Mata Rosè berkaca-kaca mengingat kenangan 5 tahun yang lalu. Pasti kecelakaan itu karenanya, yah karenanya. Karena dirinya yang selalu menghindar dari kenyataan.
Dirinya meremuk berkas itu dan terduduk, mencerna semua hal yang terjadi padanya. Chanyeol menghpiri adiknya yang masih terisak keras. Beruntung ruangan ini kedap suara, jadi tidak ada yang tahu jika ada seorang perempuan menangis diruangannya.
"Sudah ku bilang percuma, kau hanya buang-buang waktumu selama ini"
"KAMU TIDAK AKAN TAHU RASANYA MENJADI DIRIKU PARK CHANYEOL!!!"
Chanyeol terdiam, adiknya itu benar. Dia tidak tahu bagaimana rasanya menjadi adiknya itu. Terus-terusan tersakiti meski diluarnya kuat.
"KAU....."
"KAU SELALU SAJA DI TINGGI TINGGIKAN SEMENTARA AKU?! BAHKAN KEHADIRANKU TAK SEDIKIT PUN DIHARAPKAN"
Tangisnya makin pecah, tak mempedulikan matanya yang sudah membengkak. Apakah benar, dia ini tak diperbolehkan menggapai mimpinya? Untuk jadi cahaya terang?
Chanyeol mensejajarkan tingginya dengan Rosè lalu memeluk gadis itju erat. Mengusap-usap punggungnya pelan berharap beban adiknya sedikit terangkat.
"Kau tahu...."
"A-aku hanya mempunyai satu mimpi"
"Kuharap setelah rasa sakit yang ku alami"
"Aku bisa menjadi cahaya terang yang membawa kebahagiaan untuk semua orang"
"Apakah sesulit itu?"
Hati Chanyeol sedikit berdenyut sakit. Lirihan adiknya. Benar-benar menyayat hati. Bagaimana pun juga, Rosè tetaplah adiknya dan akan selalu menjadi adiknya.
"Mianhae, Chaeng. Oppa belum bisa membahagiakanmu hingga sekarang. Aku hanya selalu menambah bebanmu terus-menerus. Mianhaeyo jebal!" Setitik air mata jatuh disudut mata Chanyeol.
Bahkan sampai sekarang, dia belum benar-benar bisa membahagiakan adiknya. Sepenuh hati Chanyeol memberikan kasih sayangnya. Kasih sayang sebagai pengganti Ayahnya. Sejak kecil adiknya itu belum pernah merasakan yang namanya kasih sayang seorang Ayah. Karena adiknya terlahir sebagai perempuan, Ayahnya selalu membedakan dirinya dengan adiknya.
Padahal Chanyeol sudah berjanji pada mendiang Ibunya agar tetap membuat adiknya bahagia meski tidak ada orang lain yang menyayanginya selain dirinya.
Baju Rosè berantakan, bahkan rambut palsu yang ia gunakan sudah terlepas dari kepalanya. Dia mengelap air matanya kasar dan mendorong tubuh Chanyeol sedikit menjauh.
Dia menatap kakak laki-lakinya itu lalu tersenyum. "Kamu sudah melakukan yang terbaik, Oppa. Meski kau sering memarahiku dan bertengkar denganku, tapi itu adalah bentuk rasa sayangmu padaku. Hanya saja kau berbeda dalam menunjukkannya. Gomawo, Oppa!" Dia tersenyum lebar. Saking lebarnya membuat kedua matanya menyipit lucu. Chanyeol pun terkekeh gemas lalu menarik idung adiknya itu.
"Jangan pernah menyimpan kesedihanmu sendiri"
Rosè mengangguk lalu beranjak berdiri di ikuti oleh Chanyeol.
"Siap Kapten!" tangannya memberi hormat membuat Chanyeol kembali tersenyum simpul. Dia bangga, adiknya hebat, hebat dalam menahan rasa sakit yang ia alami.
"Sudah balik sana, aku sudah memberitahu semuanya pada Krystal dan kau boleh pindah dari sekolah ini urusan adiknya akan Krystal hadapi sendiri" Chanyeol berjalan kembali menuju tempatnya.
Rosè terdiam, dia merasa enggan untuk meninggalkan sekolah ini. Lagi pula baru beberapa hari ia bersekolah disini dan Lisa pun juga baru pindah ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Homoan Boyfriend
RomanceMelakukan sebuah misi menyebalkan demi bayaran yang menggiurkan. Mampukah seorang Rosè menyelesaikan misi menyebalkan yang melibatkan kisah cintanya? Cast: -Rosè -Jaehyun -Taeyong -Chanyeol -Jeno -Younghoon All Other: -Mem Blackpink -Mem NCT127 ...