(F)
"Nah tuh dia orang nya". Ucap Litani kepada Nayanika saat aku kembali dari coffe shop.
"Lama banget!!! Acara udah mau mulai juga". Naya mengeluh.
"Iyaa maap sayang - sayang ku!! Nanti aku traktir eskrim deh". Ucap ku memeluk mereka berdua.
"JANJI LHO YAH!!?". Ucap Lita dengan semangat. Aku mengangguk.
"Awas kalau gajadi". Dengus Naya.
"Iya ah bawel!!". Ucap ku.
Lima belas menit kemudian dua orang pembawa acara naik ke atas panggung yang terletak di depan tenda - tenda yang berdiri gagah. Mereka mengucapkan salam di sambung dengan basa - basi khas para pembawa acara.
"Baiklah!! untuk mempercepat waktu. Bagaimana Jika mulai saja acara nya!!". Ucap salah seorang pembawa acara itu.
Para seniman dengan karya nya silih bergantian naik ke atas panggung. Menjelaskan secara detail makna dari lukisan yang mereka buat. Hingga tiba giliran ku. Aku kemudian berjalan membawa kanvas ku naik ke atas panggung. Teriakan Litani dan Naya membuat ku dengan mudah melawan rasa gugup ku.
Aku meletak kan kanvas ku di easel lukis. Kanvas ku dengan mantap terbungkus kain putih. Aku merapihkan topi floopy ku untuk mengusir rasa gugup ku yang sedari tadi mencoba merobohkan tubuh ku.
"Silahkan mbak". Ucap pembawa acara memberikan ku mikrofon.
"Terimakasih". Ucap ku sembari tersenyum.
"Assalamualaikum, selamat pagi semua nya. Nama saya AmorFati Bestari". Aku memperkenalkan diri. Gugup rasanya telah kalah saing dengan rasa percaya diri ku.
"Saya akan menunjukan hasil karya saya... Yang saya beri nama..". Aku menarik kain yang menutup kanvas ku.
"Yang saya beri nama 'Pelaut dan Bintang'". Terdengar jelas suara tepukan tangan rasa kagum dengan karya buatan ku.
Aku berhenti sejenak. Ada rasa bangga yang muncul kala itu. Aku menarik nafas dalam - dalam, kemudian menghembuskan nya secara syahdu.
"Jadi.. Saya terinspirasi dari seseorang yang saya gambarkan sebagai pelaut". Aku menunjuk gambar seorang pelaut.
"Dia adalah seorang insan dengan hati yang labil. Terombang - ambing dalam lautan penuh pemikiran". Aku menarik nafas.
"Kemudian ia di buat hilang arah. Gelap mulai menghampiri. Ia ketakutan. Namun.. justru di saat malam tergelap datang, deretan gemintang yang membentuk sabitah pun datang. Menuntun nya untuk menemukan arah pulang". Sementara mulut berbicara, sukma ku memvisualkan wajah lelaki yang aku maksud.
Gemuruh tepuk tangan penonton terdengar. Senyum merekah lebar di antara kedua pipi ku. Aku kemudian berjalan turun dengan perasaan bangga. Litani dan Nayanika kemudian memeluk ku. Mengucapkan selamat kepada ku.
Drrt.. Drrt...
Notifikasi masuk kedalam gawai ku. Senan. Nama itu muncul di atas bar gawai ku. Ia juga menyertakan sebuah foto di sana. Foto diriku yang sedang mendeskripsikan lukisan ku, ia mengambil angle dari sudut tipis sebuah cangkir kopi.
|Senandika|
|Benar kan? Semesta dan waktu sedang bekerjasama dalam alur takdir nya. Bukti nya, lukisan mu bisa selaras itu dengan aksara ku. Aku bahkan tidak tau kamu pernah melukis hal semacam itu. Bagaimana pun, well done. Kamu memang berbakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korelasi Amorfati
Jugendliteratur(S) Kau adalah seorang entitas yang tidak bisa aku sebut sebagai pemilik hati ku. Karena pada dasar nya kau memiliki kendali penuh atas hati mu sendiri. Aku tidak mau egois dan meminta hati mu secara berlebihan setelah aku memberikan sepen...