Audrey Pov
Tokktok... toktok... toktok...
"Reyy.. ayo kita sarapan bersama.. Reyy??" Ucap mamaku sembari mengetuk-ngetuk pintu kamarku. Sementara, aku masih terdiam duduk diatas tempat tidurku.
Kejadian dua hari lalu membuatku lesu menghadapimu, Ra. Pikiranku tentangmu berubah menjadi halu. Sebenarnya, apa salahku?
"Reyy belum laper mahh.." balasku.
"Jangan begitu sayang, kamu jadi telat makan. Nanti kamu sakit.. mamah dan papah gak mau kamu kenapa-napa.."
"Rey baik-baik aja mahh.. pahh.. Rey lagi mau sendiri lagi aja dulu.."
"Kalau kamu begini terus, mama dan papa akan pergi menemui Ara. Supaya kami tau permasalahan apa yang sedang kalian alami!"
"J-jangan mahh.. R-rey buka pintunya sekarang.."
Ocehan dan ancaman mamah dan papah berhasil membuatku mengalah. Perlahan aku beranjak dari kasurku untuk membuka pintu kamar. Setelah ku buka, mamah dan papah kompak memeluk ku.
"Ceritakan apa yang kamu alami. Tidak biasanya kamu murung begini. Sudah dua hari lagi. Semenjak kamu pergi nemuin Ara." Kata papaku.
Pelukan ini perlahan melonggar. Aku berjalan menuju tempat tidurku dan kembali duduk disana. Mamah dan papah mengikutiku. Mereka selalu mendukungku dan menyemangatiku.
"Apa aku ceritakan saja kepada mereka?" Gumamku dalam hati.
"H-hmm, s-sebenarnya Rey dan Ara b-baik-baik aja. Rey, cuma lagi t-tegang aja." Balasku dengan sedikit gagu.
"Kamu tegang kenapa?" Tanya mamaku.
"Kan sebentar lagi R-rey wisuda.."
"Hmm, tegang wisuda apa dilamar Ara?" Usil mamaku.
'H-hm, y-ya dua-duanya s-sih.."
"Maaf mah pah Rey bohong. Rey gak mau kalian cemas tentang ini. Biar Rey yang menyelesaikannya." Gumamku dalam hati.
Terlihat jelas diwajah orang tuaku perasaan tenang. Rasa cemas mereka terhadapku perlahan memudar. Sebelum mereka meninggalkan kamarku, mamah dan papah mencium pipi kanan dan kiriku.
Sudah dua hari ini aku tidak keluar dari rumahku. Aku juga tidak memainkan ponselku. Aku masih kecewa terhadap Ara. Namun, sebenarnya aku sangat merindukannya. Bagaimana ini?
Saat ini aku hendak menghidupkan kembali ponselku. Mungkin, Ara mengira aku tengah mempersiapkan kejutan untuknya. Apa lagi sudah dua hari ini, kami tidak saling bicara. Ponselku sudah menyala. Betapa terkejutnya aku saat ponselku menyala,1.266 panggilan tak terjawab, 576 pesan.
"A-ara? J-jadi, selama ini dia berusaha menghubungiku? T-tapi, kenapa dia tidak datang langsung kerumahku saja?" Gumamku terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYARA (End)
RomantikBudayakan Follow dulu ya ❤️ Bakalan difllback ko 🌻 Sad/Romance 🤲👉 Audrey Marissa, gadis periang dengan segala kepercayaan yang dia miliki. 🤲👉 Ranggara Prasetya, seorang yang setia pada Audrey Marissa dengan semua rahasianya. PERENCAN...