7 - Jalan Hidup Yang Berbeda

131 23 0
                                    

Diabaikannya notifikasi grup yang ramai sejak tadi karena kegiatannya menyiapkan makan siang untuk kedua buah hatinya lebih menyita perhatiannya. Setelah selesai dengan urusan makan siang, Fanny menyempatkan diri untuk melihat pesan-pesan yang masuk ke ponselnya sebentar.

Fara Sasing 06 sent a text message in Sasing 2006 Group.

Fara Sasing 06: Oya, Naras belum dimasukin ke grup ini ya @Silvi Sasing 06?

Fara Sasing 06: @Silvi Sasing 06 bisa masukin nomernya Naras ga? Soalnya kita 'kan mau bikin reunian sekelas. Biar enak announce-nya. Ga ribet nge-WA satu satu. Begitu di-share di sini semua orang langsung pada tau. Jadi rundingannya juga enak.

Silvi Sasing 06: Aku ga nyimpen nomernya, Fa, jadi ga bisa masukin.

Fara Sasing 06: sent contact number

Silvi Sasing 06: Gagal, Fa. Mungkin dia nyetting cuma nomer yang disimpen yang bisa masukin dia ke grup.

Fara Sasing 06: Oh, kalo gitu aku dijadiin admin juga deh, Vi, biar aku bisa masukin Naras ke grup.

Silvi Sasing 06 changed group setting.

Fara added Naras Sasing 06.

Fara Sasing 06: Welcome @Naras Sasing 06.

Naras Sasing 06: Makasih, Fa. Oh, ini grup Sasing ya?

Shanti Sasing 06: Iya, Ras. Baru masuk ya? Oh iya, kita mau bikin acara reuni. Kamu pasti ikut kan?

Naras Sasing 06: Oh iya? Kapan?

Fara Sasing 06: Abis lebaran tapi belum tau pastinya tanggal berapa soalnya @Abe Sasing 06 sama @Tahu Sasing 06 masih ga di Indonesia. Nunggu mereka balik dulu dapet libur.

Naras Sasing 06: Oh, gitu. Ya udah. Nanti kabarin di grup aja ya. Jangan lupa tag aku.

Fara Sasing 06: Insya Allah.

Shanti Sasing 06: Insya Allah.

Oh, cuma urusan Naras dimasukin ke grup Sasing 2006 toh? batin Fanny.

Fanny merasa hal itu tidak penting sehingga dia memanggil kedua anaknya untuk makan siang. Ghanim tentu sudah bisa makan sendiri di usianya yang keenam sementara Qibta yang baru berusia tiga tahun kadang masih disuapi meski sedikit demi sedikit Fanny mulai mengajarkan anak perempuannya itu untuk makan sendiri. Fanny juga selalu menyuruh kedua anaknya untuk makan di meja makan dan bukannya di ruang tengah, ruang depan, apalagi di atas kasur agar mereka terbiasa untuk disiplin sejak dini. Setelah menyendokkan seporsi nasi dan lauk-pauknya untuk Ghanim dan Qibta, Fanny duduk di samping Qibta untuk memakan jatah makannya sendiri sekaligus untuk mengawasi cara makan Qibta yang kadang masih amburadul. Setelah 30 menit kemudian, acara makan siang itu berlangsung dengan sukses. Kakak beradik Ghanim dan Qibta asyik bermain berdua sedangkan Fanny leha-leha di ruang tengah sambil mengecek ponselnya siapa tahu ada pemberitahuan transaksi pembelian baru dari toko daring oranye miliknya. Tiba-tiba saja ada pesan masuk di aplikasi perpesanan berwarna hijau miliknya.

Samira Sasing 06: Fan, danger alert!

Fanny langsung kaget saat membaca pesan itu. Hah? Memangnya ada apa dengan Samira? Kenapa dia mengirim tanda bahaya?

Ada apa , Mir?

Samira Sasing 06: Cek grup Sasing 2006 deh!

Emang ada apaan sih? Ga ada yang berbeda kok.

REUNI (The Story After Balada Mahasiswa: FRNDS) | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang