11 - Holiday

300 49 31
                                    

Taman Bermain Headon selalu ramai, apa lagi di hari libur seperti hari ini. Penduduk kota seolah tak pernah bosan menginjakkan kaki di sini meski hanya untuk sekedar jalan-jalan mengelilingi taman.

Semua kalangan menyukai tempat ini. Anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, semuanya. Taman Bermain Headon tidak mengenal umur pengunjung karena selain banyak wahana permainan di sini juga terdapat banyak kedai makanan dengan menu yang terkenal ke seluruh kota.

"Aku pikir kita datang cukup pagi, tapi sudah ramai saja,"

Aguero mengedarkan pandangan ke seluruh arah. Memandang kerumunan orang di berbagai sisi Taman bermain Headon yang bisa dilihatnya.

"Hari ini Kedai es krim Evankhell sedang ada promo. Kau tidak baca berita?" tanya Hwaryun. Gadis berambut merah itu tampak bosan melihat sekeliling yang ramai.

"Benarkah? Kalau begitu kita harus kesana!" ujar Shibisu menggebu.

Pemuda yang berpakaian serba ungu itu lalu menggandeng Hatz dan Aguero dan berjalan mendahului yang lain.

"Shibisu! Jangan seenaknya membawa mereka pergi!" Anaak berlari kecil mengejar ketiga pemuda yang berjalan di depan.

Pukulan mendarat di kepala botak Shibisu begitu Anaak berhasil mengejar. Gadis berambut cokelat pendek itu lalu mengomel kesal. Shibisu yang tak tahan mendengar omelannya pun perlahan bergeser menuju belakang tubuh Hatz. Bersembunyi di balik tubuh pemuda pecinta pedang. Namun, Anaak kembali memukul kepalanya dan berakhir dengan pertikaian bak kucing dan tikus. Ya, dengan Hatz sebagai pembatas.

"Kalian berdua, tolong hentikan! Aku lelah!" pinta Hatz lesu. Meski kesal dengan Shibisu dan Anaak, dia tak berniat untuk menghentikan mereka sama sekali karena terlalu lelah.

"Mereka kekanakan sekali! Benar kan, Bam?" ujar Endorsi. Sejak memasuki Taman Bermain Headon tak dilepaskannya gandengan dari lengan Bam.

Bam hanya menanggapi perkataan Endorsi dengan kekehan ringan. Pemuda bermanik emas itu sibuk menenangkan detak jantungnya sendiri.

"Jangan berkelahi tanpa aku!!"

Rak lalu bergabung dengan pertikaian. Membantu Anaak menangkap Shibisu. Kini, Shibisu menjadi sasaran empuk untuk dipukuli oleh Anaak karena telah ditahan Rak dengan badan besarnya.

Hatz yang telah berhasil lepas bergabung dengan Aguero. Berdiri sambil mengamati singkat lalu membuang muka, tak tertarik menghentikan ketiganya dan bersikap acuh seolah tak melihat.

"Haruskah kita menghentikan mereka?" Cherise bertanya. Manik merahnya melirik Hwaryun, Bam, dan Endorsi satu per satu.

"Hm, aku rasa tidak apa selama mereka tidak mengganggu yang lain," Bam seperti biasa selalu menjawab bak malaikat. Senyuman manis terulas di wajahnya hingga Endorsi yang sedang menggandengnya merona tipis.

"Aku malas. Biarkan saja!" jawab Endorsi diakhiri menguap. Bosan melihat perkelahian Anaak, Shibisu, dan Rak.

"Aku juga. Lebih baik kita cepat ke Kedai Evankhell sebelum pengunjung semakin banyak," jawab Hwaryun. Gadis bermabut merah itu menggandeng Cherise dan menarik sang gadis putih. Berjalan melewati ketiga orang yang sedang bertikai dan dua pemuda yang sedang diam.

"Hwaryun! Jangan tinggalkan kami!" teriak Endorsi. Cepat-cepat dia menarik Bam dan berlari. Mengejar Hwaryun dan Cherise.

Aguero pun ikut menyusul. Mengambil langkah panjang agar cepat sampai di samping Cherise. Diam-diam menggerakkan tangannya menggenggam tangan Cherise dan membawanya masuk ke dalam kantung jas biru yang dipakai.

"Ehem!"

Deheman keras terdengar dari samping. Hatz yang melakukannya. Pemuda berambut hitam itu memicingkan mata curiga. Menatap Aguero dan Cherise penuh tanya. Namun, Aguero hanya menyeringai lebar. Tentu yang dilakukan itu membuat Hatz semakin bertanya-tanya dengan apa yang terjadi antara Aguero dan Cherise.

𝐒𝐄𝐐𝐔𝐎𝐈𝐀 ✦ ᴋʜᴜɴ ᴀɢᴜᴇʀᴏ ᴀɢɴɪs ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang