PROLOG

6 1 0
                                    

Selamat datang di cerita saya. Sebelumnya saya mau memberitahukan, jika nantinya ada kalimat atau kata yang salah dalam setiap penulisan cerita saya ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jikalau ada kesamaan nama, tempat, latar, waktu ataupun lainnya. Mohon diharap maklum. Karena cerita ini hanyalah fiktif belaka.

Kisah ini hanyalah sebuah kisah romansa biasa. Dengan alur dan konflik yang sederhana.

Saya sangat berharap, kalian para pembaca suka dan betah  dengan cerita saya ini.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Jangan jadi pembaca gelap loh, ya ^_^

Selamat membaca prolog cerita ini semuanya.


* * *

"Tapi kenapa harus Adam?" tanya Shena pada Evan. Tatapannya begitu sendu. Sebentar lagi air matanya mungkin akan mengalir membasahi pipi mulusnya.

Sedangkan cowok yang ditanya itu hanya memberikan senyuman saja. Senyuman yang terlalu sulit untuk diartikan.

"Karena dia sahabat gue," Evan menjeda ucapannya.

Pandangan mereka bertemu cukup lama.

"Dan dia cinta sama Lo." tambah Evan penuh keyakinan.

Bukannya senang mendengar itu, air mata Shena malah mengalir deras, membanjiri wajah cantiknya. Kesedihan Shena tidak dapat terbendung lagi kali ini. Bahkan bahu gadis itu ikut bergetar karena berusaha menahan isakan dari tangisannya.

"Tapi gue cintanya sama Lo, Van." Ucap Shena dengan berani.

Sorot mata Shena menunjukkan kesungguhan gadis itu akan ucapannya. Sedangkan Evan hanya diam saja. Cowok itu hanya tersenyum.

Senyuman yang biasanya begitu menenangkan untuk Shena. Namun kali ini begitu menyiksa.

Sampai akhirnya Evan bersuara.

"Gue tau Shena." Evan menjeda ucapannya.

"Tapi gue nggak punya hati untuk gue kasih ke Lo," tatapan mata Evan dan Shena langsung bertemu. Air mata Shena bahkan kembali menetes.

"Maksudnya?" lirih Shena menahan isakan tangisnya.

Evan tidak menjawab. Cowok itu hanya diam saja, dengan senyuman yang terukir jelas di wajah tampannya itu. Namun senyuman itu, adalah senyuman yang begitu sulit untuk diartikan maknanya.

* * *

Cinta  yang datang akan selalu membawa kebahagian. Namun bagaimana jika cinta datang hanya memberi luka?.

Cinta yang seharusnya menambah warna, sehingga hidup lebih cerah. Namun bagaimana dengan cinta yang hanya memberikan warna gelap pada akhirnya.

Cinta yang seharusnya dapat menyempurnakan. Mengapa hanya memberikan harapan?.

* * *

"Kenapa Lo nyakitin Shena?" Adam menatap tajam Evan. Cukup kesal dengan sikap cowok itu tadi.

"Hari ini banyak banget yang nanya kenapa sama gue. Berasa artis jadinya,"  bahkan di saat seperti ini saja Evan masih bisa bercanda.

"Gue serius, Van." Tatapan Adam tidak berubah sama sekali.

Melihat itu, Evan bergerak membenarkan posisi duduknya. Evan menatap Adan juga. Kali ini cukup serius.

"Bukannya Lo cinta sama Shena?"

"Meskipun Shena bilang ke gue dia nggak cinta sama Lo, tapi gue tahu Shena selalu nyaman saat berada di samping Lo."

"Tapi nyaman bukan berarti cinta, Van. Gue nggak bisa memaksa Shena," ujar Adam.

Evan tersenyum hangat.

"Lo nggak perlu memaksa. Biar waktu yang membuat dia cinta sama Lo."

"Nggak ada yang bahagia dengan ini Van. Gue tahu Lo juga cinta sama Shena. Tapi kenapa? Kenapa Van, Lo buat Shena jadi begitu?" Adam tidak habis pikir dengan apa yang Evan lakukan.

"Gue emang cinta sama Shena, tapi Gue mau Lo bahagia, Dam. Dan Shena juga harus bahagia," jawab Evan tenang.

Adam tertegun mendengar jawaban Evan barusan. Tidak biasanya Evan bicara seperti ini.

"Terus Lo? Apa Lo bahagia?" tanya Adam balik.

"Gue bahagia," wajah Evan masih tenang.

"Anggap aja ini simbiosis mutualisme. Gue melepas Shena supaya Lo bisa bahagian dia. Dan Lo juga mendapatkan orang yang Lo cinta."

"Kenapa bukan Lo sendiri aja yang buat Shena bahagia?" Sahut Adam lagi. "Bukannya Lo punya cintanya Shena?"

"Gue emang punya cinta dia Dam. Tapi gue nggak punya waktu untuk dia."

Adam langsung terdiam mendengar ucapan Evan. Cowok itu berusaha mencerna kalimat yang baru saja Evan utarakan.

Namun ketika Adam masih larut dalam pikirannya sendiri, Evan sudah bangkit dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan Adam.



Cerita ini dimulai pada bab selanjutnya. Langsung aja di slide ke atas Guys 😊.

Simbiosis Mutualisme (Esok ada atau tidak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang