Melepas

1.7K 162 17
                                    

Besoknya ditemani Bokuto, Akaashi pergi ke rumah yang dulu ditinggali bersama Osamu.

Bokuto dipersilahkan menunggu di luar.

Begitu masuk Akaashi sempat berkeliling sebentar menyusuri setiap tempat serta mengingat beberapa kenangan manis dirinya bersama Osamu.

Seyuman kecil terukir di wajah Akaashi, beberapa menit berlalu Akaashi berhenti di sebuah meja yang diatasnya banyak terpajang foto Osamu.

Akaashi mentap foto itu sejenak, perlahan tangannya merogoh saku dan mengeluarkan sesuatu.

Sesuatu seperti surat dan gelang liontin bulan bintang yang waktu itu diberikan Osamu sebagai hadiah ulang tahunnya.

"Samu.. aku cuman mau bilang makasih banyak udah pernah hadir di hidupku, aku bersyukur banget bisa ketemu serta jadi orang yang selalu disemangatin dan diberi pelukan hangat sama kamu. Makasih banyak.." -Akaashi

Selepas itu Akaashi menaruh gelang dan surat itu didepan foto Osamu, Akaashi sendiri yang tadi hanya mengucapkan beberapa kata sedikit menangis.

Mungkin hanya ucapan terimakasih tapi Akaashi merasa lega mengatakan itu meski Osamu tak ada dihadapannya, keberadaan Osamu yang hanya sebentar di hidupnya dulu sangat berarti bagi Akaashi.

Masa lalu dan kenangan mulai dilepaskan perlahan oleh Akaashi, Osamu pun lega apabila Akaashi tak selamanya bersedih, meski tak bisa digapai dan terlihat sebuah pelukan terakhir menjadi tanda perpisahan mereka.

Di waktu yang sama Bokuto masuk dan langsung memeluk Akaashi sekaligus menenangkannya.

"Bokuto, aku titip Keiji ke kamu." -Osamu

***

Beberapa hari berlalu kini keadaan Akaashi semakin membaik, Akaashi jadi seperti dulu lagi yang mudah tersenyum.

Berkat bantuan Bokuto dan yang lain tentunya, Bokuto juga kerab menginap di rumah Akaashi, tak hanya itu sesekali mereka menghirup udara segar bersama alias jalan-jalan.

Suatu hari mereka sedang duduk di atas kasus dan menonton sebuah film bersama, entahlah mungkin seperti film action fantasy.

Akaashi sangat suka film-film seperti itu, Bokuto hanya ikut menonton menemani Akaashi. Setiap adegan seru yang ditampilkan dilayar laptop kadang membuat Akaashi dan Bokuto sama-sama berteriak.

Ditemani beberapa snack juga dan selimut yang lumayan tebal.

Setelah film selesai Akaashi meregangkan tubuhnya, oh iya Akaashi juga saat ini sedang memakai kacamata.

"Filmnya bagus ya gasabar buat season selanjutnya." Ucap Akaashi seraya membereskan snack yang sedikit berantakan dan mematikan laptop.

Bokuto menatap Akaashi yang ada di sampingya, "Keiji." Panggil Bokuto pelan.

Akaashi hanya berdehem, tangannya masih sibuk membereskan sekitar kasur. Begitu selesai Akaashi balik menatap Bokuto seakan mempertanyakan apa maksudnya tadi memanggil.

"Keiji pernah bilang kan kalau kehilangan serpihan yang berharga, boleh ga kalau aku jadi serpihan itu supaya bisa ngelengkapin sesuatu dalam diri kamu agar utuh kembali." -Bokuto

Akaashi mengerti apa itu artinya, tapi setelah dipikir tak mungkin Akaashi akan menolak.

Akaashi tersenyum sesaat pada Bokuto lalu mengatakan, "Ya, sebelum kamu bilang gini kamu sebenernya udah menjadi bagian dari diriku, kamu sebenenya udah jadi serpihan itu tapi maaf ya baru hari ini aku bisa nerima dan izinin itu semua." -Akaashi

Bokuto paham maksudnya jika dirinya diterima, perlahan Bokuto mempersempit jarak antara dirinya dan Akaashi, wajah mereka mendekat dan saling menutup mata menempelkan bibir masing-masing.

Orang pertama yang mencium Akaashi dan orang terakhir yang akan mencium Akaashi, sebaliknya Bokuto juga berpikir begitu.

Akaashi mengalungkan kedua tangannya ke pundak Bokuto, ciuman mereka semakin dalam dan hangat penuh perasaan.

Mereka tak berhenti, suasana malam menjadi pendukung mereka untuk melakukan lebih. Setiap sentuhan, ciuman serta tanda yang diberikan Bokuto membekas dan terpampang jelas di tubuh Akaashi.

Akaashi hanya diam mengikuti alur yang dijalanlan Bokuto diatasnya. Sesuatu terjadi saat Bokuto berhasil terhubung dengan tubuh Akaashi, saat milik Bokuto masuk ia mulai menangis.

Akaashi yang dibawah menenangkan Bokuto perlahan, Akaashi mengusap air mata yang turun membasahi wajah Bokuto.

"Aku hiks dulu bodoh banget gamau sabar sampe nungguin kamu siap, hiks aku bodoh banget malah milih orang lain buat muasin nafsu aku, aku bodoh banget udah ngancurin hubungan kita dulu. Aku sayang Keiji sayang banget, aku gamau kehilangan Keiji lagi." -Bokuto

Akaashi tersenyum pada Bokuto, "Iya Kou aku bakal disini selalu di sisi kamu, udah ya jangan nangis lagi. Kita lupain semua masa lalu dan hadapin aja yang sekarang." -Akaashi

Don't Go || BokuAkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang