h a n a

29.2K 5.4K 384
                                    

Aku bisa merasakan sebuah selimut yang membalut tubuhku saat ini, kurasa ibu menemukanku di jalan dan membawaku pulang ke rumah. Tapi, ada yang aneh, kok kepalaku tidak terasa sakit maupun pusing lagi ya? Terlebih lagi setelah mengingat kepalaku yang terbentur dengan sangat kencang tadi malam.

'Krek

Oke, sekarang aku bisa mendengar suara pintu yang terbuka disusul dengan suara derapan langkah kaki. Jika di dengar dari suara langkah kakinya sih, dapat kuduga kalau terdapat banyak orang yang datang ke ruanganku saat ini.

Ibuku, dia pasti membawa teman-temannya untuk melihat kondisiku saat in—

"Nyonya, sekarang waktunya bangun."

Eh?

"Nyonya, apa Anda baik-baik saja? Baginda akan khawatir kalau Nyonya terus berbaring seperti ini dan tak kunjung sadar."

Tunggu! Tunggu dulu!

Baginda? Nyonya? Apa teman-teman ibuku sekarang sudah merangkap menjadi seorang pelayan sehingga memanggilku dengan embel-embel nyonya? Ah entahlah, kurasa aku harus membuka mata dulu saat ini.

Secara perlahan aku mulai mengangkat kelopak mataku, secercah cahaya menyilaukan datang dan merembes masuk ke dalam indra pengelihatanku. Sebelum akhirnya aku dapat melihat sebuah langit-langit kamar yang berwarna coklat.

Sebentar … sejak kapan langit-langit kamarku memiliki cat berwarna coklat? Dan sejak kapan pula langit-langit kamarku terbuat dari kayu? Setahuku, tembok rumahku seratus persen terbuat dari batu-bata, dan catnya pun berwarna putih.

"Selamat pagi, Nyonya."

Sontak aku menoleh ke arah sumber suara. Mataku menatap horor para gadis berpakaian aneh yang sedang menundukkan kepala mereka saat ini. Pakaian mereka itu kuno sekali dan terlihat sangat tradisional. Apa saat ini mereka sedang syuting drama kolosal?

"Ka-Kau siapa?" ucapku yang malah tergagap gara-gara saking gugupnya. Yang benar saja, kenapa orang-orang ini sangat aneh sih? Ah, apa jangan-jangan mereka sedang melakukan acara prank saat ini? Kemudian mereka menggunakanku untuk menjadi korbannya? Aku harus memeriksa!

Aku bangkit berdiri, dan wow! Tubuhku langsung oleng sehingga aku langsung terduduk lagi. Mungkin ini efek karena diriku berbaring terlalu lama, jadi hal seperti ini akan menjadi wajar. Setelah duduk sejenak, akhirnya aku kembali bangkit berdiri dan untungnya kali ini berhasil.

Kakiku berjalan mengitari ruangan ini sembari mengecek apabila ada kamera tersembunyi yang diletakan di ruangan ini.

"Eum … permisi Nyonya, tapi apa yang sedang Anda lakukan?"

Aku terkejut dan langsung membalikkan badanku sembari terkekeh pelan. "Eh, jadi bagini, aku tahu kalau kalian sedang melakukan acara prank, tapi bisakah kalian mencari target lainnya saja? Aku sedang tidak mood untuk bergabung dalam acara prank kalian saat ini," ucapku.

Dan, para pelayan tersebut malah menatapku dengan pandangan bertanya. Um, apa aku salah bicara? Kenapa mereka malah terlihat kebingungan seperti itu? Ah, atau jangan-jangan ini adalah acara live sehingga aku harus berpura-pura terkejut saat mereka mengagetkanku begitu? Oke, baiklah, aku paham sekarang.

"Yang Mulia telah tiba!"

Hm, muncul lagi salah satu aktornya. Sekarang dia akan berperan sebagai siapa? Yang Mulia Kaisar? Astaga mereka ini niat sekali melakukan pranknya ya.

Manik kelamku menatap kedatangan seorang pria tampan berpakaian ala kaisar yang sedang melangkah masuk ke dalam ruanganku. Di belakang pria tersebut, tampak banyak pelayan yang sedang menunggu di luar pintu.

Gila, kurasa ini adalah acara prank terniat yang pernah aku temui. Mereka bahkan sampai membayar pelayan beserta pakaiannya. Dan, jika dilihat-lihat, pakaian yang dikenakan oleh si 'Yang Mulia' itu terlihat mahal sekali. Pihak manajemen acara ini pasti memiliki banyak sekali pembiayaan sehingga dapat membeli pakaian semahal itu. Belum lagi aktornya yang tampan ini.

"Apa kau sudah sehat sekarang?" tanyanya tiba-tiba.

Wih, apa dia baru saja berbicara padaku dengan nada bijaksana seperti itu? Orang ini ternyata aktor yang hebat juga ya. Pasti bayarannya mahal, ya karena acara prank ini mengeluarkan banyak biaya hanya untuk prank, maka aku juga akan berakting sebaik mungkin agar mereka mendapat rating tinggi.

"Ah, aku masih merasa sakit di beberapa bagian tubuhku. Kurasa diriku masih memerlukan istirahat, tapi kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Dalam sekejap wajah para pelayan menatapku dengan tatapan tak percaya, bahkan pria itu juga menunjukkan ekspresi yang tak kalah terkejutnya. Kenapa? Apa aku salah merespon? Ah, atau jangan-jangan mereka menginginkanku untuk berpura-pura terkejut sekarang juga?

"Hei! Berani-berani kau memanggil Yang Mulia dengan kata 'kau' itu tidak sopan!" teriak seorang pria berpakaian hijau yang dapat kutebak merupakan seorang kasim.

Oh, ternyata salahku di situ toh. Tapi apa harus sampai seformal ini? Aku baru pertama kali melihat acara prank yang seserius ini, hm. Entahlah, aku akan lanjut berakting saja. "Maafkan saya atas ketidak sopanan saya, Yang Mulia!" ucapku sembari menundukkan kepala.

"Hm. Aku pergi dulu," ucapnya yang kemudian pergi dari ruangan ini, para pelayan sontak menundukkan kepala mereka dan aku hanya bisa menatap bingung mereka semua.

"Err … sampai kapan kalian akan melakukan ini?" heranku.

"Melakukan apa Nyonya?"

"Ya ini."

"Ini apa? Ah, kurasa Nyonya masih kesakitan setelah tertabrak oleh kereta kuda saat itu, tidak apa Nyonya, nanti seiring berjalannya waktu maka ingatan Nyonya akan pulih dengan sendirinya."

Hah? Apa maksudnya? Aku ditabrak kereta kuda? Tapi kapan?

Tunggu-tunggu, jangan bilang …

INI BUKAN ACARA PRANK?!

______

Asek masih yang updatean yang kedua, updatean ketiganya tunggu sebentar yaw~

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Tale Of The Tiger and KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang