Prolog

92 12 0
                                    

Welcome to Grace's Angels!

"Di cerita ini aku mengharapkan kedewasaan readers dalam menyikapi cerita ini ya... Ada beberapa adegan kekerasan dan bully, yang jelas tidak baik untuk ditiru." -Ce

Happy Reading-!

∘˚˳°☆゚.*・。 { Grace's Angels } 。・*.゚☆°˳˚∘

Prolog

Lagi.

Grace kembali terkunci.

Kali ini di ruang penyimpanan olahraga.

Gelap.

Dan pengap.

Bau karet dari bola maupun bau debu bercampur menjadi satu di dalam ruangan itu.

Grace sudah lelah untuk sekedar berteriak meminta tolong, atau mengetuk pintu berulang kali. Semuanya sia-sia.

Bukankah hal ini akan selalu berakhir sama, ia terkunci dan tidak bisa keluar kecuali ada orang yang menemukannya. Ini bukan yang pertama kalinya, atau yang kedua kali. Grace sendiri malas untuk menghitungnya. Bukan karena hal itu menyedihkan untuk diingat, tetapi karena sudah terlalu banyak untuk dihitung.

Grace hanya bisa duduk bersandar pada dinding di samping pintu, selalu begini. Ia memikirkan apa salahnya, sampai ia selalu diperlakukan seperti ini. Tidak terhitung berapa banyak seragam yang sudah ia beli berulang kali karena disiram, dirobek, dicoret, dibuang, dibakar. Tidak terhitung berapa banyak luka gores, rambut rontok, memar, dan rasa sakit yang selalu dirasakannya.

Padahal dulu hidupnya tidak semenyedihkan ini. Sejak ia kehilangan kedua orangtua nya, hidupnya mulai menderita. Semua orang mulai memandangnya sebelah mata. Grace adalah seorang anak tunggal. Ia mempunyai seorang Bibi dan Paman, serta saudara sepupu sebagai keluarganya. Tapi, hei, siapa itu keluarga? Paman dan Bibinya seakan menutup mata dan telinga. Mereka tidak peduli akan apapun yang dialami oleh Grace.

Grace hanya hidup dari uang peninggalan ayah dan ibunya. Tapi, uang yang tersisa tidak akan sesedikit itu, kalau seandainya bibinya tidak mengambil sebagian besar uang tersebut. Bahkan rumahnya yang penuh akan memori dan kenangan manis, akan direnggut darinya karena tunggakkan pembayaran.

Bekerja? Diumurnya yang masih 15 tahun, apa yang bisa ia lakukan? Setiap hari ia selalu pulang malam dari sekolah karena dibully, bahkan di jalan pulang ia selalu diganggu oleh beberapa pemuda yang suka keluar malam-malam.

Grace lelah.

Dia hanya ingin mengakhiri ini semua.

Sudah cukup! Penderitaan ini akan segera berakhir.

Dalam remang-remang ia melihat ada tali tambang di sudut ruangan. Tepat di atas tumpukkan dus-dus besar.

Benar, mungkin sudah saatnya.

Sudah saatnya untuk mengakhiri ini semua, ia sudah tidak tahan lagi. Harus berapa lama lagi ia menahan semua penderitaan ini? Maka, Grace merangkak perlahan menuju ujung ruangan, ia meraih gulungan tali itu dengan tangannya yang gemetar.

Lalu menengadah, ada sebuah besi di atap ruangan yang memiliki celah, nampaknya besi itu cukup kokoh untuk ia pakai bergantung.

Ya. Grace akan mengakhiri hidupnya.

Kisah yang tragis, seorang gadis berumur 15 tahun yang hidup sendirian, di-bully, dan tidak berdaya.

Ia tersenyum pedih, apa ini akhir dari hidupnya?

Baiklah, mari akhiri disini.

Grace menaiki sebuah kursi kayu reyot, kursi itu bergoyang saat ia menumpukan dirinya disana. Ia agak berjinjit untuk bisa memasukkan tali tambang ke celah besi. Tidak, ia tidak menangis. Air matanya sudah habis, lagipula untuk apa menangisi niat bunuh dirinya? Ia sudah terlalu lelah untuk berpikir jernih.

Saat tali itu sudah siap, Grace menghirup napas terakhir sambil memejamkan matanya. Ini salah, memang, tapi maafkan dirinya yang tidak sanggup menahan penderitaannya lagi.

Ia mencondongkan kepalanya untuk masuk kedalam lubang tali, kemudian dalam sekali lompatan ia menjatuhkan dirinya dari kursi.

Ia merasa sesak.

Grace menggoyang-goyangkan kakinya, bentuk refleks tubuhnya untuk bertumpu pada sebuah benda, apapun itu. Tapi kosong, tidak ada apapun, kursi yang tadi ia pakai, terjatuh dan jaraknya terlalu jauh untuk dia  raih. Ia memejamkan mata, inilah pilihannya. Ia tidak bisa menyesalinya. Sesak di dadanya semakin menjalar, terasa panas, lehernya terasa sakit, kedua tangannya memegang leher yang mulai terasa kering, ini panas. Sungguh.

Sampai akhirnya di titik kesadaran terakhir...

Semua gelap.

To be continued...

- 5 Desember 2020 -

[Revisi : 19 April 2024]

Grace's AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang