Pernyataan

1.6K 162 5
                                    

Pagi harinya setelah tadi malam mereka menyatakan perasaan baik melalui kata-kata maupun tindakan, sekarang mereka berdua masih tidur dan saling memeluk tanpa memakai busana.

Lengan Bokuto menjadi tumpuan Akaashi untuk tidur, sekitar jam 9 Akaashi terlebih dahulu bangun. Begitu membuka mata Akaashi mendongak sedikit lalu memandang sosok Bokuto yang masih tertidur pulas.

Ada perasaan lega dan senang sendiri dalam diri Akaashi, perlahan Akaashi menenggelamkan wajahnya diantara dada bidang Bokuto, lantunan detak jantung Bokuto pun dirasa Akaashi.

Di waktu yang sama Bokuto mengecup pelan dan menghirup rambut Akaashi, Akaashi yang sadar refleks menjauhkan wajahnya dan sedikit mendongak ke atas lagi.

Bokuto tersenyum lebar serta rambutnya yang sekarang turun menjadi poin plus tersendiri.

Wajah Akaashi sedikit memerah, "Sejak kapan kamu bangun?" Tanya Akaashi.

"Sebenernya udah lama tadinya aku mau bangunin kamu ga jadi deh, pules banget tidurnya." Ucap Bokuto seraya mengelus pelan surai Akaashi.

"J- jadi tadi kamu juga sadar kalau aku meluk kamu." Akaashi yang mengatakan itu sedikit merasa malu.

"Ya sadar dong seneng banget malah, aku seneng sekarang bisa sama Keiji. Sekarang kita pasangan kan?" Tanya Bokuto.

"I- iya." Jawab Akaashi.

"Kita udah resmi pacaran kan?" Tanya Bokuto lagi.

"Iya Kou." Akaashi masih kosisten menjawab.

"Keiji janji kan bakal terus sama aku, aku juga janji-janji bakal terus bareng Keiji." -Bokuto

"Iya Kou aku janji." -Akaashi

"Keiji janji ya jangan nangis lagi atau lakuin hal yang berbahaya kaya waktu itu, pokoknya aku bakal jagain Keiji dan buat Keiji senyum terus gimanapun itu." -Bokuto

"Iya Kou aku ga akan kaya gitu lagi." -Akaashi

"Terus Keiji mau kan nikah sama aku." -Bokuto

"Iya EH apa tadi? Nikah?" Akaashi sedikit kaget dengan pernyataan terakhir yang dikeluarkan Bokuto.

"Iya nikah." Bokuto menatap Akaashi serius perlahan tangannya juga mulai mengenggam erat tangan Akaashi.

"Aku mau tangan ini jadi tangan terakhir yang akan kugenggam selama kedepan." Bokuto melanjutkan mengusap pelan wajah Akaashi, "Aku mau mata ini jadi mata terakhir yang akan kutatap penuh perasaan selama kedepan." Berlanjut Bokuto mengusap pelan bibir Akaashi, "Aku mau bibir ini jadi bibir terakhir yang akan kucium sepanjang hari selama kedepan."

Terakhir Bokuto meraba dada Akaashi, tangannya merasakan jantung Akaashi yang berdetak kencang, "Aku mau kita saling memiliki dan berbagi perasaan dari hati masing-masing sampai saat terakhir kita."

"Aku mencintaimu dari lubuk hatiku yang terdalam Akaashi Keiji, jadi tolong terimalah perasaan ini dan maukah kamu menikah denganku." -Bokuto

Akaashi mulai berlinang air mata karna mendengar dan merasakan setiap pernyataan dari Bokuto. Akaashi menjawab itu dengan sebuah ciuman di bibir Bokuto, Bokuto pun membalasnya.  Benar-benar ciuman yang sangat hangat, membekas, dan penuh perasaan.

Setelah ciuman berakhir mereka kembali saling menatap.

"Jadi kamu mau kan?" Tanya Bokuto.

"Ya." -Akaashi

Bokuto tersenyum lebar seketika lalu kembali menghujani wajah Akaashi dengan banyaknya ciuman pertanda rasa senang dan sayang.

Mulai dari dahi, kelopak mata, pipi, bibir. Akaashi sebenarnya sedikit geli merasakan itu.

"Mau mandi ga?" Tanya Akaashi.

"Bareng ya.. yaa." Mohon Bokuto.

"Iya.." -Akaashi

Bokuto beranjak dari kasur terlebih dahulu lalu langsung mengangkat Akaashi, tentunya Akaashi kaget dan meminta turun tapi Bokuto tak mau menuruti Akaashi.

"Kou turunin aku bisa jalan sendiri." -Akaashi

"Udaah diem aja, bawah kamu pasti masih sakit kan, biarin aku bawa kamu sampe kamar mandi. Aku kan udah janji bakal ngejagain kamu." -Bokuto

Ya tentunya Akaashi tak bisa menolak, Akaashi mengeratkan pegangan pada Bokuto lalu mereka pergi mandi bersama.

***

Selesai mandi Akaashi saat ini sedang mengeringkan rambut Bokuto, Akaashi duduk di samping kasur sedangkan Bokuto duduk dibawah dan kepalanya menyender di antara kaki Akaashi.

Selagi rambutnya dikeringkan Bokuto sempat berpikir sejenak.

"Keiji tau gaa." -Bokuto

"Iya kenapa?" Akaashi masih sibuk mengeringkan rambut Bokuto.

"Maaf bawa masa lalu tapi aku ngerasa cemburu aja pas tau kamu sama Osamu sempet bilang perasaan sayang dalam simbol planet gitu, maaf banget Keiji aku ngerasa kaya gini jujur aku-"

"You're my sun Kou." Potong Akaashi.

Bokuto mendadak bengong, "Ahaha iya matahari ya."

"Senyum kamu silau banget persis kaya matahari, senyum kamu juga udah nyelamatin aku yang terjebak di gelapnya perasaan masa lalu. Makasih ya udah mau beri senyuman secerah itu, aku ngerasa hangat dan bisa berdiri lagi." -Akaashi

Bokuto yang mendengar itu merasa ingin menangis, secepatnya Bokuto berbalik lalu melingkarkan tangannya pada pinggang Akaashi dan wajah Bokuto ditenggelamkan di perut Akaashi.

Akaashi mengusap pelan rambut Bokuto yang masih belum benar-benar kering. Sedangkan Bokuto menangis dalam pelukan itu, perasaannya terbayar, dan apa yang selama ini dikejar Bokuto berhasil didapatlan kembali.

Don't Go || BokuAkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang