Derjovzier Khlenzio berjalan mondar-mandir sambil menggendong putra kecilnya, Zavelios Khlenzio yang tengah menangis. Derjov mencoba untuk menidurkannya seperti seorang Ayah yang baik namun ternyata sangat sulit. Satu jam? Dua jam? Entah sudah berapa lama waktu dia habiskan hanya untuk melihat bayi mungil itu menutup matanya damai.
"Maaf Tuan, saya mohon dengan segala hormat, biar saya saja yang menidurkan Tuan muda Zavel," ucap baby sitter pada Derjov untuk yang ke lima kalinya ─mungkin. Dia berusaha membujuk Papa muda itu agar menyerahkan putranya dan beristirahat saja, namun Derjov tetap bersikeras ingin menidurkan putranya sendiri. Seakan tak merasa lelah sama sekali.
Padahal si CEO tampan itu baru pulang kerja dan belum menelan nasi sebutir pun. Bahkan dia masih mengenakan kemejanya, namun saat seharusnya dia bisa beristirahat, putra kesayangannya menangis, tidak bisa tidur padahal hari sudah larut. Meski begitu, Derjov masih punya banyak tenaga hanya untuk putranya.
Pria itu masih bisa menyunggingkan senyuman, menolak tawaran baby sitter-nya dengan lembut. "Tidak apa-apa, biar saya saja Hana."
"Ini sudah tugas saya, kalau Nyonya tahu saya bisa dimarahi lagi Tuan. Anda baru pulang dari kantor pasti kelelahan."
Derjov menatap putranya yang masih menangis. Pria itu sangat kewalahan sekarang, namun tetap saja dia keras kepala. "No, saya mau menunggu sampai Mamanya Zavel pulang dulu. Kau boleh pergi, buatkan aku kopi. Lagipula Zavel tidak akan bisa tidur denganmu, dia harus tidur dengan Mamanya atau denganku."
Hana sudah menyerah untuk membujuk Tuannya. Akhirnya dia pun mengangguk patuh, membiarkan Derjov melakukan apa yang dia mau. Kemudian segera pergi ke dapur untuk membuatkan kopi yang Tuannya itu pinta.
"Zavel... tidur ya sayang, Papa ada di sini," ucap Derjov penuh kasih sayang sambil membenarkan penutup kepala putranya yang belum genap berusia enam bulan itu.
Kemudian tiba-tiba, pintu Mansionnya terbuka. Derjov yang ada di ruang tamu langsung mengalihkan atensinya, sudah bisa menebak siapa yang datang malam-malam begini. Dan memang manusia itu yang dia tunggu.
Ke mana saja kau?!
Seorang wanita cantik masuk ke dalam Mansion tanpa beban, tanpa merasa bersalah. Rambutnya hitam panjang, netra kelamnya sama sekali tak menghiraukan seorang pria yang tengah berjuang menidurkan putranya di tengah ruangan. Sementara dirinya sendiri masih sibuk mengobrol dengan seorang di seberang teleponnya sambil menenteng beberapa kantung belanja.
"Iya sayang? Thanks─"
Derjov merebut ponsel wanita yang berstatus istrinya itu. Panggilan sayang itu bukan untuknya, tapi untuk seseorang di seberang telepon istrinya. Tanpa perlu bertanya, Derjov tahu dengan siapa istrinya mengobrol, dan bukan hal baru baginya jika mengetahui istrinya mungkin sedang berselingkuh,
karena dirinya sendiri yang mengizinkan.
"Derjov? Kembalikan ponselku!" bentaknya kesal. "Hmph!"
Tanpa basa-basi Derjov dengan sangat tidak sopan mencium bibir istrinya. Melumatnya sangat kasar seakan dia sedang mengobati semua rasa lelahnya, melampiaskan semua amarahnya. Membuat wanita itu membulatkan matanya, meski sudah hafal dengan kebiasaan pria itu. Dia tetap saja terkejut dan tersipu malu.
Sayangnya ciuman itu hanya berlangsung sebentar. Tidak sampai membuat Kirei susah payah menahan desahan kecilnya yang selalu lolos.
"Anakmu ini ingin tidur. Jangan berisik Rei," ucap Derjov lantas menutup panggilan di ponsel istrinya. Entah apa saja yang sudah didengar oleh orang di seberang telepon Bianca Kirei.
Wanita itu merengut menatap suaminya, "Kembalikan ponselku Derjovzier!"
Bukannya menurut, Derjov malah membuka ponsel Kirei, ingin melihat dengan pasti rupa selingkuhan istrinya. "Oh Zeon Guelzio member B-Seven-S?" ucapnya lantang membaca nama kontak panggilan terakhir yang tertera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me? .end
RomantikRevisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat selama sisa hidupnya dengan wanita yang dipilihkan semesta. Apapun yang terjadi ia tidak akan pernah mampu dihadapkan pada perpisahan meski...