Alexander's Series 2
Squel My Jannah with Badboy
[Tamat]
-------
Masa lalu buruk yang mereka hadapi, tak mampu menggetarkan hati keduanya. Cobaan dan segala rintangan tak mampu membuat mereka berpisah dalam pijakan.
Bagi mereka, masa lalu yang mere...
"Itu anak kalo udah keluar mo gue buang lagi, bodo amat!"
-Arya Malik Alexander
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perjuangan Syifa dan Arya saat masa kehamilan Syifa ini memang banyak sekali menguras tenaga.
Dari mulai Arya yang kewalahan menghadapi Syifa yang benar-benar mood swing, banyaknya permintaan aneh yang keluar dari mulut Syifa atas keinginan si kecil, ataupun sifat manja dan labilnya ibu hamil satu itu.
Tapi dengan kondisi 'ajaib' Syifa itu pula, Arya yang selalu nampak 'bodo amat' dengan sekitar pun menjadi lebih waspada. Kejahilan Arya pun kini berubah menjadi kegesitan, walau ia yang harus merasakan susahnya mencari keinginan Syifa, ia juga yang berlari pertama kali menuju keinginan Syifa.
Kalo kata mertuanya, aura 'bapak' dalam diri Arya udah keluar, yes.
Dah cocok jadi papa muda, 'kan?
Keinginan Syifa itu memang selalu ajaib. Namun, permintaan seminggu lalu yang paling aneh, mau tahu apa? Ya tentu saja, bakso tikus.
Arya tentu saja tak mengijinkan, membelinya pun ia ogah. Mau jadi apa anaknya makan daging tikus itu?
Syifa yang memang sudah kepalang ingin pun hanya bisa menangis semalaman, hormon ibu hamilnya yang tidak dituruti membuat ia merasa sediiiiih sekali.
Ia pengen makan bakso itu, tapi ia juga nggak mau kalau anaknya kenapa- kenapa. Jadi memang paling benar itu tidak dituruti, tidak papa nangis semalaman, yang penting tidak membawa hal buruk pada si kecil.
*****
Ini hari Minggu, dan pasti Arya sedang libur bekerja hari ini. Waktu libur ini benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Arya, beristirahat sebanyak mungkin sebelum nanti ia sibuk lagi dengan setumpuk kertas yang buat dia pusing.
Untung Arya punya obat, wangi dan yang pasti lembut. Cuma lihat senyumnya aja Arya udah nggak capek, pokok obatnya itu emang paling manjur.
Asyifa Latief Az-Zahra, itu obat Arya.
Arya sedang duduk seraya menonton televisi, apapun ia tonton kecuali berita. Demi apapun, Arya udah nggak mau buka berita. Serius.
Ia baru ingat, Syifa tadi sedang menyiram tanaman di luar sana. Namun, sudah lumayan lama kenapa bumil itu belum masuk juga, ya?
"Yang?" panggil Arya seraya berjalan keluar, menuju halaman.
Di sana Syifa masih asik memegang selang. Namun, matanya tak tertuju pada tanaman di depannya, melainkan arah rumah depan.