CHAPTER 2

50 4 0
                                    

"GAPAPA, CUKUP ANTARTIKA AJA YANG JAUH, ANTARA KITA JANGAN BRIGHT." -Gladis


"Arghhh."

Lelaki itupun menengok kebelakang.

"Wanita payung kuning?" ucap bright ingat karna payung yang sangat mencolok warnanya.

"Jodoh orang?" Ucap mereka bersamaan.

"Hah" Kali ini bright yang bersuara. apa maksud dari jodoh orang? batinnya.

Kali ini suasana sangat canggung. Gladis hanya tersenyum seperti orang bodoh.

"Apakah kau tidak bisa berenti tersenyum?" tanya Bright dengan nada kesal.

Gladis tertawa. "Bukankah tersenyum ibadah?"

"Tapi kau seperti orang bodoh jika tersenyum seperti itu." sarkas Bright sangat menohok. Gladis baru sadar ternyata pria yang ia temui di tangga kereta tidak terlalu welcome padanya.

"ishhh, kasar sekali." ucap Gladis pelan lalu memutar bola matanya jengah.

"Minggir." Lalu menabrak Bright dengan sengaja karna merasa kesal dengannya. Gladis memegang pundak kanannya "aww, bodoh sekali Gladis." ia berjalan menuju kantin untuk minum, sedari tadi kepalanya panas karna kesal dengan Bright. Lalu berjalan menuju kelas

Tapi anehnya Bright ada disana,ternyata mereka sekelas. Dan Bright sedang digandrungi beberapa wanita.

Gladis tak acuh ia masih kesal perihal tadi, Tapi ia merasa seperti sedang diperhatikan lalu ia melirik dan benar saja, Bright yang sedang memandanginya dari sebrang podium dengan tatapan datar dan dikelilingi wanita tadi.

"Apa yang dia lakukan?!" Ucap Gladis terheran.

Bright berjalan kearah Gladis dan duduk disebelah meja Gladis. "Apa kau sekarang mengikutiku?" Tanya Bright dengan nada datar.

"Apa keuntungan aku mengikutimu? Jawab Gladis dengan nada datar juga.

"Karna aku tampan." Masih sama datarnya dengan yang awal.

"Kau benar." Gladis mempautkan bibirnya dengan asam, karna memang faktanya Bright tampan.

Tapi tiba- tiba ia menjadi bersemangat lagi dan bertanya "Sepertinya kita belum berkenalan? Siapa namamu?" Dengan tersenyum Gladis mengangkat tanganya. "Aku Gladis, Siswi pertukaran pelajar, Umur 21, Golongan darah AB, Aku suka makan Sandwich, warna favorit hitam, suka hujan,jomblo, masih perawan."

Bright hanya menatap datar "Aku tidak berminat." Ucap Bright dingin.

Masih dengan tersenyum Gladis berbicara "Baiklah, aku akan berkenalan lagi besok." sambil menutup wajahnya karna tertawa.

Wanita aneh, batin Bright.

¤¤¤

Setelah Kelas selesai Bright buru-buru pergi karna ada keperluan mendesak. Dan langsung keluar kelas sambil menelfon seseorang. Sampai Gladis teriakpun Bright tak mendengar dan terlalu jauh jarak antara mereka.

"HEIIIIII, JODOH ORANGGGGG, BUKU MU TERTINGGALLL?!!."

Gladis pun mengejar Bright tapi tertinggal jauh. "cepet banget dia jalan. GAPAPA, CUKUP ANTARTIKA AJA YANG JAUH, ANTARA KITA JANGAN BRIGHT." Sekali lagi Gladis berteriak dan Bright hanya menengok lalu pergi lagi. Galdis hanya tersenyum cekikikan dan mencium buku milik bright yang ia genggam.

luv u ma boy •BrightVachirawitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang