Jayna
"Sung, kenalin nih. Jayna," kenal Beomgyu ke Jisung, Jisung menoleh kearah Beomgyu sebentar lalu kearahku.
Dia menghampiriku, "Jisung." kenalnya sambil mengulurkan tangannya untuk aku jabat.
Aku menjabat tangannya itu, "Jayna." kenalku, Jisung mengangguk tersenyum.
Senyum itu, senyum yang nggak asing. Aku kayak udah pernah melihatnya, tapi– dimana?
"Jayna," panggil Jisung. Aku mendongakan kepalaku kearahnya yang sedang berdiri didepanku.
"Boleh bicara sebentar?" tanyanya, aku menoleh kepada Beomgyu dan dia tersenyum kecil, mengangguk.
Aku mengikuti Jisung, sedangkan Beomgyu mulai berkutik
"Ada apa?" tanyaku.
Jisung yang berjalan didepanku berbalik badan, "Inget aku?" tanyanya.
Aku mengerutkan dahi, "Kamu keliatan nggak asing bagi aku. Tapi, kita saling kenal?" Jisung keliatan sedikit, nggak. Bukan sedikit, tapi kecewa.
"Ternyata emang bener," gumam dia yang masih bisa aku denger.
"Kenapa?" aku mengerutkan dahi.
"Kamu.. bener-bener pengen tau?" tanyanya yang diangguki aku.
"Tapi, nggak apa-apa, kok kalau kamu masih belum bisa cerita. Aku ngerti," tambahku buru-buru.
Jisung menghela nafas, lalu menunduk. "Nanti- ah, ke Beomgyu aja, yuk." ajaknya dan langsung berjalan kearah Beomgyu. Huh? Maksudnya?
***
"Gyu, aku kesana bentar, ya," kataku sambil menunjuk tempat yang nggak jauh dari sini, Beomgyu menaikan kedua alisnya.
"Mau nelfon sebentar," jelasku.
Beomgyu mengangguk, "Oke."
Aku pun berjalan menjauh dari mereka dan mulai membuka ponselku. Aku membuat panggilan telepon pada Yeji, "Yeji?" panggilku.
"Ya? Kenapa, Jay?"
Aku menghela nafas, "Emang dulu aku pernah kenal sama yang namanya Jisung?"
Yeji nggak menjawab, "Siapa? Han Jisung? Dia udah nggak ada, Jay,"
Aku kembali menghela nafas, "Bukan. Jisung, Park Jisung." jelasku.
"k-kenapa?" aku mengerutkan dahiku, walaupun nggak bisa diliat Yeji.
"Iya atau nggak. Aku pernah kenal Park Jisung, iya atau nggak?" tanyaku menegaskan.
"Kamu ketemu dia? Hari ini?"
Aku menghela nafas kasar, "Iya. Aku baru aja ketemu dia. Sama si Beomgyu juga. Katanya, Beomgyu temenan sama si Jisung."
"Astaga, kamu nggak bohong kan?" tanya Yeji, sedikit kaget-?
Aku kembali menghela nafas, "Kenapa?" tanyaku.
"Aku nggak tau harus jelasin kayak gimana ke kamu. Kamu tanya langsung aja sama Jisung,"
Yeji bergumam, "Semua cerita itu ada dibalik Amnesia mu, Jay," jelasnya.
"k-kok, kamu bisa tau?" tanyaku, karena nggak ada yang tau tentang Amnesia ku ini. Aku diberi tau pengasuh di yatim piatuku- kalau aku mengalami amnesia karena kecelakaan, saat aku masih kecil.
Yeji menghela nafas, "Bibi kasih tau aku," jelasnya yang kembali kutolak.
"Kamu belum pernah ketemu Bibi.." kataku lirih.
"Kamu akan tau semuanya, Jay. Aku.. aku ada urusan, nanti aku kabari lagi, ya!"
Yeji mematikannya sepihak.
***
Aku sedari tadi hanya memutari taman, melihat pemandangan yang indah. Kurang lebih selama 30 menit, akupun kembali ketempat dimana awalnya kita berkumpul. Beomgyu menoleh kearahku saat aku mendekati mereka.
"Mau pulang?" tanya Beomgyu, aku nggak jawab. Masih larut oleh perkataan Yeji, Beomgyu menoleh sebentar kearah Jisung lalu berdiri menghampiriku, menaruh tangannya di bahuku dan menyamakan tingginya denganku.
"Kamu mau pulang?"
Aku menghela nafas, lalu mengangguk, "Jisung boleh ikut?" tanyaku sambil mendongakan kepalaku yang tadi tertunduk.
Beomgyu menoleh kearah Jisung, "Lo mau, Sung?" tanyanya. Aku memohon padanya tanpa suara, karena kala itu juga Beomgyu sedang menghadap kearah Jisung dan membelakangiku.
"Hah? I-iya, gue mau, kok," jawab Jisung.
"Kamu naik apa?" tanyaku.
"Aku bawa mobil," jawab Jisung sambil menunjukan kunci mobilnya.
"Oh yaudah, mau sekarang atau nanti?" tanya Beomgyu sambil bergantian melihat kearahku dan Jisung.
"Sekarang aja," jawabku. Jisung langsung berdiri dan berjalan ke mobilnya duluan. Beomgyu menoleh kearahku dan melempar tatapan- yang nggak bisa aku baca. Lalu, kita pun segera berjalan ke mobil.
***
"Aku ambil baju dulu, ya." kata Jisung saat kita memberhentikan mobil masing-masing di pom bensin.
"Kalian duluan aja. Nanti aku kerumah kamu, Jay." tambahnya sambil masuk ke dalam mobil yang baru aja diisi bensin.
"Okedeh, duluan ya Cung–!"
Cung..?
"Icung?"
Ia tersenyum padaku, "Ana." panggilnya dengan ekspresi nggak percaya.
"Hm? Apa maksud kalian?" tanya Beomgyu sambil melihat kearahku yang duduk disebelahnya dan Jisung yang diluar mobil.
"Kamu ingat?" tanya Jisung sambil senyum kepadaku.
Aku mengangguk, "Sedikit. Hehe. Nanti ceritain ke aku, ya." mintaku, masih dalam posisi yang sama, di dalam mobil dan mengobrol lewat jendela.
"Duluan, ya!"
˖◛⁺⑅♡
Bagaimana pendapat kalian tentang Han-Ji yang belum muncul tapi udah nggak ada?
EHEHEHEHEHE