06 - Sibling (2)

453 66 59
                                    

Empat pasang mata putih di depan Aguero menatap sang pemuda ingin tahu. Sudah setengah jam berlalu dan mereka tak kunjung melepas pandangan. Melalui tatapan, mereka seolah mengatakan pada Aguero untuk segera membuka mulut dan menjelaskan perihal Cherise.

Ya, mereka adalah saudara-saudara Cherise. Adik kandung Hoaqin. Albelda, Vicente, David, dan Anna. Keempat Arie bersaudara itu dengan sengaja mengajak Aguero bertemu di sebuah cafe setelah mendapat berita dari sang Kakak sulung mengenai percikan cinta yang baru timbul antara Cherise dan Aguero.

"Aguero, kau tidak mengatakan apa pun? Kami menunggu," Albelda, perempuan cantik dengan iris merah yang serupa dengan Cherise bertanya. Dia adalah anak kedua dan lebih muda tiga tahun dari Hoaqin. Alasan mengapa warna matanya merah adalah karena dia mengikuti warna mata sang Ibu, tidak seperti keempat saudara kandungnya yang mengikuti warna mata Ayah mereka.

"Apa yang harus kukatakan, Kak Albelda?" berbeda dengan Hoaqin, Aguero menaruh hormat pada kakak perempuan Cherise yang kini duduk di sebelahnya sehingga memanggil dengan sebutan Kakak.

Albelda tertawa ringan, "Tenang saja. Aku tidak menyidangmu seperti Hoaqin," ujarnya seakan mengetahui alasan Aguero tak kunjung bicara. Perempuan itu kemudian meminum guava juice-nya dengan anggun. Seperti perempuan bangsawan.

Helaan napas Aguero keluarkan. Pemuda berambut biru ini tak habis pikir mengapa saudara-saudara Cherise terlalu protektif pada sang gadis. Ya, semuanya kecuali David. Anna yang paling kecil bahkan sangat protektif. Sudah pasti karena ajaran Hoaqin. Mungkin Albelda juga bisa menjadi pengecualian karena tadi mengatakan tidak ingin menyidang Aguero seperti Hoaqin.

"Tak bisakah kalian biarkan Kak Aguero melakukan apa yang dia suka untuk mendapatkan hati Kak Cherise? Lagi pula yang dia sukai kan Kak Cherise, kenapa kita yang repot? Kak Cherise juga sudah dewasa dan tidak perlu perlindungan kalian," ucap David panjang lebar. Anak laki-laki dengan model rambut bob yang duduk di sisi lain meja mengunyah waffle-nya setelah selesai mengatakan semua yang dipendam.

Aguero menatap David penuh binar, senang karena anak itu benar-benar berada di pihaknya. Adik Cherise yang seumuran dengan Ran itu benar-benar dewasa dan bijak, bahkan memahami urusan percintaan. Tidak seperti Ran yang masih polos dan suci.

"Apa maksudmu Kak David? Maksudmu kita harus mengizinkan playboy ini menjadi kekasih Kak Cherise? Aku tidak mau!" Anna yang duduk di antara David dan Vincent menolak ujaran David mentah-mentah. Anak perempuan berusia tiga belas tahun itu lalu menatap tajam Aguero.

"Aku... playboy? Sejak kapan?" Aguero bertanya. Shock dan tidak terima karena disebut playboy oleh seorang perempuan yang masih anak-anak.

Tawa Albelda kembali terdengar. Perempuan itu sampai memegangi perut dan menutup mulut karena tawanya perlahan menjadi semakin keras.

"Ayah bilang semua keturunan Paman Eduan adalah playboy!" jawab Anna polos. Masih dengan tatapan tajam yang mengarah pada satu-satunya Khun di sana.

Aguero bertambah shock. Reputasi Ayahnya di masa lalu telah mencoreng namanya. Dia meminum cappucino coffee-nya pelan untuk menenangkan diri.

"Jangan dengarkan omongan bocah ini, Kak! Aku tahu Kak Aguero bukan playboy!" David yang baru saja meneguk lemon juice membalas perkataan Anna.

Sekali lagi Aguero merasa senang karena David membelanya. Setelah ini dia harus mentraktir anak itu makan burger. Mungkin bisa mengajak Ran juga karena dua anak itu teman sekelas.

"Kenapa kau menyukai Cherise?"

Di tengah adu mulut David dan Anna, Vicente bersuara. Anak ketiga Arie Hon yang seumuran dengannya dan Cherise. Aguero paling waspada pada Vicente karena pemuda itu sangat mengintimidasi. Berhadapan dengan Vicente membuatnya jauh lebih gugup dari pada Hoaqin.

𝐒𝐄𝐐𝐔𝐎𝐈𝐀 ✦ ᴋʜᴜɴ ᴀɢᴜᴇʀᴏ ᴀɢɴɪs ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang