y e o l h a n a

23.2K 5.1K 1K
                                    

Hae Won POV

Hmm ... apa aku sudah gila karena merasa tempat tidurku tiba-tiba menjadi empuk saat ini? Bakan aku dapat memeluk guling, padahal seingatku tidak ada guling di jaman ini. Ya, pada akhirnya semua ini hanyalah mimpi, jadi mari nikmati saja.

Tapi, kok gulingnya aneh ya? Gulingnya memang terasa empuk, tapi sedikit lebar dan keras, apa lagi guling ini panjang sekali. Kalau begitu, untuk memastikan, akhirnya aku memilih untuk membuka mataku secara perlahan, dan ...

"Puas memeluk?"

"ARGHHH!"

Astaga, jantungku mau meledak tolong! Lagi pula ini orang kenapa tiba-tiba pakai acara berada di hadapanku segala sih? Selain itu Jinpyeong kan seharusnya sedang sakit dan terbaring di kamarnya, dia tidak mungkin berada bersamaku apa lagi tidur di sampingku seperti ini.

Ah, aku tahu! Ini masih mimpi ternyata. Sekarang mari kita bertingkah normal, abaikan apa yang baru saja terjadi, dan ayo tidur lagi.

"Apa kau sedang mengabaikanku saat ini?"

Oke, gaes! Lupakan apa yang kubilang barusan. Mataku langsung terbuka lebar dan menatap horor Jinpyeong yang berada di sampingku saat ini. Dia bertopang dagu menatapku dengan senyuman tipis di bibirnya, ini orang sebenarnya nyata? Atau cuma ilusi?

"Jinpyeong?"

"Baek Jeong."

"Jinpyeong?"

"Baek Jeong."

"Kau Raja Jinpyeong kan?"

"Panggil aku Kim Baek Jeong, Sayang."

Baek Jeong? Ah! Aku ingat sekarang, Kim Baek Jeong adalah nama asli dari Raja Jinpyeong. Eh, tapi bukan itu masalahnya sekarang. "Baik! Baek Jeong, kau ini hanya ilusi kan? Setahuku Baek Jeong seharusnya masih sakit dan muntah-muntah, ya walau seingatku kalau muntah seharusnya dia semakin sembuh sih bukannya semakin sakit."

"Hm, kalau kau tahu dia sembuh lalu kenapa kau berpikir kalau dia masih sakit?"

"Itu karena aku masih belum dibebaskan dari penjara, itu artinya dia belum sehat kan?" jawabku, "selain itu, kau belum menjawab pertanyaanku, kau itu ilusi atau nyata?"

Dia terkekeh pelan setelah aku mengutarakan pertanyaanku, perasaan ga ada yang lucu, tapi kok dia malah tertawa, cih. "Aku ilusi, dan semua ini hanya mimpi, sebenarnya kau masih di dalam penjara," ucapnya. "Oh iya, menurutmu, Baek Jeong itu seperti apa?"

Karena dia hanya ilusi, itu berarti aku boleh mengeluarkan semua isi hatiku dong. "Dia parah sekali," timpalku, dan entah kenapa reaksi si ilusi ini tampak terkejut, tapi ya bodo amatlah. "Kau tahu Tuan Ilusi, dia bahkan menyuruhku untuk memasakkannya makanan setiap saat, apa dia tidak gila? Lihat, dia itu raja loh, pelayannya banyak, makanannya lebih enak dan lengkap dibandingkan milikku, dan bisa-bisanya dia malah menyuruhku memasakkan dia makanan?!"

"Err ... tapi itu ka—"

"Habis itu ya, dia bahkan tidak peduli dengan istri-istrinya, lalu untuk apa dia memiliki istri sampai sebanyak ini? Ya bukannya aku cemburu atau apa, tapi masalahnya aku sebagai istri paling muda terpaksa harus terus mengalah dan berakhir dengan selalu tidak mendapatkan apa-apa."

"Tapi it—"

"Aish, pokoknya menyebalkan sekali dia, kalau bisa aku ingin menghampirinya dan berteriak Kurangilah istrimu! Aku sengsara di sini, dan kalau kau memang tak rela melepaskan istri-istrimu maka aku rela untuk kau lengserkan dari status seli—"

Oke, sekarang aku tak dapat melanjutkan ucapanku lagi. Kalian bertanya kenapa? Itu semua karena tubuhku yang tiba-tiba dipeluk dengan sangat erat oleh si Ilusi Baek Jeong ini. Ugh, dia itu ilusi, tapi kenapa bekapannya bisa terasa sangat nyata seperti ini sih.

Tale Of The Tiger and KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang