Beban?

199 21 10
                                    

"Kalau memang beban kenapa harus khawatir?." -  Adara Graceva.


BRAK

Suara nyaring yang berasal dari pintu rumah Adara. Pintu itu berhasil dibuka paksa oleh Revo. Sea langsung berlari ke kamar sahabatnya. Revo yang melihat Sea berlari menaiki anak tangga refleks berteriak.

"Shel astaga jangan lari!." yang dipanggil langsung diam ditempatnya, bernalik arah dan menyengir pada Revo, Sea kembali pada tujuan nya kamar Adara, dengan berjalan tentunya.

Revo menghembuskan nafasnya, berjalan menuju tangga, bermaksud menyusul Sea. Sedangkan Sea yang baru sampai di kamar Adara langsung terkejut melihat keadaan sahabatnya. Kali ini Sea tidak berteriak, gadis itu berjalan mendekat dengan tubuh gemetar. Sea takut dengan darah, tapi demi sahabatnya dia harus berani.

Sedangkan dibawah sudah ada Jayden, entah dari mana datang nya. Jayden melihat Revo yang sedang berjalan di tangga langsung meneriaki Revo.

"WOI RERE KEMBARAN REVO!." panggil Jayden dan langsung terkikik geli. Revo menatap Jayden sengit. Revo memang tidak suka bila nama yang diberikan Sea untuknya dipakai oleh orang lain, cukup Shelsea Amora saja!.

"Wehh sans ngab, gua bercanda elah. Tuh mata lo mau keluar." Jayden mencoba bercanda dengan Revo, walaupun hasilnya nihil.

"Gak bakal keluar mata gua."

"Hahahahah becanda ngab. Btw lu ngapain di sini? Wah jangan-jangan lo.." belum selesai Jayden bicara Revo langsung meninggal kan begitu saja. Jayden yang merasa terkacangi langsung berhenti bicara, dia langsung mengikuti arah jalan Revo.

Saat sampai ke kamar ke dua laki-laki itu langsung terkejut, Revo langsung mendekat ke Sea, menjauhkan perempuan itu dari Adara. "Jay bawa Adara ke RS, gua bakal nenangin Sea." Jayden yang masih bengong tidak melakukan apa yang di perintahkan Revo, membuat Revo jengan sendiri. "Regal." saat nama Regal disebut barulah Jayden langsung berlari dan mengangkat tubuh Adara.

"Mati aja lo Jay." runtuk Revo dalam hati.

Revo yang sedang memeluk tubuh Sea, menyempatkan untuk memberi tahu Regal dengan keadaannya Adara.

***

Disisi lain Regal yang baru tahu keadaan Adara langsung mengambil kunci motor nya. Saat sudah ingin pergi tiba-tiba dihalangi oleh Antenio, pria itu tidak membiarkan Regal pergi.

"Jangan pergi, tetap disini."

"Regal gak bisa diam disini pah."

"Ini soal perempuan, biasanya kamu gak pernah peduli. Lalu kenapa sekarang khawatir seperti ini?." Regal langsung diam. Dia tidak biasanya seperti ini.

"Benar kata papah, gua kenapa jadi kayak gini? Seharusnya gua seneng tapi kenapa sekarang jadi gini."

Regal mematikan mesin motornya, dia kembali kadalam rumah, menuju ke kamarnya. Regal membanting kasar tubuhnya ke atas kasur. Berusaha tenang, berusaha membuang Adara dalam pikirannya. Regal ingin menjauh dari Adara, tetapi apapaun yang terjadi pada Adara seolah-olah tanggung jawab Regal seluruhnya.

Handphone milik Regal kembali bergetar memperlihatkan nama Revo dilayar. Regal sudah lelah, dia tidak mau lagi ber-urusan dengan Adara.

"Adara Graceva lo beban buat gua." 

***

"Re, gimana si Regal, dia mau dateng gak?." Tanya Sea.

"Gak tau Shel, udah dari tadi aku kabarin katanya si mau dateng, tapi sampe sekarang belum juga dateng."

"Coba kamu telfon lagi Re."

"Iya sebentar." Revo langsung menghubungi Regal lagi, tapi regal malah nolak panggilan nya. "Regal nolak Shel. Kayaknya dia gak dateng."

"Astaga labil banget sih itu cowok, bilang mau dateng tapi malah gajadi, gak bisa diharepin."

"Udah Shel biarin aja, Regal emang gitu. Sahabat-sahabt kamu jadi mau ke sini?."

"Iya jadi, lagi dijalan bentar lagi dateng kok."

Revo kasian sebenarnya pada Sea gadis itu belum tidur sama sekali dari tadi pagi, belum lagi kemarin malam Sea begadang. Revo sudah menyuruh Sea tidur sebentar, tapi gadis itu menolak dan malah memintanya membelikan kopi, biar gak ngantuk kata Sea.

"EKHEM. Pacaran terosss." tiba-tiba suara Keyla mengagetkan Revo dan Sea.

"Berisik kayak gak pernah pacaran aja lo." ngeggas Sea.

"Sorry ya mbak laut, gua tuh masih suci gak pernah pacaran yee." jawab Keyla nyolot.

"Terus tadi pas pulang bareng sama Arga sambil peluk-peluk?."

"Itu mah sih Gaga aja yang ngebut jadi otomatis gua peluk dong." ucap Keyla.

"Key lo punya nama sepesial buat Arga?." tanya Aluna. Cewek yang dari tadi hanya mengamati sahabatnya itu akhirnya buka suara.

"Nah bener tuh, Gaga cieee."

"Eh apaansi gak ada ya nama sepesial, ta-tadi lidah gua kepelset doang kok, ya gak Jun?."

"Hah? apaan dah? gua diem anjir dari tadi, masih aja jadi sasaran." ucap June.

"Bener kok kalo lo jadi bahan sasaran, dimana-mana kan lo yang selalu salah." kata Revo.

"Wah parah lo ya, bukan belain sahabat, malah jadi kompor."

"PANAS." ujar ke-empat nya berbarengan.

"Sabar aku mah sabar." ucap June dengan wajah memelas.

"Jijay gua sama lo Jun." kata Keyla, langsung dibalas tawa oleh ke-tiganya. Sedangan kan yang jadi bahan olok-olokan hanya menatap sinis.

"Salah apa hambamu ini ya allah." ucap June dalam hatinya.


HAPPY READING!! tinggalkan jejak berupa vote dan komen.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REGAL [Graventas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang