Bokuto POV
Bokuto melihat sekeliling mencari sosok Akaashi tapi tetap nihil, Akaashi tak terlihat di sekitar. Tangan Yukie berusaha dijauhkan dari dirinya dan Bokuto sedikit menjaga jarak.
"Aku tanya Keiji kamu tau ga dia kemana?" Tanya Bokuto lagi sambil menatap Yukie.
"Eh serius kakak mau lanjut sama dia? Dia kan-"
"Yuki aku kan udah bilang ke kamu kalo aku serius mau dapetin dia balik." Bokuto memotong, karna dirasa takkan mendapat jawaban Bokuto akhirnya memutuskan pergi meninggalkan Yukie.
Yukie berkali-kali memanggil tapi Bokuto tak berbalik, ingin dikejar juga pastinya susah karna Bokuto berlari dengan cepat. Beberapa orang sampai ditabrak Bokuto, Bokuto secepatnya mencari angkutan umum dan pergi.
Dalam perjalanan mencari angkutan umum Bokuto juga tak melihat Akaashi dimanapun, hal itu membuatnya khawatir. Satu-satunya tempat yang ada dipikiran Bokuto saat ini hanya rumah tapi Bokuto kurang yakin jika Akaashi ada disana.
Bahkan angkutan umum pun tak mendukung Bokuto, Bokuto akhirnya menunggu didepan halte bis dengan gelisah, daritadi bis tak kunjung datang.
Untungnya dan kebetulan Iwaizumi lewat di depan halte naik motor - tidak memakai helm.
"WOI HAJIME." Teriak Bokuto memanggil.
Iwaizumi yang mendengar itu berhenti di tengah jalan lalu menyebrang mrnghampiri Bokuto, "Kenapa?" Tanya Iwaizumi.
"Lo mau pulang kan? Mau ke komplek fukurodani? Anterin gue ke rumah Keiji dong tolong." Pinta Bokuto.
Iwaizumi menatap Bokuto sejenak lalu mengganguk tanda ia menyetujui keinginan Bokuto.
Bokuto langsung naik ke belakang, Iwaizumi sebenarnya kurang fokus akibat sedang ada pikiran. Jadinya motor yang mereka naiki hampir terjatuh karna kehilangan keseimbangan.
Dengan pwrlahan Iwaizumi mengendarai motor dengan teramat hati-hati.
"HAJIME AGAK CEPET NAPA." -Bokuto
"Sabar anjir udah numpang masih aja banyak minta, keselamatan paling utama." -Iwaizumi
Beberapa menit berlalu mereka sampai di rumah Akaashi, pintu rumah Akaashi sedikit terbuka. Bokuto turun sedangkan Iwaizumi pergi pulang.
POV berakhir
Bokuto segera memasuki rumah Akaashi.
"Keiji.. kamu disini?" Bokuto memanggil berkali-kali tapi tak ada jawaban.
Beberapa langkah yang dikeluarkan Bokuto penuh kegelisahan dan kekhawatiran, dalam dirinya juga bertanya-tanya kenapa Akaashi meninggalkannya.
Sampai di dapur begitu terkejutnya Bokuto melihat Akaashi yang sedang berusaha menyayat nadi tangannya sendiri dengan pisau.
Bokuto berteriak memanggil dan langsung menghampiri Akaashi. Sedikit darah keluar dari pergelangan tangan kiri Akaashi karna sayatan tadi, untungnya baru sedikit.
Bokuto segera megambil pisau di tangan Akaashi lalu melemparnya, disitu Bokuto langsung memeluk Akaashi erat dan mengeluarkan air mata.
Tak hanya itu di meja dapur juga sempat ada beberapa bir kaleng, kemungkinan besar Akaashi sedang mabuk saat ini.
Bokuto menangis dalam pelukan Akaashi, mereka berdua sama-sama terjatuh di bawah.
"Keiji kenapa? Hiks aku mohon jangan lakuin ini. Aku mohon hiks jangan pergi, aku gamau, aku mohon jangan kaya gini." -Bokuto
Mungkin apabila Bokuto telat datang Akaashi bisa saja ditemukan tak bernyawa dan Bokuto pastinya tak suka itu, Bokuto terisak memeluk Akaashi, sosok yang sangat dicintainya.
Pelukan erat menandakan bahwa Bokuto benar-benar takut kehilangan Akaashi.
Akaashi masih terdiam, perlahan-lahan dirinya mulai memeluk kembali Bokuto. Pergelangan tangan yang sedikit berkucur darah sedikit menempel di punggung Bokuto.
Akaashi juga mulai menangis, dalam pelukan itu Akaashi berkali-kali menyebutkan nama Osamu, seseorang yang biasa memeluknya dalam keadaan apapun.
Mungkin karna efek mabuk.
Tapi orang terakhir yang disebutkan Akaashi dalam pelukannya.
"Kou."
***
Malam harinya Akaashi terbangun dan sudah berada di atas kasur. Pergelangan tangannya yang terluka sudah diobati, Bokuto pun berada di samping tertidur dan memeluknya.
Akaashi menatap wajah Bokuto sejenak, perlahan tangannya mengusap pelan rambut hingga pipi Bokuto.
Saat ini Akaashi benar-benar sadar, bahwa selama berbulan bulan ini Bokuto yang selalu ada di sisinya, menemani, membantu dan berbuat segala macam sampai sekarang.
Masa lalunya menyebabkan dirinya lupa dan tak peduli keadaan sekitar. Awalnya hanya terbiasa tapi setelah dipikir Bokuto juga berperan besar dalam hidup Akaashi.
Sambil menatap Bokuto ada satu pikiran yang terbesit di kepala Akaashi, tentang perkataan Kenma.
Di saat itu juga Bokuto membuka matanya lalu mengenggam tangan Akaaahi yang ada di wajah dan mengecupnya pelan.
"Kenapa kamu lakuin itu tadi?" Tanya Bokuto, matanya memandang Akaashi.
Akaashi diam tak menjawab.
"Keiji aku mohon jangan kaya gitu lagi ya, sekarang aku ada disini, aku yang akan selalu bersamamu, jadi jangan lakuin itu lagi ya." -Bokuto
"Tadi si Yukie juga nyebelin banget bisa-bisanya dia mau ngatain kamu yang engga-engga --"
Bokuto yang berbicara sendiri sekarang mengenai semua yang terjadi pada dirinya. kejadian saat dirinya begitu khawatir mencari Akaashi, saat dia juga bertemu iwaizumi dalam perjalanannya.
Akaashi merasa lega dan tenang mendengar perkataan Bokuto tadi, senyuman tipis terukir di wajah Akaashi.
"Kou aku mau minta tolong boleh kan?" -Akaashi
"Kenapa kenapa?" Tanya Bokuto.
"Anterin aku ke rumah lama yang waktu itu kutinggalin bareng Samu." -Akaashi
Bokuto mengusap pelan rambut Akaashi, "Iya pasti bakal kuanter mau kemana aja Keiji tinggal bilang oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || BokuAka
Fiksi PenggemarKisah lanjutan - I always love you - BokuAka WARN : NSFW 🔞 - ⚠️ OOC - [END] Menceritakan perjuangan Bokuto yang ingin kembali mendapat kepercayaan dan hati Akaashi. Sedangkan Akaashi sendiri masih kehilangan dan mencari sosok kebera...