Bagian 10 : Minta Dijemput

3.5K 435 9
                                    

Saat masuk kembali ke dalam mobilnya, Akram terkejut saat tidak ada Odit di kursi penumpang. Dengan cepat ia merogoh ponselnya di saku celana dan melihat ada notifikasi pesan dari Odit yang muncul di layar ponselnya. Pesan yang dikirim sebelas menit yang lalu.

Cantika : so sorry. Ga langsung pamit sama kamu. Aku ngantuk bgt pengen cepet balik ke rumah.

Cantika : kamu bisa kok lebih lama lg ngobrol dgn Janneta. Aku gpp pulang duluan :)

Akram menghela nafas panjang, menenangkan pikirannya lebih dulu lalu melajukan mobilnya.

Sementara si pengirim pesan tersebut, saat ini berada di dalam mobil berinterior abu-abu mendengarkan alunan musik mellow.

Si pengemudi berdecak kesal melirik Odit yang hanya terdiam tanpa membalas perkataannya.

"Woy Odit!"

"Apa sih Jun?! Gue gak budek! Kenapa lo teriak?!" balas Odit kesal saat June berteriak memanggilnya padahal jarak mereka cukup dekat.

June lagi-lagi berdecak kesal. Sangat kesal.

Untung Odit temannya.

Kalau bukan, sudah ia buang ke pinggir jalan.

Temannya itu mengganggu jadwal bermain game-nya. Tiba-tiba menghubunginya untuk dijemput, tapi tak ingin segera pulang ke rumah. Akhirnya mereka mengendarai mobil tak tentu arah.

Odit 'menyuapnya' dengan satu burger, kentang ukuran besar, serta satu es krim yang telah mencair. Untung saja ia lapar, jadi tak protes dengan 'suapan' yang diberikan Odit.

"Si Akram gak tanggung jawab banget! Masa gak bisa anterin lo pulang?!" sungut June saat Odit berkata beberapa menit yang lalu, jika Akram tak bisa mengantar Odit karena pemuda itu buru-buru pulang.

"Dia ada urusan mendadak Jun! Gak bisa dong gue maksa dia anterin gue pulang!" June melirik Odit tak menyangka jika Odit membela calon suaminya itu. Mengingat status Odit adalah calon istri Akram membuatnya mendengus keras.

"Iya deh yang belain CALON SUAMI!"

Odit hanya memutar bola matanya kesal, benar-benar June membuat pendengarannya berdengung.

"Walaupun urusannya benar-benar penting, tapi Akram harusnya lebih pentingin lo, Dit. Apalagi lo sekarang hamil anaknya! Bener-bener tuh laki gak ada tanggung jawabnya! Gue pikir Akram gak sama cowok lain, tapi namanya juga cowok tetep aja ada sikap brengseknya! Kena tipu gue sama muka softboy-nya, apalagi matanya yang gak pernah sepenuhnya melek itu!!"

Panjang lebar June mendumel. Tidak menyangka sikap asli Akram seperti itu. Tidak mengantar Odit pulang, apalagi sekarang malam hari dan ditambah kondisi Odit yang hamil membuatnya mengklaim Akram sebagai pemuda brengsek yang tak bertanggung jawab.

Semenjak mengenal Akram, ia tak pernah sekalipun menduga jika Akram adalah sosok pemuda sama dengan dirinya dan teman-teman cowoknya yang lain yang memiliki sikap brengsek. Karena yang June nilai selama ini sikap ramah serta supelnya Akram.

Di kalangan sekolah maupun luar, Akram terkenal dengan sikapnya yang dipuja-puja banyak gadis, karena memiliki sikap yang bertanggung jawab, apalagi begitu manis memperlakukan Janneta.

Sementara itu, Odit hanya terdiam mendengar rentetan dumelan June. Ia memalingkan wajahnya di jendela. Menatap hujan rintik yang perlahan berhenti.

Kalau Odit berkata jujur, pasti dumelan June sepanjang perjalanan mereka saat ini. Untung saja, Odit akhir-akhir ini ia pandai berbohong. Tapi, seketika ia meringis karena telah pandai berbohong, hal yang tak pernah ia lakukan.

Bittersweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang