16. my sad graduation~

3 1 1
                                    


Suasana kampus saat ini sangat meriah. Semua mahasiswa dan mahasiswi bersorak ceria akan kelulusana mereka. Terkecuali Audrey Marissa. Ditengah ramainya kampus, hanya sepi yang Rey rasa.  Dia tidak bisa merasakan kehadiran Ranggara.

"HAIII REYYY.." Saut teman-teman Rey.

"K-kalian.."

"Ayo bergabunglah bersama kami." Ucap Jila.

"Pergilah sayang. Nikmatilah acara ini.." balas mama Rey.

"T-tapi, mahh paah.."

"Ayolah sayang, dibawa tenang saja.." ucap papa Rey, kemudian mencium pipinya sekilas.

Tanpa memberi waktu luang untuk Rey berfikir, teman-teman Rey menarik tangannya. Rey hanya pasrah dengan kelakuan teman-temannya itu. Rey berharap dengan ikut, dia bisa menemukan seseorang yang dia cari.

"Dimana kamu Ra..?" Gumam Rey.

Rey menelusuri ulang semua tempat yang sering Ara kunjungi sendiri. Dia tidak pernah hilang harapan untuk itu. Sampai, saat Rey tiba didepan gerbang kampus, dia melihat wanita itu lagi. Dia. Wanita yang sering Rey lihat bersama Ara akhir-akhir ini sebelum Ara menghilang.

Wanita itu terlihat sangat sedih saat keluar dari dalam mobilnya. Hal pertama yang ingin wanita itu temui adalah Rey.

Saat dia sadar bahwa gadis dengan kebaya merah muda itu Rey, dengan cepat dia berlari menuju ke arahnya sembari menangis.

"R-reyyy.." gumam wanita itu dengan isakan sembari memeluk Rey.

Rey hanya terdiam dengan sikap wanita itu. Rey berfikir mungkin wanita itu patah hati juga seperti dirinya karena Ara. Ara yang pergi tanpa permisi itu.

"K-kamu siapa? Dan kenapa?" Tanya Rey kemudia melepaskan pelukan wanita itu.

"R-ranggara.. R-rey.. Araaa.."

"Dia kenapa? Cepat jelaskan dan berhentilah menangis!"  Saut Rey mulai cemas karena sikap wanita itu.

"D-dokter menyatakan dia t-tidak dapat t-tertolong.."

"A-apa? Kamu b-bercandakan? Ada hubungan apa antara kamu dan Ara? Dan, kenapa k-kamu melakukan drama ini?!" Tanya Rey semakin gelisah. Hatinya mulai tidak tenang. Pikirannya menjadi tegang. Dia mengoyang-goyangkan pundak wanita itu.

"I-ini untukmu."

Wanita itu menyodorkan sebuah amplop. Disana terdapat sebuah surat. Saat Rey membacanya, dia langsung terkejut. Tubuhnya menjadi melemas dan jatuh duduk.

"A-araa.." gumam Rey sembari menangis.

"TIIDAAKKKKKKKKK!!!" Teriak Rey.

REYARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang