1.1

1K 102 17
                                    

Hari ini libur semester hampir aja selesai, San sama Wooyoung udah mau masuk semester dua sebentar lagi.

Liburan semester pertama ini, Wooyoung sempat liburan sekeluarga seminggu lebih ke kampung papanya di sulawesi sana bareng Yunho.

Katanya, sih, seneng. Wooyoung juga ketemu beberapa temen lamanya di kota sana dan juga temen kampusnya yang asalnya dari kota itu.

Kalau ditanya apa yang menyenangkan dari dunia perkuliahan? Wooyoung bakal jawab; gak ada. Eh, ada sih. Katanya dia bisa warnain rambut dan pake baju yang bebas.

DAN! Dia juga dapat apartement yang lebih deket di kampusnya, hadiah ulang tahun dari papa sama mamanya (katanya).

Yang lebih menyenangkan itu; UNITNYA ADEP ADEPAN DONG SAMA PUNYA SAN. Kan Wooyoung senang tiada tara.

Orang tua Wooyoung, sih, gak tau kalau unit punya San ternyata di situ juga. Agak nyesel katanya, soalnya nanti itu anak bucin berdua itu bakal ngapel mulu.

Ngomong-ngomong soal San, sekarang anak itu lagi gedek-gedeknya sama Jongho. Dia sekarang keluar dari apartementnya terus jalan ke unit Wooyoung.

Tok! Tok! Tok!

Ting Tong!

"SEBENTAR!"

Kalau ditanya alasannya kenapa San kesel sama adeknya itu, jawabannya--

cklek!

"ya--ASTAGA CHOI SAN! Itu kenapa rambutnya setengah poni doang yang diwarnain?!"

Ya, itu. Itu masalahnya. Jadi berhubung Yeosang udah kuliah, cowok itu jadi coba-coba warnain rambutnya jadi pirang. Nah, Jongho juga jadi pengen, kan, warnain rambutnya.

Tapi dikarenakan Jongho belum bisa warnain rambutnya dan dia keterlanjuran beli pewarna rambut, jadilah dia pengen banget tau gimana warnanya. Yasudah, jadilah San jadi bahan percobaan dan alhasil setengah poni San doang yang diwarnain.

Terjadilah pergelutan setelahnya.

"KAN! INI SEMUA KARENA JONGHO!"

"Ahahaha! Lucunya pacar aku!" Wooyoung ketawa gemes dan ngusak-ngusak rambutnya San sambil ngintilin cowok itu masuk.

"Dih!"

"Ah, kalo gitu, mah, kita switch aja, ya?"

bruk!

"Ngomong apa tadi?"

Wooyoung ngedip-ngedipin matanya waktu San narik dia dan mepetin dia ke tembok, tangannya San dua-duanya udah nempel di tembok, masing-masing di samping kepalanya Wooyoung.

"E-engga, maksudnya tuh mau makan sandwich. Kamu mau, nggak? A-aku pengen banget makan sandwich. Hehe," Wooyoung ketawa canggung dan gak berani buat natap San.

San naikkin alisnya sebelah, "aku denger jelas, loh, kamu ngomong apa. Kalo pun kita switch, gak cocok. Masa aku yang desah nanti--"

Plak!

"Lambemu tak tapok!"

San megangin bibirnya yang habis ditampar Wooyoung, "kamu udah nampar aku, loh."

"Oiya. Lagian kamu gak jelas!"

"Ya makanya, masa kamu mau kita switch terus nanti pas kita nikah aku yang ditusuk terus aku yang desah? Coba kamu bayangin aku desah kayak; 'aaahh jung wooyoung..', gitu.."

"Memang ana asu kau, Choi San! Sembarang saja ngoni pe mulut ta mo cincang cincang! Mati ngana, mati!" Wooyoung mukul-mukul bahunya San.
(tr: emang anak anj*ing lu, Choi San! Sembarangan banget mulut lo, pengen gue cincang!)

Kagak, mukulnya dengan cara laki bener. Bukan kek ciwi yang sok-sok malu mukul cowoknya.

"Adaw, iya-iya maap!"

"Kurangi lah baku bawa dengan Seo Changbin itu, so hilang kesucian otakmu baku bawa terus dengan dia. Pasti kamu orang nonton vokep, kan?!" Wooyoung nunjuk-nunjuk San.

San ngebuletin matanya, "enggak, ya! Mana ada! Kamu nih nuduh-nuduh aku nonton bokep!"

"Halah, pret! Aku tau Changbin, ya! Aku tuh temenan sama dia dari tk tau!"

Ah, iya. Fyi, Seo Changbin itu memang temen Wooyoung dari kecil. Tapi ya gitu, orang tua Changbin harus pindah-pindah karena pekerjaannya. Dan, karena Changbin udah kuliah dan seangkatan sama Wooyoung, cowok itu ngekos.

Ternyata, dia juga masuk di kampus dan jurusan yang sama kayak Wooyoung. Saking senengnya Wooyoung, dia kemana-mana jadi nempel sama Changbin waktu itu sampai dia lupa kalo San pacarnya dia:')

"Iya aku juga tau! Sampe aku juga dianggurin mulu, kan? Paham kok aku," San ngangguk-ngangguk sambil pasang muka dramatis.

Wooyoung ngegeplak kepalanya San agak kenceng, "sembarangan! Gue plintir bibir lo!"

"Kalo diplintir pake bibir kamu juga aku suka, kok."


















--------------------------------

*baku bawa : bahasa gaul yang biasanya digunain sama masyarakat sulawesi (biasanya kalangan orang muda dan dominan di sulawesi tengah). itu bisa diartiin kayak temen yang sering jalan sama kita, temen yang sering apa-apa aja sama kita. jadi kita bergaulnya kebanyakan sama temen atau orang itu.

HOLA! KEMBALI LAGI BERSAMA DIRIKU DI CHAPTER PERMULAAN DI SEQUEL BUKU INI!!

maaf mungkin ini belum atau mungkin gak berkesan, aku gak pro bikin fanfic:'

oh iya, aku mau kasih tau aja, kalau di fanfic ini aku bakal tunjukkin lebih banyak lagi dialog yang menggunakan bahasa sulawesi atau jawa, karena itu daerah asal aku:'

kalau nanti kalian gak mengerti sama translate atau sedikit pengertian yang aku kasih tentang bahasa-bahasa itu, kalian bisa tanya. daaaann, kalau aku salah ketik soal bahasa, boleh tolong dikoreksi yaa.

dan ya, terima kasih sudah mau baca fanfic tak berfaedah ini:'

terima kasih sudah mau baca!

Byeol, woosan with ateez.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang