Sudah sepuluh menit pemuda tampan itu duduk di hadapannya, dan selama itu pula Namjoon terus berusaha menutupi perasaan yang berkecamuk dalam dada. Tak bisa ia pungkiri jika ada sejumput rindu yang ia pendam untuk Jungkook. Tapi sayangnya rindu tak seberapa itu selalu tertutup oleh rasa sesal menumpuk tak terhitung. Ia masih ingat terakhir kali bagaimana mata Jungkook menatapnya. Ia ingat bagaimana suasana hari di mana Jungkook meninggalkannya di Seongnam. Perasaan kecewa dan hancur yang tercetak jelas di wajah tampan itu selalu saja menghantui Namjoon selama satu tahun ini. Ia tak sanggup jika melihatnya lagi. Ia tak mampu menghadapinya lagi.
"Aku sedikit terkejut karena Kak Namjoon tiba-tiba mengajakku bertemu hari ini," Jungkook membuka perbincangan. Senyumnya terulas ramah, seperti tak menyimpan beban dalam benak.
"Aku-" Namjoon menghela napas pendek. "Aku perlu mengatakan sesuatu padamu, Kook. Aku harus menyelesaikan segala permasalahan kita di masa lalu."
Jungkook menaikan satu alisnya, "Permasalahan kita? Bukankah itu sudah berakhir sejak lama? Apa yang ingin kau selesaikan lagi?"
Namjoon mengulum bibirnya, "Aku- aku hanya ingin meminta maaf padamu. Aku minta maaf atas semua yang sudah kulakukan padamu. Aku minta maaf untuk segala rasa kecewa dan sakit yang kau rasakan karena ulahku. Kuakui aku sangat bodoh karena membiarkanmu terbawa perasaan terlalu dalam karena aku yang memberimu banyak harapan. Maafkan aku Jungkook, kau tak sepantasnya terluka seperti itu."
Tak ada respon selain helaan napas dalam yang Namjoon terima dari Jungkook. Pemuda itu lantas menyeruput latte-nya sebelum kembali mengarahkan tatapannya pada Namjoon. Senyum lebar yang sempat terulas kini berganti seringaian tajam.
"Setelah satu tahun berlalu dan kau baru mengatakan semua ini padaku?"
Namjoon terhenyak.
Jungkook gelengkan kepala, "Bukannya aku tak bisa memaafkanmu. Tapi setelah susah payah aku membuangmu dari pikiran juga hatiku, kau mendadak datang dan berucap omong kosong seperti ini. Rasanya usahaku selama ini terasa tak berarti apa-apa."
"Jungkook-ah.."
"Aku tak keberatan jika kau menemuiku hanya untuk bertanya kabar, karena memang kita sudah lama sekali tak berkomunikasi. Tapi kau membuatku kecewa, Kak Namjoon."
"Lalu apa yang kau inginkan? Apa menurutmu aku harus diam saja dan melupakan segala kesalahanku seolah tak pernah terjadi apa-apa? Aku tak bisa seperti itu, Kook."
"Lantas kenapa kau datang setelah satu tahun berlalu? Kenapa sekarang?!"
Namjoon menghela napas pendek, "Karena aku dulu sangat pengecut. Aku sama sekali kehilangan nyali bahkan sekadar untuk mengirim pesan untukmu."
"Sebegitu besarkah kau merasa bersalah padaku?"
"Ya," kepala Namjoon mengangguk tegas, "Aku sangat menyesal karena membuatmu terluka atas perbuatanku. Kuharap kau memaafkanku, Gukkie."
Jungkook tersenyum miring, ia mengambil ponsel dan menunjukkan sesuatu pada Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, Hoseok! (Namseok) ✔
FanfictionBagaimana jadinya jika Hoseok harus memilih antara menjalani tradisi atau mengikuti kata hati? Namseok! AU Story & Written by Chaerachae