Kesal

825 109 7
                                    

"O-ouh dia.... Lee Jeno, teman baruku"

Teman? Hanya teman?

Apa dia hanya menganggapku sebagai teman? Dan lagi? Apa-apaan tadi? Dia mempunyai kekasih? Kenapa dia tidak bilang dari awal padaku?

Sungguh perkataannya yang hanya menganggapku sebagai teman itu sedikit menyakitkan. Ahh.... Aku mengerti jika dia hanya menganggapku teman, karena kami baru saling mengenal kemarin.

Tapi....

Kenapa dia tidak bilang dari awal jika dia memiliki kekasih? Terlebih? Seorang perempuan? Ternyata dia adalah pria lurus, tidak sepertiku yang penyuka sesama jenis. Dan lagi, yang kusuka, mengapa harus dia? Jaeyoung?

"Jinjja? Bukankah kamu tidak suka berteman dengan pria?" tanya gadis berponi itu yang sempat mengenali dirinya sebagai Lisa.

Tunggu dulu, maksud ucapan gadis itu apa? Tidak menyukai berteman dengan pria? Tapi bukankah dia pria?

Apa karena itu, dia selalu saja bersikap acuh padaku saat pertama kali kenal? Karena dia tak menyukai berteman dengan pria?

"Itu sebabnya kamu bersikap acuh padaku? Jaeyoung?"

Gotcha!

Ternyata benar, terlihat jelas sekali dari sorot matanya yang mencoba memberi penjelasan.

"Bersikap acuh bagaimana?" kata Lisa yang masih bergelayut manja itu. Aku sedikit merasa tidak suka dengan gadis itu, ingin memisahkan, namun aku bisa apa? Aku hanya teman baru. Ingat, teman baru.

"Bukan, bukan seperti itu" elak Jaeyoung.

Miris sekali, padahal itu sudah jelas-jelas tersorot dari pancaran matanya.

"Sepertinya kamu salah deh, Jeno" ucap kekasihnya Jaeyoung tiba-tiba. Membuatku sedikit terheran. Apalagi yang salah?

"Hm?"

"Jaeyoung itu memang memiliki sifat yang acuh bahkan terkesan tidak peduli. Itu sudah ada sejak dulu, awal aku bertemu dengannya juga seperti itu. Dia selalu menolak kehadiranku tapi aku terus berusaha mengganggunya dan akhirnya dia pasrah. Dia mulai terbiasa dengan diriku yang selalu mengganggunya hingga akhirnya kami bersahabat deh" jelas gadis itu dengan antusias dan senang.

Hah? Bersahabat? Bukannya mereka sepasang kekasih?

"Sahabat?"

Tiba-tiba gadis itu tertawa lebar.

Membuat aku semakin penasaran, apa yang dia tertawakan? Apa gadis ini sudah tak waras?

"Apakah kami benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih?" spontan, aku menganggukkan kepala. Bukankah gadis itu yang bilang sendiri?

Ku lihat Jaeyoung menghela nafasnya pelan.

"Jeno, dia ini sahabatku bukan kekasihku. Dia ini memang mulutnya gak ada rem, suka bablas"

Akhirnya aku bisa merasa sedikit lega. Tenyata gadis itu bukan kekasihnya melainkan sahabatnya. Hatiku sedikit ringan rasanya, tapi aku harus sedikit berhati-hati. Ada kemungkinan besar, gadis ini akan mengikis waktuku dengan Jaeyoung.

"Jeno, kenapa raut wajahmu terlihat tidak suka padaku? Apakah kamu cemburu, hm?" goda gadis itu.

Apa-apaan dia? Apa dia tidak takut jika sahabatnya itu menjadi penyuka sesama jenis speertiku?

"T-tentu saja tidak!" elakku dengan cepat sembari mengalihkan pandangan.

"Jika kamu cemburu juga tidak apa-apa kok" aku menatapnya tidak percaya.

My Homoan Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang