Selama 3 hari Gulf tidak sadarkan diri dan selama itu juga Mew menangis tanpa henti. Tay ataupun Ibu Gulf tidak bisa membuat Mew berhenti menangis. Mew terus-terusan aja menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang sudah terjadi.
Sementara itu Gulf yang masih terbaring di ruangan Intensive mulai menunjukkan tanda-tanda yang baik. Jari-jarinya bergerak dan matanya perlahan terbuka.
"Phi Mew..." ucap Gulf lirih.
Gulf berusaha untuk bangun dan menggerakkan tubuhnya. Ia merasakan sakit pada bagian tangan dan lehernya. Gulf meraba lehernya dan sebuah perban terpasang disana.
Terbesit di ingatan Gulf kejadian yang hampir saja merenggut nyawanya. Andai saja Mew terlambat datang, mungkin Gulf sekarang sudah berada di dalam Surga.
Dokter dan suster pun kemudian masuk dan mengecek keadaan Gulf yang tampaknya sudah membaik. Ketika dokter dan suster keluar, Mew langsung menghampiri doker tersebut.
"Dok bagaimana keadaan Gulf? Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Mew.
"Tuan gulf sudah siuman dan keadaan nya mulai membaik. Kita akan melakukan proses pemindahan ke ruang rawat" jelas Dokter sembari tersenyum.
Mew jatuh terduduk mendengar ucapan dokter. Ia menangis namun kali ini tangis bahagia bahwa Gulf nya selamat dan bisa melewati masa kritis.
"Bolehkah saya masuk dan melihat Gulf sekarang dok?" Tanya Mew lagi.
"Sebaiknya tunggu hingga Tuan Gulf selesai dipindahkan ke ruang perawatan agar seluruh keluarga bisa melihatnya" jawab Dokter.
Mew memeluk Ibu Gulf lalu memeluk Tay. Ia sangat senang sekarang, namun ia juga takut. Ia takut Gulf marah dan membenci dirinya karena bagaimanapun juga kejadian ini terjadi akibat perselisihan nya dengan Kao.
Gulf sudah selesai dipindahkan ke Ruang Perawatan. Ibu Gulf, Tay dan Mew masuk untuk menemui Gulf. Namun Mew sama sekali tidak berani menatap Gulf. Ia terus menunduk dibelakang Ibu Gulf.
"Phi...." panggil Gulf
Mew masih terus menunduk, tak berani menjawab Gulf.
"Phi Mew..." panggil Gulf lagi.
Ibu Gulf yang melihat keduanya langsung berkedip pada Tay untuk meninggalkan ruangan agar Gulf dan Mew dapat berbicara berdua. Kini tinggal lah Gulf dan Mew berdua. Air mata Mew mulai mengalir.
"Gulf..maafkan aku..ini semua salahku..aku sangat menyesal Gulf..maafkan aku.." ujar Mew
"Phi Mew.." Gulf mengulurkan tangannya ke arah Mew.
Mew masih terpaku dan terdiam ditempat.
"Phi Mew..ayolah..kalau tidak nanti Gulf ngambek" Gulf menatap Mew penuh harap.
Mew pun memberanikan diri mendekati Gulf namun belum sanggup menggenggam tangan Gulf yang terulur ke arahnya.
Chuuu......
Gulf menarik kemeja Mew dan mencium bibirnya. Hatinya terasa hangat, ya Gulf merindukan bibir ini. Gulf merindukan aroma ini, Gulf merindukan Mew.
Gulf melepaskan tautan bibirnya dan memandang wajah Mew. Ia meraih tangan Mew yang lebih besar dari tangannya lalu mencium tangan itu.
"Phi..tidak ada yang perlu dimaafkan. Kejadian ini sama sekali diluar dugaan kita semua. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Yang terpenting sekarang Kao sudah mendapat ganjaran atas perbuatan nya" ujar Gulf.
Mew membalas genggaman Gulf. Tangan nya mengelus pundak tangan Gulf yang terasa halus dan dingin. Ia menatap Gulf masih dengan tatapan sedih. Ia tak tega melihat Gulf yang sangat dicintainya terbaring menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Boy ( Tamat )
FanficMew adalah seorang CEO pada Suppasit Coorporation. Dikenal sebagai sosok tegas, berwibawa dan tak suka pada kecerobohan. Namun ia dihadapkan pada sekretaris barunya yang bernama Gulf Kannawut. Pria lugu berkacamata, sedikit ceroboh namun lucu. Apaka...