan memberi isyarat bahagianya Jungkook mendapatkan hati Soora.

Gadis itu melirik tangan dan wajah Jungkook bergantian. Pipinya memanas. Bahkan pendingin mobil pun tak bisa menghilangkan rasa panas di pipinya. Apalagi dirinya juga sedang berusaha menahan senyumnya—masih malu-malu.

"Jangan canggung ya saat bersamaku"

"T-tidak kok, Oppa"

Jungkook terkekeh mendengar ucapan Soora. Terlihat sekali kalimat barusan menandakan bahwa gadisnya itu canggung. Ya dirinya memaklumi sih, namanya juga baru sehari jadian. Ah, Jungkook jadi tersenyum lagi, kan saat mengingat ciuman itu. Padahal awalnya saja takut Soora marah. Eh, malah dirinya seakan mendapatkan doorprize. Memang standar bahagia Jungkook sangat sederhana.

Diam-diam malah Jungkook merapalkan doa agar dewi cinta memanah hati Soora dengan panahan perasaan yang sama dengannya. Benar-benar sedang kasmaran.

Mungkin sekitar satu jam lebih delapan menit keduanya sampai pada salah satu pusat perbelanjaan. Jungkook lantas melepas sabuk pengamannya seraya menunggu Soora yang juga melakukan hal sama dengannya dan sedikit merapikan penampilan.

Bahagianya sudah berlipat-lipat saat ini. Melihat gadis itu menata poni pada cermin saja menurutnya itu salah satu kegiatan yang tidak boleh ia lewatkan. Menurutnya sih, semua kegiatan yang dilakukan Soora, adalah hal penting baginya. Terdengar berlebihan, tapi begitulah adanya saat ini.

Red JellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang