WITH YOU WAKETOS

10.

syudah vote kaka² tercintah?

***

"Gak selamanya kita bisa dekat terus, ada saatnya pasti kita berpisah dan itu sangat  sakit."
-unknow

***
Satu minggu sudah berlalu, kini Naura, Keysha, dan Raya sudah akrab dengan siapa lagi kalau bukan Arkan cs. Tera juga sudah masuk di SMA Galaxy dan bergabung dengan mereka.

Saat ini murid-murid sedang istirahat. Mereka semua berbondong-bondong menuju surga sekolah. Dimana lagi kalau bukan di kantin. Naura cs tampak sudah menikmati makanan mereka masing-masing di iringi candaan agar tidak canggung.

"HEYYOO!!"

Mereka yang sedang menikmati makanan dikejutan dengan suara membahana seorang Galen. Naura sampai tersedak seraya memukul bahu Keysha yang ada di samping nya. Dengan gesit Keysha langsung memberikan minum untuk Naura.

"Sopan kah begitu?" Raya bertanya sinis.

Galen cengegesan, "Ya maap."

"Untung kaga end gue, Len." Naura bernafas lega.

"Iya-iya maap! Btw jangan panggil 'Len' dong, kek gimana gitu jadinya," Galen cemberut sambil bergidik ngeri.

Naura mengusap tengkuknya yang tak gatal, "Maap, kebiasaan sih,"

Raya bersorak girang, "Bagus Nau, lanjutkan kebiasaanmu. Aseek,"

"Dih apaan," Galen melirik sinis Raya.

"Ada babi," Putra bersiul-siul.

"Oink oink oink," Galen menyahut.

Raya tersenyum puas, "Akhirnya lo sadar ya kalo lo mirip babi," ujarnya sambil tertawa ngakak. Dikuti oleh teman-temannya yang lain.

Galen melotot tak terima, "Enak aja gue disamain babi, ganteng kek Manurios gini,"

Pluk!

"Heh ngapain bawa-bawa suami gue?!" Keysha berkacak pinggang seraya melototkan matanya.

Sekarang ganti Devan yang melotot mendengar ucapan Keysha, tapi ia langsung mendatarkan wajahnya lagi.

"Awss, kalem Key. Lagian lo udah punya babang Depan, bangun woi bangun," ucap Galen sambil meringis.

"HAHAHAHAHHAHA mampus lo, rasain. Makanya lain kali jangan bawa-bawa jodoh gue," Raya ikutan halu.

"Apaan jodoh lo, itu tunangan gue kali!" ucap Tera kepada Keysha dan Raya. Dan terjadilah peperangan antar ketiga kaum hawa tersebut. Naura tidak memperdulikan, ia masih asyik dengan makanannya.

Para laki-laki hanya melongo melihat perdebatan tak berfaedah itu. Ternyata sama-sama stres, pikir mereka.

Makanan Naura sudah habis. Melihat teman-temannya yang masih berdebat, ia menarik napas panjang dan..