Bagian 8 : Persiapan Pernikahan

4K 466 19
                                    

Dua hari setelah acara lamaran kedua calon pengantin menemui W.O. yang akan mengurusi pernikahan mereka. Tak hanya mereka berdua, ada Nana dan juga Mama yang turut menemani mereka.

Kedua calon pengantin tersebut manggut-manggut saja setiap kali Laras menjelaskan setiap detail beberapa konsep pernikahan.

Sebenarnya Odit memiliki konsep pernikahan yang selalu ia impikan. Walau usianya masih muda, tapi Odit selalu mengkhayal sebelum tidur. Membayangkan konsep pernikahannya, masa depannya bahkan jumlah anaknya. Dan ia baru sadar jika selama ini ia sama sekali tak pernah mengkhayalkan sosok bagaimana rupa suaminya nanti.

Namun, Odit diam saja karena ia tau pernikahannya ini terjadi bukan sepenuh karena keinginannya. Hanya karena janin yang berada dalam perutnya menuntutnya untuk memenuhi pernikahan ini.

Seusai menemui wedding organizer, di hari berikutnya mereka melalukan fitting gaun pernikahan. Kebaya untuk acara ijab qabul dan gaun untuk acara resepsi.

Lagi-lagi Odit menyerahkan sepenuhnya pada Nana. Menyuruh Nana yang memilih saja dengan alasan ia tak tau harus memilih yang mana karena saking indahnya semua gaun tersebut. Padahal, ia hanya merasa sedih dan moodnya benar-benar anjlok.

Tak ada yang dipusingkan Odit untuk segela persiapan pernikahannya. Semua diserahkan pada wedding organizer. Ia pusingkan hanya nasib dirinya ke depan. Bagaimana nanti kehidupan pernikahannya dengan Akram?

Bicara soal Akram. Ia benar-benar semakin tidak mengenal pemuda tersebut. Akram begitu pendiam, tidak ada Akram yang ramah. Akram begitu dingin, tidak ada Akram yang hangat setiap kali berbicara. Akram yang murah senyum tidak ada lagi.

Jadi, selama beberapa hari ini pertemuan mereka sama sekali tidak saling berbicara. Bahkan menyunggingkan senyum saja tidak.

Odit pernah menyunggingkan senyum saat mereka menemui wedding organizer, namun Akram membuang muka membuat Odit tak pernah lagi tersenyum pada calon suaminya itu.

Harusnya yang bersikap dingin Odit, bukan? Karena yang paling rugi adalah Odit. Mengenai mungkin saja Akram marah padanya, Odit sungguh tak mengerti kalau saja pemuda itu marah padanya. Karena kesalahan ini ada, bermula dari pemuda itu. Kalau saja Akram tak memulai, Odit tak akan terhanyut dan mereka terjebak dalam pernikahan ini.

Hari selanjutnya mereka melakukan pemotretan pre-wedding. Sebenarnya Odit sangat malas dengan semua ini. Apalagi mengganti pakaian beberapa kali, riasan wajah dan tatanan rambut.

Entah kenapa Odit merasa lemas. Ia merasa saat ini butuh kasur dan tidur lelap. Mungkin saja efek kehamilannya. Karena akhir-akhir ini, ia telah mengalami morning sicknees. Setiap pagi buta, ia akan mual dan tak memuntahkan apapun.

Bahkan ia tak terlalu suka mencium bau makanan yang begitu kuat. Yang ia makan beberapa hari ini hanya sayur dan buah-buahan. Nasi dan lauk lainnya tak bisa masuk ke dalam perutnya. Mencium aroma ayam goreng saja, ia akan langsung mual.

Selesai melakukan pemotretan kelima kalinya, mereka beristirahat sejenak. Sekalian mengganti gaun Odit serta tatanan rambutnya.

"Cantik banget! Biar kamu gak pake riasan tetep cantik kok." Odit hanya tersenyum dan menggumamkan terima kasih pada penata rias. Ini bukan pertama kalinya ia mendengar pujian penata rias tersebut, entah sudah berapa kali.

"Mudah-mudahan anak saya nanti cantiknya kayak kamu." Odit tersenyum lagi dan mengaminkannya. Sudah banyak juga yang mengatakan hal itu padanya. Banyak ibu-ibu hamil yang ingin anaknya secantik dirinya.

"Suaminya juga ganteng lho Mbak," sahut asisten penata rias tersebut. Binar matanya benar-benar terpesona sosok Akram.

"Pasti anak kalian nanti cakep banget," celetuknya lagi. Odit kali ini hanya tersenyum tipis. Menatap lamat pantulan dirinya pada cermin di hadapannya. Selesai merias wajahnya, penata rias dan asistennya tersebut pamit lebih dulu.

Bittersweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang