d u l

26.9K 5.3K 537
                                    

Uh, sebaiknya aku memastikan dulu. "Eum, apa kau tahu arti dari kata prank?" tanyaku yang dibalas dengan tatapan bingung oleh para pelayan atau yang lebih tepat jika dibilang sebagai dayang istana. Ah, tampaknya aku benar-benar terdampar saat ini.

Panik? Oh jelas. Tapi percuma, tidak ada gunanya juga aku panik, toh diriku sudah terdampar dan sebaiknya aku menggunakan waktuku untuk mencari tahu mengenai dunia ini dan sebisa mungkin mencari jalan keluar dari tempat ini.

"Siapa aku?" tanyaku pada para dayang.

"Nyonya Hae Won."

Hm, untunglah namaku di sini sama dengan namaku sebelumnya rupanya. "Lalu jelaskan tentang diriku secara keseluruhan, terserah mau panjang atau pendek yang penting kau jelaskan segala hal tentangku," perintahku.

"Nyonya adalah selir kelima di dalam istana ini. Putri dari Tuan Jeong, sang mentri pertahanan," sahutnya.

Astaga, kenapa aku harus pakai acara masuk ke dalam tubuh seorang selir sih, itu artinya aku istri kelima dong, aduh mo nangis deh dengernya, hiks.

"Lalu bagaimana dengan tempat ini? Bisa kau jelaskan tempat apa ini dan situasi apa yang sedang terjadi sekarang?" tanyaku lagi, aku harus mengetahui setiap seluk-beluk tempat ini agar bisa keluar kemudian mencari orang yang dapat membantuku kembali ke duniaku. Kan tak mungkin kalau aku benar-benar terdampar tanpa ada cara keluar.

"Ini adalah istana Geumseong, tempat dimana Yang Mulia beserta keluarga kerajaan lainnya tinggal. Pada saat itu, Nyonya diam-diam menyusup keluar istana untuk berbelanja di pasar, namun tiba-tiba sebuah kereta kuda datang dan menabrak Nyonya sehingga Nyonya pingsan selama berhari-hari."

Hm, mendengar cerita dari dayang istana ini, dapat kusimpulkan kalau pemilik asli dari tubuh ini adalah orang yang benar-benar ceroboh. "Lalu bagaimana dengan Yang Mulia? Ceritakan padaku tentang dia," ucapku.

"Eum … sebenarnya saya tidak yakin apa boleh saya membicarakan hal ini di sini, namun demi membantu ingatan Nyonya maka akan saya ceritakan," ucapnya sembari berjalan mendekat ke arahku.

"Yang Mulia Jinpyeong adalah Raja dari Kerajaan Silla saat ini, ia adalah pria yang sangat tegas dan hebat. Ia memiliki seorang permaisuri yaitu Ratu Maya. Meski demikian, saya sering mendengar kabar kalau Yang Mulia tidak pernah tertarik untuk tidur dengan siapapun, dia hanya fokus pada pekerjaannya dan menelantarkan para istrinya."

Ukh, oke, aku tidak ingin tahu soal masalah dia ingin tidur dengan siapa. Tapi setelah kupikir-pikir, berarti aku cukup aman untuk tinggal di sini selama dia bukanlah tipe Raja mesum. Hm, namun … Raja Jinpyeong? Sebentar-sebentar, biarkan aku menggali kembali ilmu-ilmu sejarah yang kupelajari di sekolah.

Raja Jinpyeong, kalau tidak salah dia adalah raja ke-26 dari Silla. Aku dapat mengingatnya karena dia diangkat menjadi raja saat berusia 12 tahun, dan merupakan raja dengan masa pemerintah terlama di Korea, yaitu 53 tahun. "Jadi, apa menurutmu dia tidak akan pernah bermalam di tempatku?" tanyaku.

Dan, wajah dayang tersebut malah tampak terkejut, tak lama kemudian ia tersenyum lebar menatapku dengan tatapan berbinar. "Apa Nyonya ingin bermalam dengan Yang Mulia? Astaga, saya benar-benar tak menyangka kalau sekarang Nyonya berambisi untuk mendapatkan Yang Mulia!"

Lha, ini orang salah paham atau gimana sih. "Aku hanya bertanya, tidak ada maksud lain loh." Dalam sekejap raut wajah dayang itu berubah menjadi murung, haduh.

"Untuk sekarang mungkin tidak Nyonya," sahutnya lesu. "Yang Mulia kurang tertarik dengan hal-hal tersebut sehingga dia tidak pernah mengunjungi salah satu istrinya."

"Tapi tadi dia mengunjungiku tuh?"

"Ah, itu karena Nyonya tidak sadar selama berhari-hari, karena itu Yang Mulia mungkin khawatir kalau keluarga Mentri Jeong sampai marah padanya dan menyalahkan semuanya pada Yang Mulia," jelasnya. Fyuh … syukurlah, kalau begini akh masih bisa bersantai-santai sedikit dan menikmati hartak—!

'Brak!

"Mana gadis yang dikunjungi Yang Mulia!"

Seketika aku langsung menoleh menatap seorang wanita yang berdiri di depan pintu kamarku dengan tatapan garangnya. Ini orang kenapa ya? Apa dia punya semacam gangguan jiwa begitu? Ya masa datang-datang tanpa sapaan main langsung dobrak pintu kamar orang aja.

"Permisi, tapi ini kamar saya, bisa Anda tolong tunjukkan sopan santun Anda pada saya? Orang tak bermoral macam apa di dunia ini yang tiba-tiba datang ke kamar orang lain dan main dobrak pintu hah?" kesalku. Orang dengan tipe seperti ini wajib sekali ditegur.

Dan lagi-lagi, semua orang di ruangan ini kembali memasang raut wajah terkejut mereka sambil menatapku. Astaga, salah apa lagi aku sampai mereka menunjukan ekspresi seperti itu, hiks. Tampaknya semenjak pindah dimensi, diriku berubah menjadi orang yang serba salah ya.

"Be-Beraninya kau memanggil seorang permaisuri sepertiku dengan sebutan orang tak bermoral! Kau itu hanya selir kelima! Jangan pernah lampaui batasanmu, apa kau dengar?!"

"Tidak tuh, aku tuli jadi aku tak dengar," sahutku malas. "Selain itu, karena kau adalah 'Yang Mulia Permaisuri' maka bertingkahlah seperti statusmu, ini Permaisuri kok malah bertingkah seperti hewan."

"…"

Oh, oke. Tampaknya ucapanku barusan sudah sangat keterlaluan. Mantap, aku panik sekarang, lagian ini mulut sih ga bisa direm kalau ngomong main ceplas-ceplos aja, jadi begini kan, hiks. "Err … jadi maksudnya itu hewan kelinci, kelinci kan imut. Jadi maksud saya, Nyonya Permaisuri itu akan terlihat imut kalau seandainya Nyonya bisa lebih sopan lagi pada orang."

Argh! Kumohon percayalah! Aku lelah dengan semua ini, baru satu jam aku diam di dunia ini dan kepalaku sudah sakit mengurusi konflik-konflik ini.

"Cih, kali ini kau kumaafkan!" ucapnya yang kemudian langsung melenggang pergi dari kamarku dengan tampang sombongnya. Ya sudahlah terserah dia mau memasang tampang apa, selama dia pergi maka aku sudah puas.

Sekarang, aku mau tidur lagi. Mari mengumpulkan tenaga untuk mencari cara kabur.

_______

Tiga dari lima yaw~

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Tale Of The Tiger and KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang