"Bayangan dirimu selalu hadir di dalam pikiran ku. Apa artinya itu?"
Flashback on
Pagi itu anak lelaki yang baru saja ber umur 7 tahun, di paksa untuk menyembunyikan rahasia yang bahkan menyakiti hati kecil nya.
Regal, anak itu melihat Bunda nya sedang tidur dengan lelaki yang bahkan tidak dia kenali. Regal hanya bisa diam, anak itu tidak tau apa yang harus dia lakukan, ada rasa kecewa dan marah di dalam diri nya. Ingin marah tapi dia masih kecil belum mampu melakukan apa-apa. Bunda nya yang seharusnya selalu memberikan kasih sayang, malah memberikannya tamparan setiap hari.
"Regal mau di peluk bunda." katanya parau, hatinya sakit melihat Bundanya dengan lelaki lain, hati nya sakit menerima kenyataan bahwa dari lahir Bundanya memang tidak pernah menginginkan dirinya.
Entah apa kekurangan Regal, semua orang sering memujinya. Tapi ke dua orang tuanya tidak pernah sekali pun memberikan pujian dan kasih sayang padanya. Regal Davilan dari kecil memang dia tidak pernah tau rasanya di sayang, di beri perhatian, hingga akhirnya dia tumbuh dengan hati yang tidak memiliki perasaan. Jangan salah kan Regal, salah kan ke dua orang tua nya yang membentuknya menjadi seperti ini.
Flashback of
***
"Gua kenapa?." kepala nya pusing, pergelangan tangannya sakit. Regal langsung melihat tanganya, ada darah. Lelaki itu mulai mengingat apa yang terjadi. "Ahh gua inget." Regal langsung bangkit menuju ke kamar nya, membirkan bercak darahnya di lantai.
Drtt drtt, ada pesan masuk, Regal hanya melikir lalu pergi begitu saja. Lelaki itu lebih memilih membersihkan diri dari pada membalas pesan.
Setelah selesai Regal berniat tidur, tapi intensitasnya jatuh pada handphone nya, akhirnya dia membuka pesan yang terus menerus masuk. Regal mengangkat sebelah alisnya saat melihat siapa yang mengirimkan dia pesan, nomor nya tidak dikenali, tapi di pesan nya memberitahukan siapa pengirimnya, Adara.
Baru saja Regal meletakan kembali handphone nya, benda pipih itu kembali berdering. Regal baru mengangkatnya saat sudah delapan kali panggilan suara masuk.
"Hm?."
"Ini a-aku A-Adara, inget k-kan."
"Gak penting." Regal langsung menutup nya sepihak. Dia tidak perduli apapun tentang Adara Graceva.
Regal tidak perduli apapun tentang Adara. Bagi Regal Adara adalah beban yang harus dia singkirkan. Regal kembali tertidur, tapi bayangan Adara datang begitu saja, gadis itu seperti memangil Regal dengan suara lirih, seperti meminta bantuan. Regal tidak bisa tidur karena bayangan Adara.
"Sialan, kenapa gua malah ngebayangin tuh cewek mulu." Regal kembali melirik handphone nya. Dia mengambil benda pipih itu dan menelfon nomor Adara, tapi nomornya tidak aktif.
"Dasar cewek gak jelas." Regal membanting handphone nya kasar di atas kasur.
Malam ini Regal tidak bisa tidur hanya karena memikirkan Adara, gadis itu berhasil memenuhi pikiran Regal malam ini. Baru kali ini Regal memikirkan seorang perempuan. Apakah Regal khawatir dengan keadaan Adara?.
***
Adara yang sedang kesakitan hanya bisa diam saat Regal menutup telfon nya. Adara butuh Regal. Adara mau melihat Regal. Tidak tau kah Regal bahwa gadis ini sangat ingin bertemu dengan nya sekarang.
"Sa-sakit Gal, tolongin gua." ucap nya parau.
Adara sudah tidak kuat, darah nya sudah keluar sangat banyak. Tapi Adara tidak mau mati sekarang, masih ada yang harus dia selesaikan. Gadis itu bangkit, saat berhasil berdiri, pengelihatannya mengabur, kepala terus-menerus berdenyut, tapi Adara harus kuat, dia tidak boleh mati.
"Gua harus apa sekarang." Adara bingung harus apa. Tadi sehabis menelfon Regal tiba-tiba saja kuota nya habis, wifi di rumahnya mati, mungkin sengaja dimatikan. Adara kembali mengingat bahwa dia akan berada di rumah 2 hari lagi.
Luka di kepala nya bukan luka biasa, sepertinya kepala Adara bocor. Hantaman tadi sangat lah kuat, saat Adara melihat benda yang tadi menghantam kepalanya, dia terkejut, itu bukan lah batu, benda itu semacam bola besi, pantas kepala nya jadi seperti ini.
"Apa gua harus mati, gak boleh, lu harus kuat Ra." Adara berusaha meyakinkan diri bahwa dia bisa.
HAAPY READING!!! Tinggalkan jejak setelah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [Graventas]
Romance"Semua perempuan itu bagi gua sama, perempuan itu beban, jangan harap gua bakal anggap lu kupu-kupu, ulat tetaplah ulat, beban akan tetap menjadi beban." - Regal Davilan Regal Davilan, mendengar namanya seperti tidak asing, ya benar nama biskuit. Ta...