"apa ma?" tanya fiat setelah tidak tahan menerima tatapan curiga dari krist selama tiga hari terakhir
"bukan apa apa"
"maaa!!!"
"beneran, mama cuma heran"
"heran kenapa?"
"kamu udah tiga bulan lebih dapat sim tapi masih tenang tenang aja. mama kira begitu sim mu keluar kamu bakal ribut minta buat bawa mobil sendiri ke kampus"
fiat tertawa untuk menutupi rasa bersalahnya.
sebenarnya memang fiat sudah berniat untuk membujuk krist agar memperbolehkan nya membawa mobil sendiri ke kampus. memang untuk tujuan itulah fiat membuat sim.
"fiat?!" ulang krist dengan nada menekan
"ng, nggak ada apa apa kok ma. lagian bawa mobil repot nyari tempat parkir nya" kata fiat sembari tertawa, bersikap sesantai mungkin agar tidak mencurigakan
"hmmm"
"beneran, fiat kan paling malas kalau parkir, tanya aja papa, iya kan pa?"
detik fiat menoleh pada papanya merupakan kesalahan terbesar fiat, karena papa nya hanya tersenyum berguman namun menatap fiat dengan pandangan seolah tahu apa yang sedang disembunyikan nya
"padahal mama udah mau beliin fiat mobil sendiri, iya kan kak sing"
singto kembali berguman dengan senyum dan tatapan yang masih sama. membuat rasa bersalah fiat semakin besar
"kapan kapan aja nggak papa, fiat nggak butuh mobil kok. lagian bisa numpang pluem ini. biasanya juga begitu kan"
"hmm, lalu, kenapa kemarin minta buat sim secepatnya?" desak krist
"ya, kan biar punya aja ma"
"kalau punya nggak di pakai sayang dong"
"ya, itu kan. buat jaga jaga aja. yang penting fiat bisa bawa mobil"
"yakin nggak mau? besok besok kalau minta belum tentu mama setuju lho"
"nggak papa ma, kalau nggak besok fiat beli sendiri aja kalau udah kerja. toh belum butuh butuh banget sekarang"
"o ya?! terus kemarin yang bilang biar bisa pergi sendiri nggak ngrepotin mama sama papa siapa ya?"
"po, pokoknya sekarang fiat nggak punya mobil nggak papa" fiat buru buru berdiri dari kursi untuk kabur dari introgasi krist "fiat udah selesai makannya, fiat ke kamar ya ma, pa ada tugas"
krist memperhatikan fiat yang berlari menaiki tangga menuju kamarnya dengan tatapan curiga
"pasti ada apa apa nya" kata krist menoleh pada singto yang belum juga bersuara sejak tadi
"biarin aja" kata singto akhirnya "anaknya bilang ntar aja belinya, ya nggak usah. malah bagus kan, bisa ngirit, uangnya di tabung aja dulu atau buat keperluan lain"
"bukan itu kan masalah nya kak" bantah krist
"nanti kalau butuh kan fiat pasti bilang sendiri ada apa"
"tapi tetap aja kelakuan fiat aneh, nggak biasanya itu anak berubah pikiran, dia itu kan keras kepala" kata krist sedikit cemas
sebagai orang tua, tentu saja krist tahu, fiat sudah menyusun rencana sejak lama agar bisa pulang pergi sendiri ke kampus. karena itu krist mengalah dan memberi ijin untuk fiat membuat sim agar bisa membawa kendaraan sendiri seperti pluem.
namun saat setelah mendapatkan sim fiat tidak juga menindak lanjuti rencana nya, krist menjadi khawatir karena tidak biasanya fiat berubah pikiran jika sudah bertekad melakukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
the kid ship ~ 暗闇からの音
Fanfiction⚠ trigger warning for mental illness issue ⚠ pluem always back to that day. a day when everything become empty, dark and full of voices who shouting out his name. while fiat, his best friend got annoyed by a certain senior who just come back from t...