(S)
AmorFati: Terimakasih kejutan nya. Kau benar - benar tahu bagaimana cara membuat ku terkesima.
Aku kembali menyeruput capucino, lalu tangan kanan ku dengan cepat meraih gawai ku. Jemari ku berdansa di atas keyboard virtual, aku membalas pesan Fati lewat notifikasi yang masuk.
'Ucap kan terimakasih kepada Tuhan, ia mengirim semesta untuk meminta ku menyampaikan kejutan alur nya'. Aku menekan tombol panah.
Aku kembali menikmati capucino di hadapan ku. Speaker coffe shop memutar lagu 'Filosofi Kenangan' milik AuraCoustic. Membuat malam di kafe itu menjadi sangat syahdu.
Kafe sedang ramai - ramai nya. Setelah event 'Seni Semesta' berakhir, para pengunjung dan beberapa seniman singgah di tempat ini. Menyelesaikan urusan dahaga nya.
Setelah turun dari panggung sore tadi, barista yang bernama mas Arman menawari ku capucino kesukaan ku secara cuma - cuma. Aku tidak akan menolak tawaran itu. Meski sebenar nya, aku sedang mencoba menahan diri untuk tidak minum kopi malam - malam. Tapi apa daya, siapapun yang menganggap diri nya pecinta kopi tidak akan bisa berkata 'tidak' pada tawaran semacam ini.
Mas Arman menghampiri tempat aku duduk. Biasanya aku duduk di depan meja bar. Namun karena kafe sedang ramai - ramai nya, aku memutuskan untuk duduk di bangku pada sudut paling pojok di kafe itu. Mas Arman selaku barista sekaligus pemilik kafe ini meletak kan beberapa tanaman di samping tempat ku duduk. Beberapa rak berisikan barisan buku juga tertata dengan rapih di sana. Pengunjung menyebut tempat aku duduk ini dengan sebutan 'Pojok aksara'.
"Jadi gimana mas? Fati menang?". Tanya mas Arman.
"Belum tau sih mas". Aku kembali menyeruput capucino ku.
"Nanti juga dia ke sini mas. Pasti cerita - cerita deh". Mas Arman mengangguk.
Aku membuka salah satu novel senandika yang tersedia di pojok aksara. Sesekali mas Arman menjaili ku dengan terus mengoceh memberikan spoiler buku itu.
Kliring....
Bell di atas pintu kafe berbunyi. Tiga orang sosok perempuan berjalan masuk. Bangku tempat aku duduk membelakangi pintu masuk, membuat ku malas untuk berbalik. Toh ku pikir hanya pengunjung biasa.
"Mbak Fati Mas". Ucap Mas Arman.
Aku menatap mas Arman dengan serius. Lalu segera menyiapkan mental ku. Toh pada akhirnya dia memang akan datang kemari. Tapi apa perlu secepat itu?.
"Saya ke belakang dulu ya mas?". Mas Arman bangkit dari kursi.
"Oke mas. Eh iya mas, biasa yah!. Buat Fati". Pinta ku. Mas Arman mengangguk lalu meneruskan langkah nya.
(F)
Kliring...
Aku bersama Litani dan Nayanika masuk menuju coffe shop langganan ku. Kafe cukup ramai malam ini. Ku pikir, kursi depan bar bukan tempat terbaik untuk bercerita bersama kawan - kawan ku saat suasana sedang ramai seperti ini.
"Kita duduk dimana guys?". Tanya ku.
"Lu yang tau tempat ini Fat". Ucap Litani.
Mata ku menerawang ke sana kemari. Aku mendapati pandangan ku terfokus pada kumpulan buku yang terletak di Pojok Aksara.
"Sana kuy?". Aku menunjuk sebuah sofa panjang yang terletak di samping rak buku.
"Kuy!!". Ucap mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korelasi Amorfati
Fiksi Remaja(S) Kau adalah seorang entitas yang tidak bisa aku sebut sebagai pemilik hati ku. Karena pada dasar nya kau memiliki kendali penuh atas hati mu sendiri. Aku tidak mau egois dan meminta hati mu secara berlebihan setelah aku memberikan sepen...