Masa Lalu

2.5K 201 15
                                        

Bicara kata seks memang itu menyenangkan bagi sebagian pria termasuk Bokuto. Kesalahannya pada masa lalu memberinya pelajaran.

Bokuto sadar bahwa dulu ia sangat salah, hanya karna terbuai nafsu belaka Bokuto sampai harus kehilangan seseorang yang berada di hati maupun sisinya.

Cinta pertama Bokuto yaitu Akaashi, seseorang yang berhasil menarik perhatian Bokuto dari awal, perasaan pada pandangan pertama saat Akaashi masuk klub voli.

Setelah berbincang dengan Atsumu, Bokuto merebahkan dirinya di kasur sambil menatap langit-langit, pikirannya berjalan mengingat beberapa kenangan manis bersama Akaashi.

***

Sedikit flashback dimulai-

Saat-saat masa SMA, masa dimana remaja mengenal yang namanya suka-sukaan terhadap lawan jenis atau ekhem sesama jenis, itu semua tergantung selera masing-masing.

Bokuto Koutaro seorang kapten klub voli SMA fukurodani, seorang yang gagah, heboh, ceroboh, dan tentunya disukain para ciwi.

"Kyaa burhan :v"

Meskipun terkenal dengan keberisikkannya Bokuto bisa dibilang sebagai kapten yang berwibawa, ya berwibawa versi dia.

Satu hari saat sedang pelatihan, Bokuto sendiri sekarang kelas 2 jadi otomatis akan mendapat dedek-dedek baru.

Ada beberapa anak kelas 1 yang baru bergabung dalam klub voli, mereka semua dikumpulkan di satu lapangan untuk perkenalan sekaligus pengarahan.

Bokuto sebagai kapten awalnya biasa saja melihat mereka sampai matanya menangkap satu sosok yang dipikirnya menarik.

'Manis.' Begitulah FI Bokuto saat pertama kali melihat Akaashi.

Apalagi dengan manik zambrudnya menjadi pemikat sebagian orang, sejak saat itu Bokuto berusaha mendekati Akaashi dari berbagai cara.

Awalnya yang hanya usaha ingin mengenal lama kelamaan menjadi usaha ingin memiliki Akaashi. Akaashi sendiri juga awalnya hanya memberikan respon sebisanya pada Bokuto, Akaashi memang tekenal cuek dan dingin.

Bahkan bukan hanya Bokuto yang mengejar Akaashi, Konoha teman satu klubnya pun juga ikut berpartisipasi dalam perebutan Akaashi.

Tapi pada masa ini yang berhasil Bokuto,  bukan hanya sekedar ucapan atau janji manis saat masa PDKT. Ada beberapa sifat dan sikap Bokuto yang juga membuat Akaashi tertarik.

Mereka dekat selama setahun, pada saat itu mereka sudah saling memiliki perasaan masing-masing tapi masih belum berani untuk mengungkapkan.

Pulang sekolah mereka selalu jalan bersama, Bokuto selalu dengan gayanya menaruh tas selempangan di atas jidatnya. Awalnya Akaashi memang malu melihatnya tapi lama kelamaan sudah terbiasa dan itu malah terkesan lucu.

Mereka dirasa sudah sangat klop, mereka selalu melengkapi satu sama lain. Terkadang saat Bokuto dalam emo modenya Akaashi akan selalu ada di sampingnya menemani dan memberi semangat.

Begitupun juga jika Akaashi sedang kesulitan atau terkena masalah Bokuto selalu menjaganya. Suatu hari saat mereka pulang bersama dan turun hujan, Bokuto melepaskan jaz nya lalu melindungi Akaashi dari rintikkan air hujan.

"Gapapa Akaashi, aku gamau kamu sakit." -Bokuto

Akaashi hanya bisa diam tersipu malu, "Kita neduh dulu aja Bokuto san, kalo gini kamu juga bakal sakit."

"Tanggung ah, tuh sana liat emangnya ada tempat buat neduh." -Bokuto

Akaashi sontak melihat sekeliling, memang benar tak ada tempat meneduh. Mereka sedang berjalan di area gang-gang belakang sekolah.

Akaashi senang diperlakukan seperti ini tapi di satu sisi Akaaahi juga khawatir bila nanti Bokuto yang jatuh sakit. "Bokuto san udah gapapa, aku juga gamau kamu sakit, gih pake aja di atas kepala kamu."

"Engga aku gamau liat kamu keujanan sama kedinginan, aku mah kebal. Eh tapi kalau misalnya aku sakit juga gapapa." -Bokuto

"Lah kok sakit malah bilang gapapa-"

"Soalnya aku kan punya Akaashi disini, Akaashi yang selalu nyemangatin aku, ga mungkin aku tumbang cuman karna gini. Kalau sakit juga pasti bakal cepet sembuh karna ada Akaashi yang bakal selalu ada di sisi aku, cuman Akaashi aja yang bisa-"

Ucapan Bokuto terpotong karna Akaashi menahan mulut Bokuto menggunakkan tangannya, Akaashi berusaha menahan malu tapi tak bisa, wajah merahnya menjelaskan perasaannya pada saat ini.

Bokuto hanya diam melihat wajah Akaashi, debaran jantung mereka saling berpacu satu sama lain.

"Bokuto san jangan ngomong lagi." -Akaashi

Bokuto diam menuruti perintah Akaashi, Akaashi menyesuaikan nafasnya sejenak lalu perlahan melepaskan tangannya dari wajah Bokuto.

Mereka saling menatap sebentar, entah apa yang dipikirkan Akaashi benar atau tidak tapi ini tak bisa tertahan. Bukan hanya Bokuto, Akaashi juga sebenarnya ingin maju dalam hubungan ini.

Akaashi berniat mengambil langkah kali ini.

Akaashi menarik nafasnya lalu meraih dasi yang ada di seragam Bokuto, Akaashi menarik dasi itu sehingga membuat jarak diantara wajah mereka semakin menipis.

Bibir mereka kemudian saling bertemu tapi masih dalam istilah kecupan, hanya sepersekian detik tempelan di bibir itu berlangsung.

Untungnya sedang sepi di kawasan itu, Akaashi melepas kecupannya lalu menatap Bokuto. Bokuto terlihat bengong sejenak tak percaya dengan kejadian yang barusan di alaminya.

Saat sedikit sadar wajah Bokuto sepenuhnya memerah sekilas lalu BRUKK  dalam saksi turunnya hujan, 'Remaja ditemukan pingsan karna kecupan pertama dari pujaan hatinya.'

"Bokuto san, Bokuto san sadarlah." Akaashi berusaha menyadarkan Bokuto tapi nihil, Bokuto sudah pingsan karna mabuk kepayang.

Tak lama beberapa orang kebetulan lewat menolong mereka berdua dan mempersilahkan untuk berteduh sementara di dalam rumah.

Keesokkan harinya mereka berdua dipastikkan jatuh sakit. Beberapa hari kemudian Bokuto memberanikan dirinya, di cafe Mars disaksikkan banyak orang.

Bokuto berteriak dan menyatakkan perasaannya pada Akaashi, "AKU SUKA AKAASHI KEIJI !, SUKA-  AKU SUKA BANGET SAMA KAMU."

Teriakan itu pastinya menjadikkan Bokuto sebagai pusat perhatian, tapi mereka berdua tak malu. Meski tak sedikit orang yang membicarakkan mereka, mereka sama sekali tak peduli dengan hal itu.

Mereka merasa hanya ada mereka berdua di dalam cafe sekarang, 'Definisi dunia terasa hanya milik kita berdua.'  Akaashi tersenyum lalu memeluk erat Bokuto.

Dalam pelukkan itu Akaashi berbisik, "Aku juga suka Bokuto san."

Senang bukan main dirasa Bokuto karna selama ini usahanya tak sia-sia. Begitupun juga dengan Akaashi, Akaashi juga senang perasaannya bisa terbalas.

"Jadi kamu mau kan jadi milikku." -Bokuto

Akaashi tertawa kecil, "Gausah nanya lagi, kamu kan udah tau jawabannya."

Don't Go || BokuAkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang