Reuni-2

184 26 0
                                    

Seharusnya, Bella sudah ada di acara reuni, terlebih lagi Bayu sudah menjemputnya namun, semua rencana bagus itu terhalang oleh hujan yang sejak pagi mengguyur kota. Akhirnya Bella memilih membuat sarapan dan minuman hangat sambil menunggu hujan reda. Pria dua puluh delapan tahun yang masih setia duduk di sofa mulai gusar, berpindah di kasur lantai sambil melihat berita terkini di televisi.

"Kok ada orang yang tega buang bayinya di sungai. Itu bayi apa anak kucing?" komentar Bayu geram.

"Buatnya aja enak, giliran ngurusin ogah," timpal Bella dari dapur.

"Nah, betul! Kalau gitu jangan sampai hamil, kasihan si bayi berhak hidup malah dibuang! Ortunya kagak ada otak tuh!" kecam Bayu.

"Harusnya mereka bertanggung jawab atas nasib si bayi," kata Bella sambil berjalan ke ruang tamu mini di kosannya. "Nih, sarapannya jadi."

"Berita dari Indonesia ada-ada aja, sih." Bayu merubah posisi menjadi duduk.

Hujan yang mengetuk-ketuk pintu kaca balkon menarik perhatian Bayu. "Ya. Hujannya makin deras aja."

"Hmm, hmmm."

Sarapan sudah selesai, hujan sudah mereda tepat pukul delapan kurang sepuluh menit. Ada sepuluh menit sebelum reuni dimulai dan mereka berlari keluar flat untuk mengejar bus. Bayu melihat Bella tertinggal pun berhenti sejenak dan mengulurkan tangannya pada Bella, gadis itu melihat perhatian teman lelakinya yang manis segera menyambutnya.

'Seandainya aku jadi kekasihmu, pasti akan berbeda rasanya'

Bella naik tepat waktu sebelum bus berjalan. Napasnya beradu dengan Bayu yang duduk di sampingnya, keduanya saling bertatapan kemudian tersenyum bersama. Sudah hal biasa bagi Bayu maupun Bella untuk saling membantu selama belajar di sini, mereka berasal dari tempat tinggal yang sama alias bertetangga sedari kecil.

Reuni yang diadakan di sebuah cafè dipelopori oleh mantan ketua kelas sekolah menengah atas dulu, Stefani. Bayu menemukan sekelompok teman lelakinya dan saling memberikan yel-yel. Mereka mengenali Bella yang masih berteman baik sampai mereka kuliah.

"Ini Bella yang dulu sempet tenggelam di danau kan?" tanya seorang lelaki berambut keriting.

"Iya, gara-gara ambil sendal yang kamu lempar tuh!" seru Bella ingat waktu dulu.

"Iya deh, maaf, mana tahu kalau kamu enggak bisa renang, untungnya ada Bang Bayu nyelametin, cieee!"

"Sekarang kalian pacaran atau gimana?" tanya salah satu dari mereka.

"Apaan, sih! Tanya kok gitu?" protes Bayu sambil menjitak kepala si penanya.

Bella ingin sekali berkata kalau itu bisa saja terjadi, perasaannya pada Bayu sudah matang apalagi sejak tinggal berdempetan di kosan. Bella melirik Bayu yang tengah bersenda-gurau dengan teman lamanya, sementara ia memilih mengambil minuman sirup buah di meja besar.

"Hai, Bella. Kau sudah datang rupanya," sapa Stefani.

"Ya, aku datang sama Bayu," kata Bella.

"Eh, Bayu udah punya pacar belum?" tanya Stefani.

"Sudah."

Stefani yang minum tersedak. "Beneran? Siapa?"

Bella tertawa. "Boong, kenapa tanya-tanya?"

"Yeee, kamu tuh! Beneran loh aku tanyanya, dia makin ganteng aja sekarang eh tapi, dia dari dulu udah ganteng, sih! Kamu temennya gimana, masa enggak tahu dia udah punya pacar apa belum?"

"Enggak ada, kok."

"Trus kamu sendiri gimana? Udah punya pacar belum?" tanya Stefani.

"Belum, aku belum berani ungkapin perasaanku sama dia."

"Kenapa?"

"Takut ditolak."

"Ya udah semangat ya buatmu, aku ke sana dulu!" Stefani pamit.

Bella melihat ke mana arah perginya Stefani, ternyata pada sekumpulan lelaki di mana Bayu berada. Stefani memberikan gelas minuman pada Bayu dan mengobrol di dekatnya. Bella merasa 'panas' serta tak tahu mengapa Stefani mendekati Bayu di acara seperti ini? Ia merasa Bayu dan Stefani baru bertemu di sini, namun kok terlihat akrab? Bella hampir saja melangkah mendekat, akan tetapi langkahnya dihadang oleh seorang lelaki berjaket warna _army_.

Lelaki itu ternyata adalah Irfan, cowok populer yang dulu sempat menyatakan cinta padanya, cinta monyet semasa putih abu-abu. Irfan mengatakan jika Bella tampak semakin cantik dan perasaannya tak berubah sedikitpun, masih sama bahkan semakin berkembang.

"Maaf, Fan. Jawabanku tetap sama," kata Bella menolak untuk kesekian kalinya.

"Hei, janganlah begitu padaku, Bella." Irfan menahan langkah Bella dan menyalakan mic di tangannya. "Helo semua teman yang hadir. Terima kasih sudah datang, termasuk Bella, aku senang sekali."

"Apaan, sih, kamu! Lepas!" seru Bella.

"Ada apa nih?" tanya Bayu yang hendak bangkit namun, ditahan oleh Stefani.

"Di sini aja, Irfan mau nembak Bella kok," kata Stefani menenangkan Bayu.

Bella tak melihat Bayu akan membelanya seperti yang sudah dilakukannya dulu. Dia masih di sana, duduk bersama Stefani dan menatap ke arahnya sambil tersenyum. Bella merasa hatinya tak karuan ditambah tangannya dipegang erat oleh Irfan.

"Aku mau kalian menjadi saksi atas peristiwa spesial ini! Bella, izinkan aku menyatakan cintaku padamu, sudah sekian lama perasaan ini tak pernah kaubalas, kuharap kau membalasnya kali ini."

"Balas! Balas!"

"Balas!"

"Balas!"

Bella menatap satu per satu teman-teman yang menyerukannya untuk membalas. Wajahnya berubah merah padam ketika melihat orany yang mendiami hatinya justru menyuarakan kata sama untuk membalas perasaan Irfan. Bella merasa putus asa dan terluka, orang yang disukainya justru menyuruhnya membalas perasaan Irfan pun ia meraih mic yang dipegang Irfan.

"Aku tidak pernah menginginkan sesuatu sebesar ini sebelumnya. Harapanku bisa kuliah di fakultas favorit sudah kudapatkan, sisa satu yang kuinginkan, sangat kuinginkan," kata Bella begitu mendalam. "Sesungguhnya aku menyukai seseorang, sedari dulu sudah ada di dalam hatiku dan tak pernah berubah."

Irfan yang merasa dirinya yang dimaksud Bella pun tersenyum merekah dan percaya diri pernyataan cintanya terbalas.

"Kali ini pasti diterima!" Irfan berharap banyak.

"Aku mencintaimu, Bayu." Bella menatap lurus ke arah Bayu.

Semua tawa dan keriuhan yang terjadi di ruangan utama acara reuni mendadak sunyi senyap, meninggalkan musik yang masih disetel terabaikan. Semua mata bergantian beralih ke Bayu dan Bella kemudian ke arah Irfan yang tak kalah terkejut.

"Bella, yang menyatakan cinta di sini aku loh, kenapa jadi dia?" tanya Irfan.

"Kurasa kita harus meluruskan ini semua, Bay," kata Stefani.

"Begini, Bella. Kurasa kita salah paham,"

"Tidak, Bayu. Aku merasa ini semua nyata dan benar. Semua perhatianmu."

"Aku perhatian karena kau kuanggap sebagai teman biasa, tak lebih. Dan maaf, selama ini menyembunyikan hubunganku sama Stefani."

"Apa?" tanya Bella kaget bukan main, perasaannya sudah tak berbalas, sekarang kenyataan bahwa Bayu ternyata ada hubungan spesial dengan Stefani.

Bella menaruh mic di meja dan meninggalkan acara reuni, Irfan mengejar Bella sebab Bayu ditahan oleh Stefani. Bella menangis, tak kuasa menahan lara hatinya.




End

Asterin ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang