Grace's Angels 25

9 5 2
                                    

Halo semua apa kabar?

Selamat datang kembali di cerita ini, jangan lupa vote dan komentar ya-!

Stay safe and healthy

Happy Reading-!

∘˚˳°☆゚.*・。{ Grace's Angels }。・*.゚☆°˳˚∘

Grace's Angels 25

"Anye aku boleh tanya sesuatu?"

Grace dan Anye sedang duduk di pinggir lapangan sekolah dimana ada murid-murid laki-laki yang sedang bermain basket. Mereka tidak hanya berdua, ada beberapa murid lain yang duduk-duduk di sana.

"Kalau lo mau tanya soal Jess, gue nggak mau jawab."

Grace tertegun sebentar ketika mendengar nada suara Anye, tapi ia sudah kelewat penasaran juga khawatir pada temannya ini. "Memangnya kenapa? Kalian kenapa sih sebenernya?" Anye menatapnya tajam kemudian membuang muka kearah lain, "gue udah bilang nggak mau jawab." katanya.

"Kamu tuh ada masalah ya sama Kak Jess? Tapi, dia baik loh, kan dia yang tolongin kita waktu itu." Grace tidak menyerah dan terus berusaha agar Anye mau bercerita. "Gue nggak tahu kalau lo tuh ternyata kepo dan bodoh," balas Anye yang membuat Grace kembali terdiam. "Yaudah, kalau gitu aku minta maaf udah terlalu ikut campur, tapi kalau memang ada sesuatu yang pengen kamu ceritain, aku mau dengerin kok." Grace memilih untuk mengalah, ia berdiri dari duduknya dan mengebuti rok belakangnya lalu melangkah menjauhi lapangan berniat menuju kelas.

Tapi, ia dicegat oleh Nara di koridor, yang menarik lengannya menuju koridor lain yang lebih sepi. "Kenapa kak?" tanyanya, "lo bilang apa?" bukannya menjawab Nara justru bertanya balik membuat Grace mengerutkan dahi bingung. "lo bilang apa ke Ra?" Nara menekankan kata terakhir, Grace mengingat-ingat tapi ia masih bingung apa maksud pertanyaan Nara sebenarnya.

"Kenapa tiba-tiba si Ra mau-mau aja ketemu ortunya?"

Grace menatap Nara aneh, bukankah itu bagus kalau Ra mau bertemu dengan orang tuanya, masalah mereka akan selesai kalau mereka berbicara. Kenapa Nara justru terlihat panik seperti ini?

"Kak, bukannya bagus kalau mereka ketemu? Mereka bisa lurusin masalahnya." Grace menjawab, Nara justru mendengus menatapnya kesal "lo yang nggak ngerti apa-apa!" ketusnya. Nara lalu berbalik dan melangkah menjauh dengan buru-buru.

Grace mengangkat bahu dan berbalik kembali menuju kelasnya, di depan pintu kelas sedang bersandar di dinding H terlihat sedang menunggu. Ketika jarak Grace tersisa tiga langkah lagi H menyadari kehadirannya dan mendekat, "lo yang bujuk Ra buat ketemu orang tuanya?"

Pertanyaan yang sama kembali terlontar, Grace jadi merasa bingung. Kenapa reaksi mereka jadi begini. "Kenapa sih sebenernya? Bukannya bagus?" tanyanya, lama-lama jengah. H menatapnya tak percaya, "jadi, beneran lo?" Grace mengangguk, H menghela napasnya kemudian berbalik melangkah menjauh.

Grace menatap punggung cowok itu sampai hilang di ujung koridor kemudian ia menghembuskan napas dan masuk ke dalam kelas. Pikirannya jadi tertuju pada Ra, apa yang ia lakukan salah? Kenapa reaksi Nara dan H seperti itu? Bukankah itu bagus untuk Ra? Orang tuanya sudah akan menerima dirinya, lalu kenapa justru mereka merasa kesal?

Ketika pulang sekolah, sikap Nara dan H sudah seperti biasa. Mereka bercanda dan tertawa bersama, Grace menjadi agak lega setelahnya.

"Lo mau gue anter?"

Ra menggeleng, "katanya dijemput." balasnya pada Jean yang barusan bertanya. Jean mengangguk lalu masuk ke kamarnya kembali, sementara H dan Nara memang sudah ada di kamar mereka sejak pulang sekolah.

Ra menatap Grace sambil tersenyum, "malam ini, papa ngajakin ketemu, katanya mau kasih tau sesuatu." katanya dengan ekspresi cerah. Grace mengangguk, ia sudah dengar kabar itu dari Jean. Ra menautkan kedua tangannya, dan Grace sadar kalau laki-laki itu sedang gugup. Maka dari itu Grace mendekat dan menepuk punggung Ra, "tenang aja, semua akan baik-baik aja kok." katanya berusaha menenangkan.

Akhirnya ketika jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam dan mobil pajero yang Grace kenali milik ayah Ra datang. Pria itu keluar dari mobil dan menyapa Jean yang membukakan pintu, lalu menatap Ra dan mengusap kepalanya. "Sudah siap?" tanyanya yang diangguki oleh Ra. Kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil setelah berpamitan. Tapi, Nara dan H tetap tidak keluar dari kamar mereka.

"Telpon gue langsung aja oke?"

Grace berdiri di ruang tamu, sedikit mendengar percakapan Jean dan Ra. "Nggak bakal kenapa-kenapa kok." balasnya lalu masuk ke dalam mobil.

Jean masih berdiri di teras sampai mobil itu menghilang, lalu berbalik masuk ke dalam dan menutup pintu. Ia menatapnya sebentar kemudian melanjutkan langkah. Grace berdoa di dalam hatinya semoga semua berjalan lancar dan baik-baik saja.

Lima menit setelah Ra pergi, pintu kamar Nara dan H terbuka dan mereka berdua keluar dari sana. "Dia udah pergi," bisik Nara pada H yang masih bisa Grace tangkap. "Hooh, udah pergi." Mereka berdua duduk di sofa dan menyalakan televisi, tapi mereka tidak fokus menonton. Grace juga duduk di sana, membuka buku pelajarannya sekedar dibaca sedikit.

"Udah belom?"

"Belom."

"Dibaca nggak?"

"Katanya udah."

"Terus?"

"Ya belom bilang apa-apa lagi."

Grace mengangkat pandangan dari bukunya ke arah Nara dan H, mereka sejak tadi sedang sibuk bisik-bisik sambil menatap ponsel. Ia menatap mereka berdua bingung lalu kembali membaca.

Lima belas menit kemudian mereka kembali melihat notifikasi ponsel, mengetik dengan cepat. Lalu kembali duduk bersandar, kemudian Jean datang dan ikut bergabung "gimana?" tanyanya. Nara menatap cowok itu lalu menggeleng, "masih oke." jawabnya.

Jean duduk, Grace lalu menyadari kalo mereka sedang menunggu sesuatu. Ponsel Jean kemudian berbunyi, ia langsung bangkit berdiri dan mengangkatnya. Wajahnya langsung terlihat panik dan khawatir, diikuti oleh Nara dan H yang menunggu dengan tidak sabaran.

"Oke, gue ke sana, lo tunggu di lobi."

Jean memutuskan sambungan panggilan, Nara dan H ikut berdiri. Jean mengambil kunci mobil di atas meja dan ponsel lalu menuju pintu.

"Tunggu, kalian mau kemana?"

Nara berbalik menatap Grace, "gue udah bilang, lo nggak tau apa-apa. Nggak usah ikut campur kali ini." katanya ketus. Grace menahan lengan laki-laki itu, "Kak Ra kenapa?" tanyanya.

"Kalo gitu lo ikut aja."

To be continued...

- 19 June 2021 -

Grace's AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang