Jayna
"Maaf ya.." kataku padanya sambil kembali menaruh handphone di kantung.
Aku mengangguk, "Jadi, nama kamu siapa?" tanyaku.
"Ah iya! namaku Yeonjun, aku rekan kerja Hyunjin." jawabnya, aku pun mulai merasa nggak nyaman sekaligus takut.
"Kamu pasti udah tau Hyunjin kayak apa, tapi jangan kabur," tahan Yeonjun padaku setelah sadar akan sikapku yang mulai aneh.
"Kenapa nggak boleh? Kamu mau ngomong apa?" tanyaku dua kali sekaligus.
"Sebenernya bukan aku yang mau ngomong.." katanya menggantung.
"Lalu?" tanyaku menaikan kedua alis sambil mundur selangkah.
"Ikut aku."
Dia langsung pergi tanpa menunggu responsku, aku menghela nafas. Aku pun mengikutinya dan menengok kearah mobil -yang ada Jisung juga Jeongin didalamnya- yang diparkir beberapa meter dibelakangku, melihat begitu Jisung pun langsung mengechat ku.
Pwak Ji
| kamu diajak kemana?
| jangan ikut
| dengerin aku!
Tapi telat.. aku sudah masuk ke mobil Yeonjun..gak apa-apa cung |
aku kenal dia kok, dia temannya teman sekolah baru aku |
| siapa?Hyunjin |
| dia siapa?
orang yang jeongin bilang psikopat.. |
tapi kamu nggak usah khawatir |
kamu akan jadi orang pertama yang aku hubungin, dah cung.. |
| Na...
Sudah, aku harus berpikir positif. Mereka nggak akan apa-apain aku..Jisung
"Jayna diajakin kemana?" tanya Jeongin ke gue, dia nanya dengan suara gemetar.
"Nggak apa-apa kok, dia pasti nggak akan di apa-apain." kata gue tanpa menjawab pertanyaannya tadi.
"Kamu yakin?" tanyanya lagi, gue mengangguk tanpa ragu sambil menghubungkan panggilan pada Beomgyu.
Telepon sudah tersambung, "Halo.. kenapa?" tanya Beomgyu.
"Lo pasti tau jadi nggak usah gue jelasin, tapi.. Jayna diajak pergi." jelas gue mencoba setenang mungkin.
"Kemana?!"
"Nggak tau, makanya gue mau minta tolong sama lo.. Jeongin udah ketakutan banget sekarang.."
"Oke, gue akan coba track dia."
"Makasih."
Gue pun mematikan telfonnya, "Beomgyu mau ngapain?" tanya Jeongin masih ketakutan.
"Nggak ngapa-ngapain kok," jawab gue.
"Kamu mau pergi atau mau disini dulu, aja?" tanya gue.
"Disini dulu, aja. Tunggu Jayna."
Jayna
Aku masih merekam percakapanku dengan Yeonjun, mengharap nggak akan terjadi sesuatu yang aneh.
"Kita sebenernya mau kemana?" tanyaku sambil melihat keluar jendela mobil.
"Ikut aku aja, kita udah mau sampe." jawabnya.
Nggak lama kemudian kita berhenti, "sampai." kata Yeonjun, tempatnya nggak asing... kayak aku pernah kesini.
Baru aja aku turun dari mobil, seseorang memanggilku, "Jayna!" aku pun menengok kearahnya, sudah kuduga! Tempat ini pernah kudatangi, orang yang memanggilku tadi adalah Hwall.
"Kamu ngapain disini?" tanya Hwall, aku langsung menghindar darinya, sedangkan Yeonjun sedari tadi menungguku.
"Kayaknya kamu udah tau siapa kita.." gumam Hwall sambil mengangguk kecil.
"Tenang, aku akan tetap jagain kamu kok," katanya lalu mendekat ke telingaku,
"Bahkan dari Hyunjin." katanya, aku pun merasa sedikit lega.
Tapi jangan segampang itu, Jayna!
"Ayo, kapan masuk?" tanya Yeonjun, akupun memberi isyarat kepada Hwall untuk menemaniku dan dia mengangguk.
"Dia ngapain?" tanya Yeonjun kepadaku sambil menunjuk kearah Hwall.
"Aku minta dia ikut." jawabku singkat.
"Nggak." tolak Yeonjun.
"Dia ikut."
"Nggak!"
"Dia ikut!"
Sebelum Yeonjun sempat berbicara lagi, aku menyelanya, "Dia ikut atau aku pulang!" teriakku.
"Huh, yaudah Hwall, Jayna, ayo."
Aku sengaja berjalan di belakang, aku merasa dengan Hwall lebih aman, aku lebih percaya padanya.
"Sebenernya mau ke mana sih, Njun?" tanyaku.
"Ruang 1."
Ruang 1, tempat yang aku datangi dengan Hwall kemarin.. kuharap nggak ada cat lagi kali ini--- dan juga bunyi tembakan.
Kita melangkah masuk ke ruangan tersebut, dan aku pun memegang lengan Hwall, "Nggak apa-apa." tenang Hwall, aneh.. sungguh, seperti mau masuk kerumah hantu rasanya.. tapi ini lebih aneh..
"Hai,"
Seseorang menyapaku. Unbelievable.
˖◛⁺⑅♡
AYO TEBAK, AYO TEBAK, SIAPAKAH ORANG ITU~ [Pake nada sayonara ya, gais!]
Ide gua mentok ㅠㅠ masih ada yang nungguin book ini, kan?
makin ngebosenin, ya :(