TUJUH

9 2 0
                                    

14 Juli 2014

Bohong jika Ria tidak menginginkan Alwi untuk menjadi sebuah cinta yang diharapkan, semenjak mereka dekat, sebuah kapal siap berlayar untuk mereka.

Sebulan yang lalu kata manis alwi hanya menjadi sebuah lelucon yang biasa didengarnya disela-sela kecanggungan diantara mereka. Tapi kini, bulan ini, hari ini, dan ditanggal ini, semua omongannya menjadi angan dan sebuah harapan dimasa mendatang.

Mereka resmi berpacaran setelah beberapa waktu saling mengenal satu sama lain. Benar kata orang, pria dingin itu lebih perhatian dan menyenangkan. Mereka akan menjadi lelaki yang berbeda saat bersama pasangannya. Sungguh dari sekian banyak kisah cinta, cinta pertamalah yang paling mengesankan.

Walaupun semuanya masih disembunyikan, perlahan tapi pasti hubungan mereka mulai di endus oleh teman dekatnya. Interaksi manis yang tercipta membuat mereka lupa bahwa ada beberapa moment harus dirahasiakan.

"Wahhh perahu alwi dan ria berlayar disamudra cinta sekarang yaa" ledek Fahri.

"Apaan sih.."

"Sejak kapan Ri?" zia datang dan langsung menanyakannya.

"Emhh udah sebulan lah, yahh sekitar itu" jawabnya mantap.

"Ciahh.... Gue jadi gak sabar melihat kisah cinta seorang lelaki es batu dengan wanita pecicilan kayak lu Ri" Fahri tertawa.

Ria yang kesal sedikit memberikan Fahri pukulan di lengannya.

"Lu harus baik-baik ya sama dia. Yang kuat, soalnya sekarang pasti banyak banget mata-mata liar yang melihat lu dengan tatapan jengkel" zia mengingatkan.

Ria mengangguk mengiyakan perkataan itu, sebenarnya itulah alasan mengapa mereka menyembunyikanya. Alwi adalah seorang lelaki yang sangat Terkenal disekolahnya, banyak wanita yang sangat mengaguminya, bahkan menyukainya. Seberapa besar upaya mereka untuk menaklukkan pria itu, hanya sia-sia. Hanya Ria yang mampu meluluhkannya.

*****
"Mau pulang bareng?" alwi menghampiri.

"Kita kan beda arah" ria membalas

"Maksudnya pulang bareng sampe depan pintu gerbang" jelasnya.

"Hahaha lebay luhh, boleh dehh"

Mereka berjalan secara beriringan, seakan perjalannya sangat jauh padahal cukup waktu 2 menit saja sampai di depan pintu gerbang.

"Entar malam gue main kerumah lu ya" tanyanya setelah sampai di depan pintu gerbang.

"Ehh mau ngapain?, gak usah dehh, nanti mama curiga" bantahnya.

Alwi menganguk pelan. Mereka berpisah karena arah rumah yang berbeda.

Hampir sebulan ini, kisah mereka bak cerita cinta negeri dongeng. Setiap malam dihabiskan dengan suara nada dering dari ponsel keduanya. Menghabiskan malam dengan hanya bertukar pesan. Tidak ada yang tahu, bahkan mama mengira kalau mereka hanya teman belajar saja.

Kini mereka hanya bertemu di sekolah saja, Ria tidak mengijinkan Alwi sering main kerumahnya, takut mama curinga sepertinya. Memandang dan saling duduk berdampingan dibangku taman sambil memegang buku tebal berisikan pelajaran yang bahkan tidak di mengerti Ria, kebersamaannya hanya seperti itu setiap harinya. Tidak ada yang istimewa hanya sesekali bersenda gurau. Lalu melihat sesekeliling memeriksa mata liar yang ingin menerkam. Walaupun hanya seperti itu mereka tetap menjalaninya, buktinya sampai sebulan lebih ini. Rasanya seperti tidak akan ada yang bisa memisahkan keduanya.

"Ri udah makan?" tanya Alwi sesudah bel itu berbunyi.

"Belum"

"Makan bareng yuk?"

Anggukan kecil terlihat dibalik senyum semringgah Ria, sesenang itu. Makan bersama diistirahat siang hingga akan membuat mereka menjadi topik hangat satu sekolah. Suara bisik-bisik yang mengema menjadi sebuah celotehan yang kerap mereka dengar.

"Ya ampunn mereka pacaran?" ucap salah seorang gadis di kantin.

"Gak nyangka ya" kata-kata atau pertanyaan seperti itu sudah sering didengar keduanya, semuanya seperti saling bersahutan mengiyakan segala ucapan. Mereka sekarang adalah selebriti yang sedang naik daun. Seperti berita artis yang ketahuan pacaran oleh infotaiment.

"Asik yaa jadi berita news update di sekolah" ledek zia sambil memakan ice cream.

"hahah apaan sihh, lu mau minta tanda tangan gue gak?" sahutnya.

"Ogah gak guna" mereka tertawa

"Lu keren yaa,,,, bisa naklukin dia"

"Apaan sih zi... Owh iya entar malam nginep yaa dirumah. Ada drakor baru lohh" ajaknya.

"Emmh males aahh. Nanti pasti bakaln jadi obat nyamuk, karena lu asik teleponan. Ini kan malam minggu" zia merenggut.

"Enggak tenang ajah, aku udah bilang kok jangan nganggu kencanku sama zia malam ini" sambil cengegesan.

"Okedehh... Asal sediain coklat yang banyak" memberikan penawaran.

"Asal kamu gak ngaduin sama mama sih oke, aku bakalan beliin coklat yang banyak buat kita marathon nonton drama"

"Okelah setuju"

Perjanjian mereka benar di tepati. Malam minggu itu zia menginap di rumah ria, sambil memakan coklat dan menonton drama korea diranjangnya. Awalnya semuanya berjalan lancar, senyuman dan teriakan histeris keseruan masih terdengar dikamar itu.

Namun Alwi menelpon di tengah keseruan itu. Membuat semuanya langsung membosankan.

"Halo Al kenapa?"

"Enggak kangen ajah, lu ngapain?" dibalik telpon.

"Kan udah bilang, gue bakalan nonton drakor sama zia malam ini"

"Berarti gue nagnggu yaa... Ya udah dehh lanjutin ajah" ucap alwi lirih.

"Sorry ya al" ria meminta maaf.

Panggilan itu berakhir secepat itu, tidak biasanya.

"Jadi bener yaa lu ada dipihak gue" sahut zia sambil tertawa.

"Gue udah janji sama lu"

"Tapi Alwi gak papa kan?" zia bertanya.

"Gak papa kok. Nanti gue jelasin sama dia, lagipula gue butuh waktu juga kali" ria

"Waktu buat apa?"

"Buat mengenang masa jomblo gue hahahaha" mereka tertawa tanpa memikirkan apapun. Mereka berfikir semuanya akan baik-baik saja tanpa ada sebuah rasa salah paham yang membuat mereka mungkin saja bermasalah.

Malamnya dihabiskan dengan cerita, mereka benar-benar tidak tidur malam itu, menonton drama korea sampai episode terakhir. Wahhh bagaimana bisa mereka melakukan hal gila seperti itu.

Sebuah rasa yang sangat kau inginkan, pada akhirnya pasti akan ada titik dimana kalian akan merindukan masa sendiri yang bebas tanpa ikatan. Seindah apapun kisah itu, percayalah.

"Gue juga ingin kayak lu ri"

Pesan itu tenggelam dalam tumpukan pesan Alwi yang masuk menanyakan Ria mulai dari fajar menyinsing. Apa yang dilakukan mereka, fajar adalah tanda mereka untuk tidur.......


To Be Continue.....

Maaf ya baru bisa up... Karena kesibukkan jadinya tidak bisa up tepat waktu... Semoga suka yaa jgan lupa vote dan coment...






(Tidak) Berakhir Indah? (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang