Sudah lebih dari dua puluh menit Hoseok bergerak gelisah di kamarnya. Ia belum berani ke luar untuk rapat keluarga. Yang ia lakukan hanya berjalan mondar-mandir bak orang linglung, menggigit kuku ibu jarinya sembari terus menggumam tak jelas. Beberapa saat lalu Sewoon sudah mengusiknya dengan ketukan pintu membabi buta, tapi ia masih tak acuhkan. Hoseok perlu berpikir dan menyiapkan diri sedikit lagi.
Jujur saja, ucapan tegas Kim Namjoon semalam membuatnya gamang setengah mati. Meski terdengar singkat namun terasa mengintimidasi. Mau tak mau Hoseok akui kalau aura dominan Namjoon mampu membuatnya mati kutu sendiri. Dan ia tak berani jamin akan menang melawan Namjoon kali ini.
.
"Saya tidak masalah pertunangan kami ditunda," Namjoon berucap tenang. Hal itu mengundang gurat tanya di kening Ilhoon dan Hyorin. Sewoon sontak terhenyak saat mendengarnya. Sedang Hoseok tak terlalu menanggapi, sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Tapi bukankah kau dan Ayahmu sudah bicara pada keluarga Yein tentang keputusanmu untuk tetap melanjutkan perjodohan ini dengan Hoseok? Lantas kenapa kau perlu menundanya?" Ilhoon bertanya.
"Saya harus memikirkan perasaan Hoseok juga, Paman. Saya tidak mau terburu-buru dan membuatnya terganggu," ucapan Namjoon membuat Hoseok langsung mengalihkan atensi padanya.
"Kau tidak ingin membuatku terganggu? Kau bahkan sudah mengangguku sejak pertama kali bertemu, tau!" tukas Hoseok yang dibalas senyum miring Namjoon.
Astaga. Kenapa dia jadi mengerikan?
"Saya tidak bermaksud untuk mengganggu, saya hanya berusaha untuk mendapatkan hatimu."
Ilhoon dan Hyorin sontak saling melempar pandang satu sama lain. Sewoon sudah terbahak sampai tersedak ludahnya sendiri. Hoseok? Dia seketika tertegun sampai salah tingkah.
"Kenapa kau bernapsu sekali sih?" Hoseok mendengus kasar. "Bisakah kau menyerah saja dan tak usah mengusik hidupku?"
Namjoon menggeleng tegas, "Tidak. Saya tidak akan menyerah walau Hoseok memohon pada saya. Memang terdengar tidak tau malu, tapi saya hanya menepati janji kita di masa kecil dulu. Saya juga sampai menolak Jung Yein hanya demi Hoseok seorang. Jadi tolong, jangan paksa saya untuk menyerah bagaimanapun kondisinya."
Ilhoon terperangah, takjub luar biasa, "Yah Kim Namjoon, apakah kau sungguh putra Kim Junsu? Woah, aku sangat menyukai sifat optimis dan kepercayaan diri yang tinggi itu. Tidak salah aku memilihmu sebagai calon menantu."
"Ayaahh!" keluh Hoseok setengah merengek, "Bisakah kali ini Ayah mendengarkan aku? Aku benar-benar tidak-"
"Sudah diputuskan!" Ilhoon bertepuk tangan sekali, "Ayah akan memberikan waktu satu bulan untuk kalian saling mengenal satu sama lain. Dan setelah itu pertunangan kalian akan diadakan."
Hoseok terperangah, "Ayah sungguh tak mau mendengarku? Aku ini anak kandung Ayah sendiri! Kenapa Ayah begitu egois juga keras kepala?"
"Lalu apa bedanya dengan dirimu?" Ilhoon mendecih, "Sifat keras kepalamu menurun dariku asal kau tau. Jadi semakin kuat kau menolaknya, semakin keras aku memaksamu untuk menerimanya."
Hyorin gelengkan kepala melihat perdebatan suami dan anaknya sendiri, "Sayang, jangan terlalu memaksakan kehendakmu. Biarkanlah dia memikirkannya dulu baik-baik."
"Tapi Bu, kurasa Kakak tidak perlu diberi waktu untuk berpikir," celetuk Sewoon, "Kakak hanya perlu sedikit dipaksa untuk membuka hatinya. Itu jalan satu-satunya."
Hoseok mendengus, "Apa kau ini seorang pakar cinta? Dasar sok tau!"
"Setidaknya hubungan asmaraku tidak berakhir mengenaskan seperti Kakak. Karena aku selalu menggunakan hatiku, bukan menuruti logikaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, Hoseok! (Namseok) ✔
FanfictionBagaimana jadinya jika Hoseok harus memilih antara menjalani tradisi atau mengikuti kata hati? Namseok! AU Story & Written by Chaerachae