08. bukan kejutan, tapi terkejut~

18 16 2
                                    


Audrey Pov

" 🎶 Naaanaaa.. nanaa.. matamu melemahkanku.. saat pertama kali ku lihatmu.. dan ituuu adalah kamu.. Oooo.. Ranggaraku ..🎶" 

Nyanyiku sembari menyetir mobil ayahku ini. Walau lirik yang ku nyanyikan tak pernah ada lagu nyatanya. Tapi, lirik itu terlintas dikepalaku teruntuk Ranggara.

Tinggal satu belokan ke kiri lagi, tujuanku akan tercapai. Pertemuan yang ku harapkan akan terjadi.

Saat hendak belok, aku melihat mobil Avanza berwarna putih terparkir diluar gerbang rumah Ara. Ku lajukan mobil secara perlahan.

"Pasti Ara baru tiba.. akan ku kejutkan kamu.." gumam Rey dengan raut wajah gembira dan bahagia.

Aku  masih didalam mobilku. Aku  melihat seorang wanita yang tidak aku  kenal keluar dari mobil itu. Aku fikir itu Ara, ternyata bukan. Aku menghentikan mobilku dengan jarak yang cukup jauh dengan mobil itu.

"S-siapa wanita itu?? Aku  baru melihatnya.. hmm, Mengapa dia berada dirumah Ara??" Gumamku.

Wanita yang telah selesai menyetir itu keluar dari mobilnya, lalu berjalan perlahan ke arah pintu mobil lainnya.

"S-siapa yang bersamanya?" Tanyaku dalam batinku.

Mataku semakin menajam dan jeli memperhatikan gerak-gerik wanita itu. Wanita itu membuka pintu mobil lainnya dan menarik lengan seseorang dari dalamnya. Perlahan orang itu keluar karena tarikan yang wanita itu lakukan.
Mataku membulat sejadi-jadinya.

"A-ara? Pasti ini mimpi!" Ucapku sembari menepuk-nepuk pipiku.

Aku  tidak percaya Ara membiarkan wanita itu merangkulnya?. Wanita itu menyandang lengan Ara pada bahunya. Begitupun tangan wanita itu terlilit dipinggang Ara. Mereka berjalan perlahan memasuki gerbang rumah Ara.

"Mengapa Ara bisa bersama wanita lain?" Desisku kecewa.

Hatiku hancur, pikiranku kabur, mataku memerah menahan mengalirnya air mata. Tapi apa daya, air mata ini terbendung semakin banyak dan tak bisa ku tahan. Aku  mengepalkan kedua jari tanganku pada setir mobil. Sementara mataku masih memperhatikan mereka yang berjalan mesra dengan aliran air mata yang tengah membasahi wajahku ini.

Aku  melihat Ara tersenyum pada wanita itu. Senyuman Ara berhasil membuat wanita itu semakin mengeratkan lilitan tangannya itu pada pinggang Ara.

"Araa?? K-kenapa??" Gumamku sembari menagis.

Disini aku  masih memperhatikan mereka. Sampai mereka tak terlihat dan telah masuk kedalam rumah Ara.

🎵 Ku menangis membayangkan
Betapa kejamnya dirimu pada diriku
Kau duakan cinta ini
Dan pergi bersamanya 🎵

Rey memutar balikan mobilnya. Dia pergi meninggalkan rumah Ara dengan sangat sedih.  Rasa  kesal, kecewa, dan patah hati beradu satu dalam diri Rey. Dia tidak menyangka Ara akan melakukan ini padanya. Rey mengendarai mobilnya dengan aliran air matanya yang terus saja mengalir. Semua rencanya untuk Ara berakhir sia-sia.

Rey memarkirkan mobilnya disembarang tempat dihalaman rumahnya. Dia keluar dari mobilnya dan menutup dengan keras pintu mobil.

Rey berlari menuju pintu dalam rumahnya sembari menangis. Sementara itu, mama dan papa Rey terkejut.

"Apa yang terjadi pah?? Rey kenapa?" Tanya mama Rey heran.

"Papa juga tidak tau maa.." jawab papa Rey.

Mama dan papa terus saja memperhatikan putrinya itu. Sampai, Rey menutup pintu kamarnya dengan keras.

Rey menangis dibalik pintu kamarnya. Mama dan papa berusaha membujuk Rey agar membuka pintu kamarnya. Tapi, Rey menghiraukan mereka.

Rey menangis diatas tempat tidurnya. Bantal guling yang menjadi penyangga dagunya itu menjadi basah. Aliran air mata tak kunjung berhenti.











REYARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang