CHAPTER 5

23 3 0
                                    

"Aku selalu berharap bisa menggengam tanganmu seperti ini selamanya." -Gladis.✨

Namun tiba-tiba Entah dari mana Bright datang dan menggandeng tangan Gladis. "Kupinjam orang bodoh ini sebentar." Gladis yang melihat Bright langsung tersenyum seperti orang bodoh ketika sudah berhadapan dengan Bright.

"Jika menjadi bodoh bisa membuatmu menggenggam tanganku, aku rela jadi bodoh" Batin Gladis.

Masih dengan menggandeng tangan Gladis, Gladis merasa Jantungnya akan meledak jika ini dibiarkan terlalu lama.

dikoridor kampus Gladis menghempaskan tangan Bright pelan. "Berenti Bright."

"Ada hal penting yang akan aku bicarakan, Ayo!" Ucap Bright Tergesa-gesa. Lalu menarik Gladis kearah Cafe dekat kampus.

"Aku Tidak bisa Bright." Ucap Gladis dramatis.

"Tidak bisa apa?" Lirik Bright yang kebingungan.

"Aku tidak bisa terlalu lama jika kau gandeng seperti ini." Cicit Gladis sambil melihat tangan mereka.

"Kenapa?"

"Jantungku akan meledak." Lalu Gladis buru-buru melepaskan tangan mereka.

"Jantung?." Bright Melihat kearah dada Gladis dan ingin memeriksa jantungnya apakah masih normal atau tidak dengan tangannya tapi sebelum mengenai dadanya Gladis lebih dulu menampol Bright.

"Cabul." Gladis berjalan masuk ke arah cafe dekat kampus.

"HEI!!!?!?! Arghhgg pipiku. Sialan. AKU HANYA INGIN MEMERIKSA JANTUNGMU BODOH."

Sambil berteriak menuju cafe Gladis berteriak. "CEPAT, AKU LAPAR."

"Wanita gila." Ucap Bright Lalu berjalan kecil menyusul Gladis.

¤¤¤

"PACHAARRR BWOHONGANNN?" Ucap Gladis berteriak sambil mengunyah makanannya. Dengan sedikit makanannya mengenai baju Bright.

"Habiskan dulu bodoh." Bright yang kesal membersihkan bajunya dan. "Kubayar 2x lipat dari bayaran beasiswamu."

"Baiklah, Dengan syarat kau harus mengabulkan 5 permintaanku."

"Pemerasan ini namanya." Saut Bright tak terima.

"Baiklah jika tak ingin." Gladis berpura- pura meninggalkan Bright.

"Bagaimana jika 2."

"4?" Ucap Gladis berbalik dengan semangat

"3?"

"DEAL?!?" Gladis mengangkat tangan untuk bersalaman dan disambut dengan Bright. Gladis menerima Tawaran dari Bright bukan semata-mata untuk uang. ia hanya senang jika seharian bisa bersama Bright, Memandang wajah blasteran Syurga itu.

"Jam 8 malam Aku akan menjemputmu, Kau punya Gaun yang bagus bukan?" Ucap Bright berdiri dan mengeluarkan Dompet untuk membayar makanan dicafe.

"Sepertinya." Ucap Gladis tak Yakin.

"Ku kirimkan Gaunnya ke Apartemenmu."

"Memangnya kau tahu ukuran bajuku?"

"Huft, Kucatat di Handphone oke?

luv u ma boy •BrightVachirawitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang