"Terkadang ucapan sederhana yang membangkitkan semangat, akan lebih bermakna. Daripada saran klasik yang hanya bisa mengusik perasaan."
-ArSyi.
.
.
.
.
.
.
Pagi ini senin kembali hadir, mengingatkan untuk kembali pada rutinitas biasa yang pasti akan selalu menyita waktu.
Matahari kali ini bersinar terang, tak malu memancarkan cahaya nya yang hangat, sehangat kedua pasutri yang baru saja diberikan buah hati kembar itu.
Arya sedang sibuk memakai pakaian kantornya tanpa harus bermanja pada istrinya seperti biasa, ini sudah dipastikan karena hadirnya kedua anak kesayangannya.
Sedangkan Syifa sedang memakaikan baju pada kedua bayinya diatas kasur, mereka berdua terlihat sangat anteng, mungkin karena merasa hangat juga karena sudah merasa kenyang.
Setelah selesai memakai kan baju pada kedua bayinya yang juga sudah kembali tidur ia berbalik pada Arya yang sedang memperhatikannya, memasang senyum manis yang dibalas lengkungan indah milik suaminya itu.
"Maaf ya hari ini aku nggak bisa masak buat mas, udah siang banget. Mas juga udah pengen berangkat kan?"
"Iya, nggak papa sayang. Aku ngerti kok, aku bisa makan di kantor nanti. Kamu yang jangan sampe lupa, jangan terlalu sibuk ngurusin FaiRaz sampe makan kamu lupain yaa? Abis aku berangkat, makan. Mumpung mereka tidur, ngerti?" Ujar Arya seraya mengusap pipi Syifa yang masih terus chubby.
"Iyaa.."
"Udah hampir jam 7, hari ini meeting kan?"
"Hm, aku berangkat sekarang. Jangan terlalu cape, yang."
"Iyaa, nggak kok. Maaf yaa, pokoknya hari ini aja mas nggak makan masakan aku, besok harus makan masakan aku lagi," tekan Syifa pada Arya. Syifa tak akan membiarkan Arya beralih dari masakan nya ke masakan orang lain, Syifa nggak rela, fiks.
"Posesif sekali istriku, aku ikut kamu ajalah. Terimakasih karena sudah menajdi istri dan ibu yang baik untuk kita, aku cinta kamu," ucap Arya tulus.
Menurut Arya, penghargaan sederhana ini penting. Tak perlu selalu harus dengan hadiah besar dan mahal, ucapan sederhana yang dapat membangun semangat dan keharusan untuk melakukan itu, cukup.
"Hm, terimakasih juga sudah menjadi superhero kami, me too."
Hanya kalimat sederhana, namun akan selalu memberikan makna besar dalam kehidupan mereka.
Arya memajukan tubuh nya, memeluk Syifa erat menyalurkan rasa nya pada Syifa yang terkadang tak mampu ia ucapkan dengan kata.
Setelah selesai, ia berjalan menuju ranjang milik anaknya, mengecup semua permukaan wajah keduanya hingga mereka merasa terganggu dan menggeliat, namun tak terbangun.
"Papa kerja dulu ya sayang, cari uang buat kalian sekolah, ya walaupun sebenarnya kalo papa nggak kerja juga kita nggak bakal miskin si, tapi biar keliatan sibuk aja gitu," ucap Arya bercanda seraya memandangi wajah keduanya yang seperti copy-an ia dan Syifa.
"Maasss!"
"Bercanda, sayang. Aku kerja dulu, kamu baik-baik, kalo ada apa-apa telpon aku," pamit Arya tak lupa mengecup kening dan bibir Syifa.

KAMU SEDANG MEMBACA
[As2] Beside You [Completed ✔️]
RomanceAlexander's Series 2 Squel My Jannah with Badboy [Tamat] ------- Masa lalu buruk yang mereka hadapi, tak mampu menggetarkan hati keduanya. Cobaan dan segala rintangan tak mampu membuat mereka berpisah dalam pijakan. Bagi mereka, masa lalu yang mere...