05 - Sibling

464 68 54
                                    

Laki-laki berambut putih panjang dengan iris sewarna duduk dengan begitu angkuh di depan Aguero. Dengan kedua tangan menyilang dan ekspresi evil yang menurut Aguero seperti orang jahat.

Arie Hoaqin namanya. Anak pertama Arie Hon, sekaligus kakak laki-laki Cherise yang beda ibu. Manik putihnya berkilau menatap Aguero yang kini duduk sama angkuhnya di kursi seberang meja.

Dua laki-laki ini saling menatap tajam. Tak ada yang ingin mengalah atau pun memutus kontak mata lebih dulu.

"Sampai kapan kalian akan berpandangan seperti itu?"

Celetukan Hachuling terdengar dan menarik perhatian dua orang ini. Laki-laki maniak game itu sedang bermain game dengan Ran dan Cherise di karpet yang terletak tak jauh dari tempat Aguero dan Hoaqin duduk.

Mereka sedang berada di ruang keluarga rumah Cherise. Pertemuan ini tak direncanakan sebelumnya.

Awalnya Aguero hanya menemani Cherise berbelanja, seperti permintaan Thalia malam itu. Ketika selesai berbelanja di supermarket, pemuda biru mendapat pesan dari Ran yang mengatakan jika adiknya itu bersama kakak mereka akan datang ke rumah Cherise. Alasan kedatangan dua saudaranya adalah karena ingin mencari angin sekaligus menyelamatkan telinga dari nyanyian sumbang sang Ayah, Khun Eduan.

Hal yang sama juga terjadi pada Cherise. Kakak laki-lakinya yang sedikit gila dan over protektif mendadak menelepon dan mengatakan ingin mengunjungi rumahnya. Memang sudah menjadi rutinitas jika Hoaqin akan mengunjungi sang adik seminggu sekali. Tapi, karena minggu ini Hoaqin sudah berkunjung Cherise pikir tidak akan ada kunjungan lain lagi. Ya, kakaknya itu memang sulit ditebak.

"Aku menang!"

Sekali lagi celetukan dari Hachuling terdengar. Laki-laki yang suka memakai pakaian berwarna pink gelap itu kini bersorak kegirangan di depan Ran dan Cherise. Ran cemberut karena kalah dari sang kakak. Lalu, Cherise hanya diam dengan ekspresi datar seperti biasa.

"Pertandingan ini tidak adil! Aku mau tanding ulang!" Ran menatap tajam Hachuling.

Sulung Khun tersenyum sombong, "Hee? Memang kau yakin bisa mengalahkanku kalau tanding ulang?" tanyanya.

Ran merengut. Bungsu Khun itu lalu menarik-narik tangan Cherise. Meminta gadis berambut putih untuk pergi dari ruangan.

"Sekarang kau mau kabur?" Hachuling kembali bertanya. Tampak puas melihat adik kecilnya merajuk.

"Berisik! Aku tidak mau main denganmu lagi!" tanggap Ran kesal. Kedua pipi bulatnya mengembung lucu.

"Kak Hachuling, tolong hentikan!" Cherise ikut bersuara. Berusaha menghentikan pertengkaran kakak beradik Khun.

Di tengah pertikaian sengit itu, Hoaqin dan Aguero kembali berpandangan. Saling melempar tatapan tajam.

"Berani sekali kau memeluk adikku, Khun Aguero Agnis!"

Akhirnya, setelah berpandangan dalam diam sukup lama, salah satu dari mereka berbicara lebih dulu. Hoaqin mengatakan alasan yang membuatnya marah sehingga ingin menyidang Aguero saat itu juga.

"Memang kenapa? Aku tidak memaksa dan adikmu tidak menolak, Arie Hoaqin!"

Aguero memberi jawaban yang membuat Hoaqin terdiam dan menggeram marah. Pemuda berambut biru ini lalu tersenyum penuh kemenangan. Ya, dia memang memeluk Cherise. Tadi, di dapur setelah mereka merapikan belanjaan. Sialnya Hoaqin memergoki mereka dan menyeret Aguero untuk disidang.

"Awas kalau adikku kenapa-kenapa! Akan kuhajar kau!" Hoaqin memberi ancaman. Iris putihnya berkilat tajam penuh keseriusan.

"Kau tidak akan pernah menghajarku. Lihat saja!" Aguero menantang. Sengaja karena reaksi Hoaqin yang gampang tersulut sangat menarik untuk dilihat.

𝐒𝐄𝐐𝐔𝐎𝐈𝐀 ✦ ᴋʜᴜɴ ᴀɢᴜᴇʀᴏ ᴀɢɴɪs ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang