⚠️ potential trigger for self harm and (maybe) suicide ⚠️
🧱🧱🧱
fiat menelusuri satu demi satu buku yang berjajar di rak. setelah semalam berhasil lolos dari introgasi mamanya, fiat berusaha untuk menghindar dan lebih berhati hati agar tidak terjebak untuk kedua kalinya.
mama dan papa nya sangat menyeramkan jika sudah bersatu, fiat tidak yakin bisa menghadapi keduanya di saat yang sama. karena itu sebisa mungkin fiat berusaha untuk tidak berada terlalu lama dengan keduanya. jika hanya salah satu, fiat yakin dia bisa mengatasinya.
namun, peristiwa semalam membuat fiat teringat kembali pada kejadian bulan lalu yang membuat fiat akhirnya mengurungkan niat untuk membawa mobil sendiri dan memutuskan untuk menunpang mobil pluem sebanyak yang dia bisa
hari itu, fiat yang sudah mendapatkan sim mencoba mengendarai mobil pluem dari dan ke kampus, niatnya sebagai test drive.
saat berangkat, tidak ada hal berarti kecuali pluem yang protes karena cara fiat mengganti perseneling masih kasar. namun, sore harinya, ketika sekali lagi fiat berada di kursi kemudi dengan pluem duduk di sebelahnya menatap keluar jendela dengan pandangan datar, alarm lama milik fiat kembali bereaksi
"hei, apa kamu pernah berpikir untuk membuka pintu dan meloncat keluar dari dalam mobil yang sedang melaju?"
sebuah pertanyaan random dari pluem membuat kaki fiat menginjak rem dengan cepat
meski saat itu pluem berteriak padanya karena perbuatan fiat cukup berbahaya, namun kepala fiat sudah terlebih dahulu penuh dengan keraguan.
fiat tahu pluem sudah berjanji padanya untuk tidak lagi bertindak bodoh. tapi jauh di dalam hati fiat selalu meragukan janji pluem itu.
pertama, karena fiat tahu pluem terpaksa mengatakan nya. dan kedua, karena sorot mata pluem tidak berubah sejak saat itu.
masih selalu pandangan datar yang kosong.
dulu, sebelum peristiwa yang nembawa mimpi buruk bagi nya, fiat bisa melihat sorot mata pluem yang masih berubah ubah.
namun sejak hari itu, mata pluem tidak pernah menunjukkan perubahan seperti air yang tenang tanpa riak
seolah meski nyawa pluem berhasil bertahan, namun jiwa pluem sendiri terlanjur menghilang bersama warna merah yang mengalir keluar dari lengannya
"heh, bahaya nginjak rem tiba tiba, kalau dari belakang ada mobil gimana?! kok bisa kemarin kamu lulus tes kalau cara nyetir mu parah gini?!"
omelan pluem saat itu membuat fiat sedikit lega, setidaknya pluem masih memikirkan keselamatan. hanya saja, kelegaan nya tidak bertahan lama dengan kalimat pluem yang menyusul kemudian
"kalau sampai kamu kenapa napa, aku harus bilang apa sama orang tua mu"
pluem tidak terlalu peduli dengan keselamatan nya, dia hanya peduli jika fiat yang terluka. dan itu membuat fiat tidak tahu harus merasa lega atau khawatir.
apapun itu, dua hal yang fiat tahu. pertama, pluem harus berada di belakang kemudi agar tidak memiliki kesempatan untuk mencoba pikiran random nya. setidaknya sampai saat ini, pluem bisa di percaya untuk tidak melajukan mobilnya sembarangan.
kedua, harus ada orang yang bersama dengan pluem, setidaknya jika pluem tidak peduli dengan dirinya sendiri, pluem masih logis untuk tahu tidak mencelakakan orang lain.
dengan kedua alasan itu, fiat memutuskan untuk sebisa mungkin selalu menumpang mobil pluem agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan
"void call" guman fiat menarik sebuah buku dari rak
KAMU SEDANG MEMBACA
the kid ship ~ 暗闇からの音
Fanfiction⚠ trigger warning for mental illness issue ⚠ pluem always back to that day. a day when everything become empty, dark and full of voices who shouting out his name. while fiat, his best friend got annoyed by a certain senior who just come back from t...