Kenangan

5.8K 284 37
                                    

Ini merupakan kisah lanjutan dari I Always Love You - ending 1 - pair BokuAka

-WARNING : Terdapat unsur dewasa dan bahasa kasar
NSFW 🔞 - TOXIC
              ⚠️ OOC

-
-
-

-| Aku selalu mencintaimu bulanku -Osamu Miya

Kata-kata itu, kata yang selalu ada di dalam hati dan pikiran Akaashi. Sebuah pernyataan cinta sekaligus kata akhir dari perginya Osamu.

Tapi Akaashi percaya bahwa perasaan dan jiwa Osamu masih ada di hatinya, bahkan gelang itu juga.

Gelang bersimbol bulan dan bintang yang melambangkan perasaan mereka.

"Keiji kok ngelamun? Lagi mikiran apa?" Ucapan itu menyadarkan Akaashi yang larut dalam pikirannya. Akaashi sedang duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

Akaashi kini sudah kembali ke kota lamanya, beruntung perusahaan tempat Akaashi bekerja bercabang, jadi Akaashi minta pada atasan untuk pemindahan tempat.

Akaashi masih sering mengunjungi rumah lama tempat tinggalnya dulu bersama Osamu, tempat dimana terciptanya kenangan manis dan asin, ya maksudnya sedih.

"Ga gapapa." Jawab Akaashi pelan.

"Keiji mikirin aku ya." Ucapan itu terdengar lagi, perkataan dari seorang lelaki yang duduk di sebelah Akaashi.

Lelaki yang dahulu pernah menyakiti Akaashi, Bokuto Koutaro. Lelaki yang kini berusaha mendapatkan kepercayaan dan hati Akaashi kembali.

"Ga." Jawab Akaashi singkat.

"Aku mau kerja dulu." Tambah Akaashi sambil beranjak dari sofa.

Bokuto juga ikut beranjak dan meraih lengan Akaashi, "Jangan dipaksa ya, kalo cape istirahat aja."

Akaashi hanya mengangguk lalu pergi ke kamarnya. Seperti yang diceritakan sebelumnya Akaashi kini berhenti kuliah dan bekerja sebagai editor manga, entah apa keputusannya ini tepat atau tidak tapi Akaashi lebih memilih untuk bekerja.

Kembali kuliah rasanya sakit, apalagi jika mengingat semua kenangan dan pertemuannya dengan Osamu. Akaashi hanya bisa menangis mengingatnya, memang sudah mendingan tapi perasaan itu masih ada.

'Ingin melupakan tapi juga rasa rindu tak bisa tertahan.'

Dan 'Rindu akan menciptakan sebuah gambaran kenangan yang menyebabkan senyuman atau tangisan.'

Akaashi berusaha melupakan sedikit tentang Osamu tapi tak bisa, bahkan satu alasannya memilih untuk bekerja guna menyibukkan dirinya agar melupakkan Osamu sejenak tapi tetap saja hasilnya sama.

Akaashi akan terjatuh lagi dalam perasaan itu.

Sekarang juga Akaashi yang tadinya bilang ingin bekerja tapi itu hanya sebuah wacana, Akaashi kini menangis sambil mengelus pelan gelang pemberian Osamu.

"Samu.. Keiji kangen." -Akaashi

Pintu kamar Akaashi tak tertutup rapat, di waktu yang sama Bokuto melihat Akaashi yang menangis.

Niat Bokuto ingin menenangkan tapi itu tertahan, 'Mungkin Akaashi butuh waktu' pikirnya.

Bebepa menit berlalu Akaashi yang tadinya menangis sekarang tertidur di atas meja. Dirasa waktu sudah tepat, Bokuto yang tadinya menunggu memberanikan diri untuk mendekati Akaashi.

Bokuto mengelus pelan rambut Akaashi, "Keiji kalo mau tidur jangan disini nanti kamu bisa sakit, ayuk pindah ke kasur."

Akaashi hanya mengerang dan tak mau bangun karna dirasa sudah nyaman dengan posisinya. Perlahan Bokuto mengangkat Akaashi, Akaashi sempat bangun sejenak lalu kembali tidur lagi dalam gendongan Bokuto.

Bokuto lalu menidurkan Akaashi di atas kasur, ditatapnya Akaashi dengan intens lalu mengelus rambut Akaashi lagi pelan.

"Good Nite Keiji." -Bokuto

***

Bokuto POV


Sudah beberapa bulan semenjak kejadian teriakan di sebuah jalan. Bokuto selalu menguatkan tekadnya, seperti pdkt selama masa SMA.

Masa dimana pertama kali Bokuto tak pernah gentar untuk mendekati si cuek dingin Akaashi Keiji.

Untuk masa lalu Bokuto sudah mengakui semua kesalahannya, berkali-kali juga Bokuto meminta maaf pada Kuroo.

Awalnya Kuroo tak ingin memaafkan Bokuto, bahkan untuk bertemu Bokuto juga Kuroo merasa enggan.

"Gila lu Bok, bener-bener bangsat. Lu tau kan Kenma pacar gue, lu ga ada otak!" Begitu kata Kuroo pada saat itu.

Tapi semenjak waktu berjalan akhirnya Kuroo mau memaafkan Bokuto dengan bantuan Kenma juga.

Setelah diembel embel 'Manusia tak luput dari kesalahan, dan manusia juga bisa lupa diri.'

Ya meski sekarang hubungan Bokuto tak sedekat dengan Kuroo dulu, seakan jadi canggung karna kesalahan di masa lalu tapi setidaknya Kuroo sudah bisa memaafkan Bokuto.

Untuk melancarkan niatnya Bokuto sering mengunjungi rumah Akaashi. Beberapa kali Bokuto mangajak Akaashi jalan tapi selalu ditolak oleh Akaashi, alasannya sih karna Akaashi sibuk kerja.

Bokuto memaklumi keadaan Akaashi, mungkin nanti saat dirasa Akaashi sudah siap.

Setelah tadi menidurkan Akaashi, Bokuto pergi pulang ke rumah naik motor. Waktu sudah larut, jalanan pun kini sepi dan sunyi.

Sesampainya di rumah Bokuto langsung merebahkan dirinya di kasur. Baru ingin tidur ponsel Bokuto berdering, Bokuto pun mengangkatnya dengan sedikit kesal.

"Woi Tsum jangan ganggu orang mau tidur." -Bokuto | Ya, yang menelpon Bokuto si miya pirang.

"Eh jing gw mau tanya keadaan Akaashi gimana, dia baik-baik aja kan? Ga kenapa-napa? Lo gabuat dia nangis lagi kan?" -Atsumu

"Kaga elah, aman. Lagian lo kenapa nanya-nanya sih kan udah urusan gw." -Bokuto

"Oalah asu, gue juga dikasi tanggung jawab sama Samu bukan lo doang jin-  Aghh! OMI pelan-pelan." -Atsumu

"Bangke lo nelpon gue sambil ngewe ya." Belum sempat bicara lagi Bokuto langsung menutup panggilan dan mematikan ponselnya.

Bokuto sempat melempar sedikit ponselnya di atas meja, "Ga ada adab sekali si TsumTsum." Bokuto hening sejenak lalu, "Tapi emang enak sih." Gumam Bokuto.

Don't Go || BokuAkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang