7.

90 56 111
                                    

Upacara hari Senin berlangsung dengan khidmat walaupun banyak yang mengeluh karena terik panas sinar matahari yang menyengat menembus kulit mereka. Pembina upacara masih dengan memberikan amanat yang bermanfaat kepada siswa-siswi nya.

Naura, gadis itu tampak tenang mendengarkan amanat pembina upacara. Wajahnya sedikit pucat, entah karena tidak enak badan atau faktor lainnya.

Keysha yang berada di samping gadis itu mengerutkan dahinya bingung, khawatir melihat muka Naura yang terlihat pucat pun akhirnya berinisiatif untuk bertanya.

"Nau, muka lo kok pucat? Lo gak enak badan?" tanya Keysha khawatir. Sedari tadi ia mengawasi pergerakan Naura yang pucat terlihat gelisah.

Raya yang kebetulan berada di belakang mereka berdua tak sengaja mendengar itu pun memajukan wajahnya untuk melihat Naura.

"Eh iya Nau, muka lo pucat banget loh. Lo mau dianter ke UKS?" tanya Raya panik.

Naura tersenyum tipis kepada keduanya, "Gak usah, gue gak papa kok,"

Keringat dingin mulai bercucuran di dahi Naura, pusing pun mulai terasa. Tetapi ia mencoba tenang agar tidak membuat kedua sahabatnya khawatir dan panik. Walaupun itu percuma, karena Keysha dan Raya sudah was-was takut Naura jatuh pingsan.

"Nau, mending kita ke UKS aja ya," bujuk Raya.

Belum sempat menjawab, mata Naura memburam dan perlahan semuanya menjadi gelap.

Bruk!

"NAURA!!" pekik Keysha dan Raya, kini mereka menjadi pusat perhatian kelas 11.

***

Disisi lain, Arkan sedang memperhatikan Naura yang tampak tidak enak badan. Terlihat dari raut wajahnya yang pucat. Ia terus memperhatikannya sampai tubuh Naura oleng dan mungkin sebentar lagi akan pingsan.

Arkan segera berlari menuju barisan kelas Naura. Satu detik sebelum Naura jatuh pingsan hingga tepat saat Arkan sampai di belakang Naura dan menompangnya.

"NAURA!!" pekik Keysha dan Raya, kini mereka menjadi pusat perhatian kelas 11.

Arkan segera menggendong Naura ala bridal style menuju UKS.

"Ck, nyusahin," decak Arkan sambil mendumel gak jelas.

Teman-teman Arkan maupun Naura melongo melihat itu. Arkan yang cuek, menggendong Naura? Hm, sulit dipercaya.

Arkan membawa Naura menuju UKS. Sesampainya ia di UKS, ada adik kelas yang menjadi salah satu anggota PMR sedang berjaga. Ia pun membantu Arkan untuk menangani Naura.

"Kaka nya demam, mungkin belum sarapan. Nanti kalau kaka nya udah siuman, suruh makan terus minum obat ya ka," ujar anggota PMR tersebut setelah memeriksa keadaan Naura seraya memberikan obat penurun demam kepada Arkan.

Arkan mengganguk, "Thanks," ujarnya.

Anggota PMR tersebut hanya menjawab dengan senyum, ia melangkah keluar membiarkan kaka kelasnya itu menunggu Naura siuman.

Selagi Naura belum sadar, ia beranjak berjalan menuju kantin untuk membelikan gadis itu nasi goreng serta air hangat.

Mata Naura mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk mengenai matanya. Bau obat-obatan menyeruak memasuki penciumannya. Ia melihat sekeliling, tak ada orang.

Tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Arkan yang membawa keresek berisikan nasi goreng untuk gadis itu.

'Cklek'

Naura menoleh.

"Makan dulu," kata Arkan sambil menyondorkan bubur tersebut.

"Gak mau," jawab Naura lemas.

WITH YOU WAKETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang